Sore hari waktu pulang kerja, Camelia yang tak membawa motor tentu saja minta Asoka untuk mengantarnya, dan seperti biasa Asoka akan dengan senang hati mengantarnya, meski kali ini hatinya sedang tak sesenang itu.
Asoka melajukan motornya meninggalkan tempat kerjanya, bukan menuju rumah Camelia bukan juga menuju rumahnya, dan itu membuat Camelia heran tentunya.
"Soka, ini kok bukan jalan kerumahku si?" tanya Camelia.
"Udah diem aja" jawab Asoka seenaknya.
"Mau kemana?" tanya Camelia jelas ingin tau.
Tapi Asoka tak menjawab, hanya terus melajukan motornya sedikit lebih cepat, membuat Camelia sedikit kaget hingga langsung memeluk tubuh Asoka untuk berpegangan, walau setelahnya satu tangan Camelia memukul mesra bahu Asoka, dan tentunya ngedumel-dumel manja yang membuat Asoka cukup tersenyum dengan terus melajukan motornya.
Hingga Asoka menghentikan motornya didepan sebuah rumah, yang membuat Camelia cukup bingung.
"Rumah siapa si? ngapain deh?" tanya Camelia penuh keingin tauan.
Yang lagi-lagi tak dijawab Asoka, karna Asoka langsung mengetuk pintu rumah itu, dan kebetulan memang yang punya rumahlah yang membukanya.
"Asoka" ucap yang punya rumah.
Seperti heran tapi sebenarnya senang-senang saja karna Asoka datang.
"Tante, tadi pagi aku pergi sebelum waktunya, jadi sekarang aku mau lanjutin tugas aku bantuin pak Boja" ucap Asoka.
Pada seseorang yang adalah tante Widuri pastinya.
"Sebenernya si gak apa-apa tadi pagi kamu pergi lebih awal, tapi kalau sekarang kamu mau bantuin pak Boja, ya silahkan aja Soka, tante malah seneng kalau kamu sering datang" jawab tante Duri.
Camelia yang kurang mengerti maksud obrolan keduanya, hanya menatap dengan bingung.
Hingga saat Asoka berniat mengenalkan Camelia pada tante Duri, tapi saat itu juga sebuah mobil berhenti disana, membuat semua menoleh kearah mobil itu, lalu keluarlah dua orang yang nampak terlihat saling mencintai.
Ntah sengaja atau tidak mata Asoka langsung bertemu tatap dengan mata Kenanga, namun Asoka langsung berpaling menghindar ntah mengapa.
Mungkin Asoka sedang malas bertatap dengan Kenanga, atau Asoka hanya sedang bersembunyi dibalik rindu yang sudah lancang, hingga dengan sengaja Asoka langsung membuang pandangannya kesembarang.
Atau mungkin Asoka tak mau berlama-lama menatap sepasang kekasih itu, sampai keduanya tepat ada didekatnya Asoka seolah tak peduli, bahkan saat Krisan menyapanya Asoka hanya menjawabnya datar.
"Krisan" ucap Camelia.
Krisan tersenyum ramah pada Camelia.
"Hai Camel, apa kabar?" tanya Krisan.
Yang lain hanya menatap pada dua orang yang sudah saling kenal itu.
"Baik Kris" jawab Camelia tak kalah ramah.
"Ternyata kamu teman Asoka?" lagi tanya Krisan.
"Iya Kris, dan gak nyangka kalian saling kenal juga, kebetulan yang bagus" jawab Camelia ntah apa maksudnya.
Sementara Kenanga yang tadinya hanya ingin melirik Asoka, kini jadi menatapnya juga kala tau Asoka sedang menatap kearahnya, Asoka yang tadi sok tidak mau menatap tapi nyatanya mencuri tatap juga.
Tatapan keduanya yang ntah apa Artinya, tatapan diantara orang-orang yang seolah sedang sibuk saling sapa, meski diantaranya ada dua pasang mata, yang walau sekilas tapi memperhatikan tatapan keduanya dengan penuh khawatir.
Setelah sedikit saling sapa dengan Camelia yang memang sudah dikenalnya, Krisan langsung berpamitan untuk pulang pada semua.
Asoka langsung berjalan begitu saja menuju kebun bunga dibelakang rumah tante Duri, seolah merasa begitu malas melihat Krisan yang menurutnya sok mesra pada Kenanga disaat mau pulang.
Camelia yang Asoka tinggal begitu saja, tentu langsung mengikuti langkah Asoka dengan sedikit rasa bingungnya yang belum terjawab.
Kenanga yang sedari tadi mencuri lirik pada Asoka, merasa cukup aneh kala Asoka terlihat lebih diam, dan Kenanga juga cukup penasaran dengan seorang gadis yang bersama Asoka, yang ternyata juga mengenal Krisan.
Camelia hanya mengikuti Asoka dengan berbagai pertanyaan, meski jujur dirinya merasa senang kala melihat bunga-bunga berjajar dengan indah, karna menurut Camelia terasa begitu menyejukan mata.
"Soka, ini maksudnya kamu ngapain si? Dan tante itu siapa coba?" tanya Camelia yang sudah begitu kepo.
"Brisik ah" jawab Asoka seenaknya.
"Ditanya serius juga ihh" ucap Camelia dengan bibir menggerucutnya.
Asoka tak menangapi ucapan Camelia, meski Asoka tau Camelia sebal padanya, tapi Asoka sengaja tak begitu pedulikan, karna sejujurnya hati dan fikirannya masih melayang kehal yang sama, hal yang akhir-akhir ini sering memaksa fikirannya bekerja lebih keras.
"Soka?" Panggil Camelia pelan.
"Hmm?" Jawab Asoka tanpa menoleh.
Karna Asoka lebih memilih fokus menyiram bunga-bunga berjajar banyak didepannya.
"Asoka?" lagi panggil Camelia.
Yang kali ini sambil menarik-narik baju Asoka, bak anak kecil yang ingin diperhatikan.
"Apa si?" jawab Asoka menoleh.
Hingga sedetik kemudian, Asoka merasa ada sesuatu yang menempel dipipinya, sesuatu yang dirasa lembut dan basah.
Sementara Camelia tersenyum puas melihat wajah Asoka yang seperti bingung tak jelas.
Lalu perlahan Asoka mengusap pipinya dengan jemarinya, dan melihat jemarinya yang ternyata mengusap tanah basah yang menempel dipipinya, dan itu karna kelakuan Camelia yang sedang tersenyum didepannya.
Lalu Camelia lari menjauh karna melihat perubahan wajah Asoka yang seolah siap menerkam.
"Camel..." panggil Asoka memburu Camelia yang sudah berlari diantara bunga-bunga.
Tapi belum juga jauh, Asoka dengan mudah bisa menangkap tubuh Camelia dari belakang, seolah Asoka memeluk tubuh Camelia dari belakang, Camelia yang terus meronta minta dilepaskan, tapi Asoka malah makin erat memeluknya agar tak lepas.
"Soka lepas ihh" ucap Camelia.
Terus meronta bagai orang yang sedang disandra penjahat.
"Gak, kamu harus dihukum" jawab Asoka.
"Gak mau, lepasin Soka" terus ronta manja Camelia.
Tapi Asoka tak peduli karna tak sedikitpun berniat melepaskan Camelia, karna menurutnya Camelia harus terima balasan setimpal.
Ntah hukuman seperti apa yang Asoka maksud, ntah benar atau tidak ucapan Asoka, tapi apapun itu yang jelas sedari tadi, seorang gadis nampak diam terpaku memperhatikan keduanya yang terlihat sangat akrab bahkan mesra.
"Kenanga?" Panggil tante Duri.
Yang melihat Kenanga berdiri seolah terpaku didepan pintu.
"Tan..tante" ucap Kenanga sedikit terbata.
"Kok berhenti disini?" tanya tante Duri.
"Maaf tante, Aku mau kekamar mandi, ini tante aja yang bawa ya" jawab Kenanga.
Lalu menyerahkan nampan yang sedari tadi dibawanya, nampan berisi minuman buat Asoka juga Camelia, yang tante Duri minta Kenanga untuk mengantarnya.
Meski Kenanga nampak setengah hati menerima perintah tante Duri, yang akhirnya jadi sepenuh hati tak mau menerima permintaan tante Duri, kala matanya melihat pemandangan yang ntah mengapa membuatnya merasa kurang suka.
Ntah kurang suka yang seperti apa? yang bagaimana? karna yang Kenanga tau rasanya mendadak kurang suka...............
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setaman (GxG)
Romance18+ Sekalipun tak kutanam, tapi cintamu tumbuh dan mekar dengan indah ditaman hatiku.