9

6.4K 463 131
                                    

Masih dengan posisi yang ntah diharapkan keduanya atau tidak, dimana satu tangan Kenanga berpegang pada bahu Asoka, dan satu tangannya yang coba menahan tubuhnya malah bertumpu tepat didada Asoka.

Tatap keduanya tentu saja sudah bertemu dengan aneh, sedikit blingsatan tatap Kenanga dengan posisinya, Asoka yang dibuat menahan nafas seolah lupa bagaimana caranya menghela.

Karna tangan Kenanga yang terlihat dan terasa, bagai meremas salah satu yang berharga milik Asoka, meski sangat jelas tak Kenanga sengaja, tapi tak kesengajaan yang cukup membuat sengatan hingga kejantung keduanya.

Lalu dengan cepatnya Kenanga menarik tangannya, menyadari posisinya yang sama sekali tak benar menurutnya, terus menarik selimut yang menutupi keduanya, ntah bagaimana rasanya yang jelas detak jantung sama tak bisa biasa, bahkan nalar keduanya dibuat tak bisa menerka.

Asoka sendiri dibuat membeku tak tentu, kala dengan jelas tangan Kenanga cukup menekan dadanya, yang langsung membuat tubuhnya menyambutnya dengan rasa tegang tadi.

Setelahnya Kenanga langsung berdiri dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal, meski dalam hati ada rasa malu dengan yang tak sengaja dilakukan, meski dalam hati semakin merasa aneh kala tubuh rasa cukup tersengat, hal yang tak pernah difikirkannya.

"Kamu suka banget ya narik-narik aku terus? Maunya apa si haa?" tanya Kenanga dengan nada tak santai.

"Ya kamu, tante tadi suruh kamu rawat aku dengan baik loh, tapi kamunya main pergi seenaknya" jawab Asoka.

"Apaan haa? Kamu udah sembuh gitu udah gak kenapa-napa jadi sekarang bangun dan pulang sana!" ucap Kenanga terlihat kesal.

Atau mungkin sedang menutupi malu, karna dalamnya hati siapa yang tau.

"Aku masih dingin tau, masih lemes juga, kalau pingsan dijalan bagaimana?" jawab Asoka sok masih lemah.

"Bodo amat" jawab Kenanga menatap malas pada Asoka.

Asoka terus menjawab ucapan Kenanga tak mau kalah, hingga perdebatan tak penting keduanya dihentikan tante Duri.

Lalu keduanya menurut saja saat tante Duri mengajak makan siang bersama, meski dimeja makan tetap saja Kenanga dengan wajah kesalnya dibalik hati yang terkadang menggugup.
Setelah makan siang Asoka pamit pulang pada keduanya, yang tentu saja Kenanga menangapinya dengan raut kesalnya, membuat Asoka yang sudah memahaminya menatapnya dengan tersenyum.

Tante Widuri yang tau sikap Kenanga, juga hanya bisa tersenyum melihat Kenanga yang jelas menunjukan sikap sebalnya pada Asoka, walau dalam hati ada yang mulai tante Widuri khawatirkan.

Kenanga yang masih betah menunjukan wajah sebalnya, karna hari ini merasa Asoka semakin dan semakin menyebalkan, karna membuat dirinya harus merawatnya dan tidak jadi kekios bunga.

Meski mungkin bukan karna itu semata, tapi bisa jadi mungkin karna hal lain yang sedang coba dipungkirinya.

***********

Pagi ke 21 dari sebulan yang harus Asoka terima dari permintaan tante Widuri, seperti kemaren-kemaren Asoka kini lebih nampak sudah terbiasa.

Meski hubungannya dengan Kenanga masih tetap sama begitu-begitu saja, karna nyatanya Kenanga masih sering dibuat sebal karna tingkah Asoka yang selalu disengaja, tapi ntah mengapa Asoka semakin merasa hal yang tak biasa terus merasuk kedalan hatinya.

"Kenanga dimana tante?" tanya Asoka.

Kala tak dilihatnya Kenanga sedari dirinya datang, bahkan hingga kini sudah berada dikebun bunga.

"Kenanga pergi sama Krisan dari pagi banget tadi" jawab tante Duri.

"Kemana tan?" lagi tanya Asoka.

Meski ada sedikit rasa aneh tapi penasaran.

"Kekota sebelah, menemui ibu Kenanga" jawab tante Duri.

Yang ntah mengapa cukup jelas membuat raut Asoka berubah, dan itu jelas terlihat oleh tante Duri.

Asoka terdiam mendengar jawaban tante Duri, meski sebenarnya masih ingin bertanya tapi diurungkannya, karna tak mau tante Duri berfikir kalau dirinya terlalu ingin tau tentang Kenanga.

"Sekitar 3 bulan lagi mereka akan menikah, jadi mungkin ada yang mau mereka bicarakan dengan orang tua Kenanga" ucap tante Duri.

Menjawab rasa penasaran Asoka yang tak ditanyakan, seolah tante Duri tau apa yang sedang Asoka ingin tau.

Dan ucapan tante Duri lagi-lagi membuat raut wajah Asoka tak jelas maunya, karna tak mudah dijabarkan seperti isi didalam hatinya, yang semakin membuat tante Duri heran melihat perubahan raut wajah Asoka.

Pagi yang bagi Asoka mungkin tak jelas rasanya, pagi yang biasanya menyemangatinya tapi kini nampak berbeda, bahkan seperti dirasa suram jauh dari mentari.

Asoka melakukan tugasnya dengan terus diam tak tenang, meski ada pak Boja juga, tapi Asoka seolah sedang enggan berbicara, yang biasanya juga Asoka bisa bercanda ramah dengan pak Boja.

Ntah setengah hati ntah fikirannya sedang tak sehati, hingga Asoka tiba-tiba meninggalkan kebun bunga tante Duri sebelum waktunya, karna jika ada Kenanga Asoka bahkan tak peduli jika lebih dari waktu yang ditentukannya, tapi saat tak ada Kenanga dirasa tak membuatnya betah, malah dirasa lahir batin lelah.

Mungkin karna Kenanga bisa jadi sasaran godanya, yang meski selalu berujung kekesalan pada Kenanga, tapi bagi Asoka itu sangat menyenangkan, atau mungkin karna hatinya sedang tak tenang, sedang tak rela pada kenyataan kala mendengar kata menikah, yang meski itu bukan urusannya bukan masalahnya, tapi nyatanya jelas begitu nampak berdampak pada hatinya.

Begitulah yang sedang dirasa Asoka menjadikannya bingung sendiri, kala semakin tak tau cara fahami apa yang dimaksud hati, apa yang membuatnya bak orang patah hati.

***********

Seolah apa yang dikatakan tante Duri begitu berpengaruh pada Asoka, bahkan sampai ditempat kerjanyapun Asoka masih nampak tak ada gairah, lain dari biasanya yang jelas selalu ramai ramah membuat suasanya lebih meriah.

"Soka, kamu sakit?" tanya Camelia.

Merasa aneh karna sedari datang Asoka langsung duduk bahkan tak menyapanya, tak seperti hari-hari dimana Asoka akan menjailinya seenaknya, meski dirinya kadang menunjukan rasa kesalnya, tapi beda dengan dihatinya, karna sejujurnya Camelia suka dengan sikap Asoka yang begitu padanya.

"Sehat banget" jawab Asoka tanpa melihat pada Camelia.

Yang membuat Camelia mendengus sebal, lalu menarik kursi Asoka dan memutarnya menghadap dirinya.

"Kalau ngomong liat orangnya" ucap Camelia.

Tapi Asoka malah menutup matanya, seolah tak peduli apa yang Camelia ucap, atau karna ada hal yang sedang mengganggu fikirannya, tubuh boleh ditempat kerja tapi nyatanya hati dan fikirannya melayang ketempat yang sama, tempat yang selalu membuatnya merasa hal beda.

"Ga panas, tapi kok kamu kaya orang sakit si, diem aja gitu, gak kaya biasanya" lagi ucap Camelia nampak khawatir tentunya.

Dengan telapak tangan yang masih berada dikening Asoka.

"Apaan si Camel?" tanya Asoka menepis pelan telapak tangan Camelia dikeningnya.

Lalu Asoka kembali bersikap seolah dirinya memang tak kenapa-napa, setidaknya begitulah ucapnya dalam batin, meskipun aslinya mungkin sangat sedang kenapa-napa, membuat Camelia menatapnya heran penuh curiga.

Meski Asoka terus bertanya karna siapa? mungkinkah karna Kenanga? Dan kalau iya berarti gila, tapi Kenanga bukan siapa-siapa bagi dirinya begitupun sebaliknya, jadi ntahlah, karna Asoka saja sedang mencari tau jawabnya................

TBC

Cinta Setaman (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang