3

8.7K 601 151
                                    


Terus bertemu tatap dengan Kenanga, Asoka yang tadinya merasa bingung kini mendadak tau dan mau menerima permintaan tante Kenanga.

Sepertinya sebuah ide telah muncul dikepala Asoka, meski ide yang bagus atau sebaliknya biar hanya otaknya yang tau.

Meski masih sedikit bingung dengan kerjaannya juga, ya walaupun kerjaannya boleh dibilang santai karna kerja hanya untuk iseng saja, tapi kudu dipikirin juga.

Asoka mendadak tersenyum manis pada Kenanga. Sementara Kenanga menatapnya aneh, karna sedari tadi raut wajah Asoka nampak bingung tapi kini malah terlihat berbinar ceria.

"Tante, ok..aku mau bantu dikebun bunga tante, tapi aku juga harus kerja tante, jadi soal waktu aku yang tentuin kapan bisanya" jawab Asoka.

Seolah ada niat lain dengan jawabannya dan menerima apa yang tante Kenanga mau.

"Baik, tante tidak masalah dengan itu" ucap tante Kenanga.

"Satu lagi tante, aku mau ditemani Kenanga saat dikebun nanti, kan dia yang tau banyak tentang bunga" pinta Asoka.

Menatap Kenanga dengan menaik turunkan alisnya ntah apa maksudnya, yang jelas aneh dimata Kenanga.

Kenanga yang mendengar itu langsung menatap tajam Asoka, tak mengerti apa maksud Asoka meminta ditemaninya.

"Ok, itu juga tidak masalah" lagi jawab tante Kenanga begitu menurut.

"Tapi tante, aku kan harus jaga kios bunga ini" protes Kenanga.

Karna tantenya selalu tak masalah dengan usulan Asoka.

"Kenanga, soal kios kamu tidak usah khawatir, nanti tante suruh yang lain buat jagain" ucap sitante.

Membuat Kenanga mendengus sebal karnanya, lebih tepatnya sebal pada gadis didepannya, yang sedari tadi seolah tak merasa bersalah dengan semua kelakuannya.

Lagi, Kenanga menatap tajam pada Asoka, sebagai tanda dirinya begitu sebal dan kesal padanya.

Namum Asoka tak peduli itu, karna Asoka malah terus menatap Kenanga dengan tersenyum manis.

"Ya sudah, kalian berdua beresin ini, tante mau pergi ada urusan, dan kamu besok jangan lupa dateng, awas kalau tidak!" ucap tante Kenanga.

Dengan menunjuk Asoka, lalu setelahnya pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.

"Kamu ngeselin" ucap Kenanga tiba-tiba pada Asoka.

Dengan wajah yang sebegitu juteknya.

"Kok jutek mulu si?" malah tanya Asoka.

Karna sedari tadi memang lebih banyak melihat Kenanga dengan wajah juteknya.

"Bodo amat" jawab Kenanga.

"Gemes amat" ucap Asoka.

"Apa?" tanya Kenanga.

Masih dengan tatapan sebalnya pada Asoka.

"Ini bunga gemesin amat" jawab Asoka ngasal sambil cenggar cenggir gak jelas.

"Dihhh dasar aneh" jawab Kenanga.

Seolah tak peduli pada Asoka, yang dibuat menggelengkan kepalanya akan tingkah gadis didepannya.

"Kece gini masa aneh" ucap Asoka terlalu pede.

"Dihh" hanya itu yang terdengar dari Kenanga.

Menatap malas pada Asoka, lalu mulai membereskan bunga-bunga yang dirusak Asoka.

Asoka terus tersenyum menatap gemas pada Kenanga yang terlihat semakin kesal, meski dihati Asoka juga merasa cukup aneh, karna baru kali ini merasa gemas pada seorang gadis dewasa.

Lalu Asoka mulai membantu membereskan bunga-bunga yang berjatuhan, dengan sesekali menatap tersenyum pada Kenanga yang acuh.

Karna Kenanga kini nampak diam, seolah begitu fokus membereskan bunganya.

Asoka terus membantu dengan masih sesekali melirik pada gadis disampingnya, yang sebenarnya Asoka tau kalau Kenanga pasti sebal padanya, tapi Asoka sengaja tak pedulikan itu.

Kenanga terus diam, sampai pada dirasa bunga mawar yang sudah berguguran karna dirusak Asoka tadi, kini dirasa terus menghujaninya.

Dengan sedikit kaget matanya menatap keatas, yang langsung mendapati kedua tangan Asoka yang sedang menghujaninya dengan bunga mawar.

Asoka dengan sengajanya melakukan itu, dengan sengaja menjaili Kenanga, Asoka semakin ingin tau seberapa sebal Kenanga padanya, atau karna Asoka berharap Kenanga memperhatikannya juga bukan mendiamkannya.

"Iseng banget sih, mau bantuin apa nambah berantakin si?!" ucap Kenanga jutek.

"Soalnya dilihat dari tadi kayaknya ada yang lagi sebel banget" jawab Asoka tersenyum.

"Ya situ nyebelin" jawab Kenanga jutek.

"Baru kenal itu yang ramah, kalau semakin kenal harus makin ramah" ucap Asoka dengan senyum jailnya.

Yang dijawab dengan tatapan tajam oleh kenanga, dan Asoka terus tersenyum manis padanya.

Saat keduanya sudah hampir selesai membereskan bunga yang berantakan, tiba-tiba ponsel Asoka berbunyi tanda pesan masuk, yang membuat Asoka mau tak mau harus segera pergi.

"Kenanga, aku harus pergi nih, minta nomor ponsel kamu ya biar gak bingung besok" ucap Asoka.

Tanpa menjawab Kenanga mengambil ponselnya, lalu menyerahkan pada Asoka, sepertinya Kenanga masih terlihat sangat sebal pada orang didepannya.

Asoka hanya menggelengkan kepalanya dengan tersenyum melihat tingkah Kenanga, gadis yang menurutnya memberi kesan yang sangat menarik diawal perjumpaan.

Saat Asoka sedang menyimpan nomor ponsel Kenanga diponselnya, saat itu juga seseorang datang dengan wajah berbinarnya menatap pada Kenanga.

"Sayang?" Panggil seseorang itu.

Seorang lelaki yang cukup tampan, yang jika dilihat memang sangat cocok bersanding dengan Kenanga.

Kenanga dan Asoka menoleh bersamaan pada lelaki tersebut, Kenanga menoleh dengan tersenyum yang begitu manis, seolah menunjukan dirinya sangat bahagia karna lelaki itu mendatanginya.

Sedang Asoka menatap dengan tatapan yang tak seharusnya, tatap yang aneh bila dijabarkan, tatap yang mungkin terlalu cepat jika diartikan.

"Krisan" sebut Kenanga tersenyum begitu indah pada laki-laki itu.

Tanpa peduli orang didepannya, laki-laki yang dipanggil Krisan langsung saja mengecup lembut pipi Kenanga, yang langsung membuat pipi Kenanga tampak merah merona malu-malu.

Seolah dunia hanya milik berdua, seolah Asoka hanya ngontrak atau bahkan menumpang, Kenanga dan Krisan saling pandang bak sedang jatuh cinta.

Yang lagi, membuat Asoka menatapnya dengan perasaan yang tak sewajarnya.

"Ehemm, ini ponselmu, aku duluan, sampai besok" ucap Asoka datar.

Langsung menggembalikan ponsel pada Kenanga, menatap mata Kenanga dengan datar ntah karna apa.

Membuat Krisan juga Kenanga seketika tersadar bahwa ada orang lain didekatnya.

Kenanga ntah mengapa semakin salah tingkah kala sadar masih ada Asoka, dengan gugup Kenanga menerima ponselnya tanpa mampu berucap apapun. Menatap Asoka yang dirasa Kenanga menjadi begitu datar dan dingin lain dari tadi.

Setelahnya Asoka langsung melangkah pergi, tanpa menoleh sedikitpun lagi pada Kenanga, membuat Kenanga bertanya-tanya karna sikap Asoka yang dirasanya sangat berbeda, bahkan tatap matanya dirasa begitu dingin, tak ada senyum setipispun seperti yang sedari awal terus menghiasi bibirnya.

Kenanga menjadi sedikit bingung, kala menyadari begitu detailnya memahami perubahan sikap Asoka, padahal bertemupun baru saja, rasa sebal dan kesalnya seolah ntah pergi kemana, saat yang dirasa dirinya sendiri tak bisa memahami tak bisa mendekteksi, tapi seolah bisa merasai............

TBC



Cinta Setaman (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang