Setelah keduanya bergantian mandi kini keduanya sudah duduk bersiap untuk makan malam.
Acara mandi bersama yang dipancing keduanya tak terkabul, karna meski ucapan keduanya niatnya hanya becanda, tapi jika benar terjadi tentu akan merubah segalanya, meski dalam hati keduanya ada rasa ingin-ingin tak jelas.
Kini keduanya sudah berhadapan di meja makan, tampak Kenanga yang mendadak merasa gugup, karna seperti biasa Asoka terus menatapnya disaat dirinya sedang mengambil makanan.
Asoka tiba-tiba menyodorkan piringnya pada Kenanga, bibir Asoka tersenyum seolah hubungan mereka sangat baik dan akrab, Kenanga menatap piring itu lalu menatap Asoka yang masih menunjukan senyumnya.
Hingga ntah dengan terpaksa atau suka rela Kenanga mengambil makanan menaruhnya dipiring Asoka, tak hanya nasi bahkan lauknya juga Kenanga mengambilkan, meski wajah datarnya yang dirinya tunjukan, tapi nyatanya dirinya melakukan apa yang memang Asoka harapkan.
"Terima kasih ya, udah cocok ternyata" ucap Asoka.
"Apa cocok?" tanya Kenanga tak mengerti.
"Ya cocok, udah pinter ngambilin makanan pasangannya" jawab Asoka sedikit tertawa.
"Pasangannya?" lagi tanya Kenanga heran.
"Aa..maksudnya itu...udah pinter kalau jadi pendamping hidup" jawab Asoka mendadak sedikit gugup.
Tentu saja karna ucapanya sendiri yang baru disadari, yang juga membuat Kenanga mempertanyakan hal itu, karna kata pasangannya yang Asoka seperti memang mengharap kalau itu benar untuknya bukan sekedar perumpamaan belaka.
"Dasar aneh" ucap Kenanga yang melihat gerak gerik gugup Asoka.
"Apanya?" tanya Asoka memang tak mengerti.
"Orang didepanku" jawab Kenanga datar.
Lalu kembali menyendok makanannya, sementara Asoka masih berusaha meredakan gugupnya karna ucapannya sendiri yang bisa membuat Kenanga berfikir lebih.
Keduanya terus menghabiskan makanan dipiring masing-masing dengan diam, tak ada lagi obrolan terdengar, Asoka nampak begitu menikmati makanan dipiringnya karna Kenanga yang sudah mengambilkan untuknya, hatinya dirasa berbunga meski gugup juga masih melanda.
Setelah keduanya selesai dengan makan malam yang meski tak romantis, tapi cukup terkesan manis bagi Asoka karna bisa makan berdua dengan Kenanga saja.
Tapi ntah bagi Kenanga, yang sedari tadi raut dan sikapnya menunjukan biasa saja, meski dalamnya hati siapa yang tau.
"Kekebun yuk?" ajak Asoka pada Kenanga.
"Ngapain?" tanya Kenanga.
"Udah ayuk" jawab Asoka menarik tangan Kenanga.
Membawa Kenanga kekebun bunga yang meski malam tapi cukup terang, tentu saja karna diterangi beberapa lampu.
"Ngapain si kesini?" lagi tanya Kenanga yang heran.
"Melihat bunga dimalam hari, inikan hari terakhir aku bantu ngarawat bunga-bunga ini, jadi temenin aku sebentar disini" jawab Asoka.
"Lebay amat si, lupa sama ucapan tante Duri tadi hmm?" ucap Kenanga.
"Tetep aja beda kalau aku kesini cuma main doang" jawab Asoka.
"Ya bantuin kapan aja mau, gampangkan?" lagi ucap Kenanga.
"Emang boleh?" tanya Asoka mengharap.
"Tante Duri gak akan keberatan" jawab Kenanga.
"Kalau kamu?" lagi tanya Asoka lebih mengharap.
"Terserah deh" jawab Kenanga datar.
"Gak akan kangen nanti?" tanya Asoka menatap sedikit dalam pada Kenanga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setaman (GxG)
Romance18+ Sekalipun tak kutanam, tapi cintamu tumbuh dan mekar dengan indah ditaman hatiku.