Kenanga.Jujurku tak bisa lagi jalani hari setenang kala dulu, sejak kejadian yang ntah disengaja atau sama khilafnya.
Bukan ku tak bisa rasakan perasaannya, bukan ku tak fahami kegalauan hatinya, aku hanya berharap lebih tau seberapa ingin dirinya padaku.
Bukan ku tak berdaya melepasakan yang sedang bersamaku, aku hanya butuh lebih diyakinkan untuk melangkah pasti kedepan.
Meski disetiap pilihan pasti akan ada yang kesakitan, tapi jika hati sudah memutuskan siapa yang bisa melawan.
Asoka, bukan kutak lagi ingat saat kau beri nikmat juga hangat, bahkan sering kali waktu begitu saja kadang membayang difikiranku, aku hanya ingin kau lebih meyakinkanku tentang tujuanmu, sekedar singgah lalu pergi atau ingin menetap sampai menua bersama nanti?.
Asoka, kau mungkin berfikir aku kejam atau bahkan lebih, setelah yang kita lakukan malam itu, tapi terserahmu aku tak melarang apapun prasangkamu, meski yang kurasa lebih dari yang kau damba.
Asoka, jika aku tak ada rasa apapun harusnya kau fahami, tak mungkin aku mau begitu saja menikmati malam terlarang yang menggetarkan hati.
Jika itu bukan kamu, tak akan membuatku seliar itu, kau belum memahami siapa dalamnya aku karna yang kau tau hanya yang kau tatap juga dengar.
Mungkin caraku tak kau benarkan, bahkan mungkin aku nampak keterlaluan, tapi jika kau mau lebih mengenalku pastilah kau akan faham perlahan.
Datangmu memang terlambat, tapi ketahuilah hatiku sudah tertambat, bukan karna kau telah memberi nikmat, tapi karna kurasakan kaulah yang mampu membuat hati juga jiwaku menghangat.
Asoka, aku tak pernah menjaga jarak denganmu apalagi mencoba menjauh, mungkin kau merasa aku sedikit angkuh, tapi percayalah kudambakan kau selalu untuk dapat kurengkuh.
Meski belum bisaku berkata lebih jujur, tapi derasnya alir cinta benar sudah terlanjur tak bisa kuatur.
Asoka, kadang kuterfikir bagaimana tuk bisa bersanding tanpa akhir.
Jika benar kau yakin dengan perasaanmu, harusnya kau tak selemah itu tak semenerima itu hanya dengan kata terlambat dariku.
Aku tak kemana bahkan aku bisa dengan mudah kau temukan, jika benar kaupun begitu mendambakan malam itu tuk terus terulang, setidaknya beriku rasa yakin seyakin-yakinnya untuk seterusnya berdua menua bersama dan bercinta.
***********
Beberapa hari berlalu, dari kejadian Asoka yang menyebut nama Kenanga begitu saja, padahal Camelia yang mengajaknya pulang.
Asoka yang hingga kini tak menjawab pertanyaan Camelia dengan benar, karna hanya senyuman yang diberikannya, membuat Camelia geram sendiri karnanya.
Meski Camelia merasa ada yang tak biasa pada Asoka juga Kenanga, tapi tak mau begitu saja meyakininya sendiri tanpa bukti yang benar-benar jelas terpercaya.
Membuat rasa penasarannya semakin mengganggu fikirannya saja, tapi tak tau harus bagaimana dapatkan jawabnya.
Seperti sore ini, yang lagi-lagi Asoka jelas coba menghindar dari Camelia, bukan karna tak mau Camelia menayakan hal yang sama, tapi karna Asoka sudah punya tujuan dan itu bukanlah langsung pulang.
Camelia hanya bisa menatap dengan sebal, Asoka yang begitu saja pergi tanpa menawarinya pulang bersama, atau lebih tepatnya sedikit merasa miris dengan sikap Asoka yang dirasa tak sedekat dulu.
Ntah Asoka merasa atau tidak jika Camelia merindukan masa-masa yang dulu, dimana keduanya begitu sering pergi dan pulang atau bahkan jalan bersama, mungkin Asoka menganggap semuanya biasa saja wajar adanya, tapi tak begitu dengan Camelia yang sudah terlanjur beda.
Asoka melajukan motornya dengan pasti, tak ada yang ingin ditujunya selain yang siang malam menawan fikirannya, tak peduli sedang dengan siapa dirinya disana kini.
Sampai sudah kini motor Asoka tepat terhenti, ditempat yang beberapa waktu lalu sering disinggahi itu.
Meski dalam hatinya ada sedikit ragu yang mengganjal, tapi langkahnya terlihat begitu pasti, menuju seorang gadis yang tampak sedang merapikan beberapa bunga.
Asoka langsung begitu saja membantu tanpa bicara apapun, membuat gadis itu menoleh sedikit heran, tersenyum Asoka meski nampak dipaksakan, bukan karna tak suka memberi senyum pada gadis didepannya, tapi karna hatinya kini sudah mulai tak tenang.
Dalam diam keduanya terus memasukan beberapa bunga yang ada diluar, hanya saling lirik mungkin hanya dalamnya hati yang saling membisik.
"Kenanga, aku mau bicara boleh?" tanya Asoka kemudian.
Membuka suara setelah semua bunga tertata rapi pada tempatnya.
"Bicara aja" balas Kenanga.
Lalu benar-banar menghadap juga menatap Asoka, seolah begitu siap mendengarkan apa yang ingin Asoka bicarakan.
"Mungkin ini tak penting buatmu tapi aku cinta kamu, mungkin ini tak pernah kamu harapkan tapi aku sangat ingin hidup denganmu, aku tau aku memang terlambat, tapi tetap saja rasanya ingin menjadikanmu milikku seorang, meski aku sadari itu sukar kudapati, tapi setidaknya cukup menggurangi beban hati karna kini tersampaikan meski tak terbalaskan" ucap Asoka.
Terdengar lancar meski sendu tapi meyakinkan, ntah sirna kemana rasa gugup juga ragu yang tadi sempat menyelimuti hatinya.
Kenanga mendengarkan dengan hati yang sukar dijabarkan, menatap Asoka dengan dalam seolah penuh makna, begitupun Asoka yang sedari tadi tak berpaling sedikitpun dari Kenanga.
"Lalu?" tanya Kenanga.
"Aku tau kamu sudah memilih, bahkan dari sebelum kita bertemu, meski ingin sekali rasanya merebutmu tapi aku tak sepandai itu untuk jadi penjahat dalam hal percintaan" lagi ucap Asoka.
Masih dengan raut sendunya, hatinyapun dirasa makin pilu karna disaat dirinya mengungkapkan rasa, tapi disaat yang sama dirinya seperti orang yang kalah atau pasrah.
"Jadi?" lagi tanya Kenanga.
Ntah apa yang sedang dirasakannya begitu iritnya mengucap tanya, meski tatapnya terlihat biasa tapi dalamnya hati jelas lebih.
Asoka mengulurkan tangannya, berharap Kenanga menyambutnya dengan hangat, Kenanga menatap biasa uluran tangan Asoka.
"Selamat untuk pernikahanmu nantinya, mungkin jika saat itu benar terjadi aku sedang tak disini, jadi berbahagialah" ucap Asoka setelah Kenanga membalas uluran tangannya.
Ntah apa maksud Asoka dengan ucapannya yang begitu, yang tak hanya memilukan hatinya sendiri, tapi jika saja tau satu hati didepannyapun rasa sama.
Tatapan Asoka yang terlihat begitu menyedihkan beradu dengan tatap Kenanga, dengan tangan yang perlahan ditariknya dari tangan Kenanga, hampir saja terlepas tapi tak dibiarkannya, saat tangan Kenanga tiba-tiba menariknya dengan cepat.
Kemudian tangan Kenanga berpindah menangkup wajah Asoka, lalu tanpa terdugapun Kenanga langsung melumat bibir Asoka, begitu cepat Asoka dibuat tak habis fikir juga sangat kaget, meski yang diterimanya adalah hal yang sangat membahagiakan.
Berbeda dengan seorang gadis yang tampak melihat tak percaya didepan sana, kaget bercampur rasa nyesek yang dirasakannya, seorang gadis yang diam-diam sengaja mengikuti Asoka.
Sampai tak menyadari jika dibelakangnya kini sudah berdiri seorang laki-laki, yang sedang sama kagetnya bahkan lebih tak percayanya dengan apa didepan matanya saat ini.
Asoka memang tak tau, jika dibelakangnya dua orang sedang sama mematung menatap kearahnya, berbeda dengan Kenanga yang memang sejak tadi cukup tau jika ada yang sengaja seolah mengintainya.
Ada juga yang baru datang, tapi Kenanga seolah sengaja dengan yang dilakukannya, bahkan kini nampak menutup matanya bagai amat menikmati terus melumat bibir Asoka, yang dengan setulus hati menyambutnya..............
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setaman (GxG)
Romance18+ Sekalipun tak kutanam, tapi cintamu tumbuh dan mekar dengan indah ditaman hatiku.