28

6.5K 483 185
                                    


Tak ada yang mengira akan kejadian yang sedang dialami masing-masing, bertemu disuatu tempat yang tak dijanjikan tapi begitu tepat sasaran.

Karna meski tak menyangka hari ini, tapi dalam fikiran Kenanga sudah terbesit jika cepat atau lambat, hal ini memang harus diketahui mereka yang bersangkutan.

Krisan dengan emosi yang kian memenuhi rongga hati, Camelia dengan rasa sedih tak terbayang, Asoka dengan kekhawatirannya yang tak enak, sedang Kenanga dengan santainya seolah saat ini baginya adalah saat yang sangat tepat bagi mereka semua.

"Apa aku tak lebih layak bersanding denganmu dibanding dia?" tanya Krisan.

Menatap nanar pada Kenanga, lalu menunjuk pada Asoka dengan tajamnya.

"Sudahlah Kris, ini bukan karna alasan itu atau apapun yang ada difikiranmu, ini karna hatiku, dan hatiku telah dicurinya" jawab Kenanga melirik Asoka.

Membuat Asoka sedikit tersenyum mendengar jawaban Kenanga, meski rasa tegang masih jelas terasa tapi pengakuan Kenanga membuat hatinya lebih lega.

Meski jawaban Kenanga sudah sangat jelas, tapi Krisan bagai tak bisa terima dengan jawaban Kenanga, karna baginya itu sangat memalukan dicampakan karna seorang gadis yang lebih dipilihnya.

"Kau yang datang hanya untuk merusak rencana baikku dengan Kenanga, kau menjadikannya berantakan sekarang" tuduh tajam Krisan pada Asoka.

Menatap tak terima dengan amarah yang terus bergemuruh didadanya.

"Soal hati tak bisa dipaksa Kris, selama atau sebanyak apapun kau berusaha, tapi hati yang paling tau pasangan sejatinya, dan hati Kenanga hanya hatikulah pasangannya" balas Asoka pada Krisan.

Menatap tak gentar pada Krisan walau ada rasa tak enak juga, meski selama ini Asoka terkesan diam dan seolah pasrah, tapi  dalamnya hati terus melaju rasanya.

Ucapan Asoka yang hanya membuat Krisan semakin panas mendengarnya, merasa selama ini terhianati atau bahkan dipermalukan.

"Harusnya kau tak pernah berada disini, diantara aku dan Kenanga, kau memang pengganggu hubungan orang" lagi ucap tajam Krisan.

Rasa tak terimanya sudah tak tertahan lagi untuk dimuntahkan, amarahnya yang sudah diujungpun harus sebisa dibendung, karna meski ingin sekali tapi Krisan tak mau melakukannya pada Asoka.

Hingga kepalan tangan yang terlihat ganas itu, Krisan layangkan pada pot bunga kecil, yang langsung membuat pot bunga itu pecah dan jatuh berantakan, yang tentu saja membuat tangan Krisan sedikit nampak berdarah.

Semua mata menatap kaget pada apa yang terjadi, terlebih Asoka karna pot bunga itu berada didekatnya, yang kini nampak berserakan dilantai.

"Ini ada apa? Kenapa rusuh gini?" tanya tante Duri.

yang baru datang bersama tante Viola, menatap penuh tanya pada semuanya, karna tadi sempat mendengar suara pot bunga yang jatuh korban tangan Krisan.

"Kok kalian bisa ngumpul disini?" giliran tante Viola yang bertanya.

Karna sedari tadi seolah tak ada yang berniat menjawab pertanyaan tante Duri, bahkan pertanyaan tante Viola juga mereka seolah abaikan.

Ntah apa yang sedang ada difikiran mereka masing-masing saat ini, tapi yang jelas ada hati yang terluka, ada hati yang tak  terima bahkan bimbang tentunya, seperti tatap mata yang seolah mewakili rasanya.

Tante Duri juga Viola saling lirik karna tak juga mendapat jawaban dari mereka, walau sebenernya keduanya sudah tau tapi hanya ingin lebih memastikan saja, keduanya yang tak sengaja lewat tapi melihat, hingga berhenti saat merasa seperti ada yang tak beres.

"Kenanga, gak mau jelasin sama tante?" tanya tante Duri pada Kenanga.

"Semuanya udah jelas tan" jawab Kenanga seadanya.

"Camel, kamu kok disini juga?" tante Viola yang bertanya pada Camelia.

Yang sedari tadi cukup kaget melihat tante Viola datang.

"Kebetulan tan, ini aku mau pergi" balas Camelia tak jujur.

Lalu langsung melangkah untuk pergi meninggalkan suasanya yang makin membuat kepalanya tak karuan itu, Kenanga menatap sedikit sinis pada Camelia karna jawabannya, karna Kenanga tau Camelia sengaja mengikuti Asoka.

"Camel, tunggu dulu jangan main kabur gitu aja dong" cegah tante Viola.

Yang kembali membuat niat Camelia untuk pergi gagal lagi karnanya.

"Kris, tangan kamu terluka sebaiknya kamu pulang untuk mengobati" pinta tante Duri pada Krisan.

"Dia sudah merusak hubunganku dengan Kenanga tan" ucap Krisan.

Menunjuk Asoka tajam dengan tuduhannya, amarahnya sedikitpun belum berkurang nampaknya, seolah Krisan tak peduli sedikit luka ditangannya karna yang jelas sangat terasa adalah sakit dihatinya.

Membuat beberapa pasang mata langsung menatap pada Asoka, kecuali Kenanga yang justru menatap Krisan sedikit tajam.

"Aku tidak merusaknya, karna aku tak pernah berusaha merebut Kenanga darimu, meskipun aku sangat ingin hidup dengannya tapi aku sadar kemarin dia masih milikmu, tapi tidak untuk saat ini, karna mulai saat ini dan seterusnya Kenanga hanya akan bersamaku, jadi kau harus terima" balas Asoka.

Dengan begitu percaya dirinya, sesekali menatap Kenanga penuh cinta, merasa jika saat inilah yang paling tepat memberi tau didepan semuanya tentang yang ada dihatinya, meski itu harus melukai dua hati yang bagai tercampakan.

"Kau masih membela diri haa?" tanya Krisan pada Asoka.

Seolah menantang Krisan melangkah tepat didepan Asoka, yang membuat keduanya berhadapan bak siap beradu lawan.

"Udah Kris, jangan memaksakan apapun dan jangan menyalahkan siapapun, yang namanya hati itu tak bisa kamu lawan, jadi sebaiknya kamu pulang saja" ucap tante Duri.

Sedikit menarik Krisan, agar tak sampai adu pukul dengan Asoka, karna bagaimanapun tak pantas jika terjadi hal seperti itu.

"Tapi tante, aku gak bisa terima diginiin, aku...." bantah Krisan  terhenti.

"Stop Kris, kalau kamu gak mau pergi, biar aku saja" oleh ucapan Kenanga.

Yang langsung menarik tangan Asoka untuk pergi bersamanya, seolah tak peduli lagi pada keadaan yang bisa dibilang dirinyalah penyebab utamanya.

"Gak Kenanga, aku ga terima dicampakan gini" balas Krisan.

Melangkah cepat menghalangi Kenanga juga Asoka, tante Duri juga tante Viola saling tatap dengan menghembus nafas jengahnya, melihat keadaan yang tak kunjung jadi reda karna pertengkaran cinta itu.

"Kamu gak usah berlebihan Kris, kamu bisa menikah dengan dia, agar kalian tak terus-terusan galau karna hal ini" ucap Kenanga dengan entengnya.

Yang membuat semua mata menatap pada Camelia yang ditunjuk Kenanga, semua merasa tak percaya dengan ucapan Kenanga yang dianggapnya ngawur itu, tante Duri menggelengkan kepalanya mendengar ucapan keponakannya yang tak tertebak itu.

Krisan tak habis fikir dengan ucapan Kenanga yang seenaknya itu, begitupun Camelia yang  menatap mereka malu meski dalam hati sangat sebal, tak tau maksud ucapan Kenanga yang asal itu.

"Kenanga, aku sedang tak bercanda" balas Krisan.

"Ucapanku serius Kris, kalian terlihat cocok" balas Kenanga.

Yang lagi-lagi membuat mereka menatap heran, Krisan bahkan tampak semakin menahan amarah karnanya.

"Kenanga, kamu harus nikah sama aku atau...." ucap Krisan dijeda menarik tangan Kenanga.

Terdengar memaksa juga bagai mengancam, ntah atau seperti apakah yang dimaksud Krisan, yang membuat Asoka jelas tak terima mendengarnya.

"Jangan sentuh Kenanga!" ucap Asoka tajam.

Asoka mencekram tangan Krisan kuat lalu menariknya, melepaskannya dari tangan Kenanga, tatap Asoka yang sedari tadi seolah biasa kini menatap Krisan tajam, lebih tajam dari tatap tak suka Krisan pada dirinya, mungkin memang begitulah seharusnya, antara dua orang yang bagai memperebutkan............

TBC

Cinta Setaman (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang