Dengan dibantu orang yang bekerja dirumah tante Widuri, Kenanga membawa Asoka kekamarnya, masih dibuat panik karna Asoka tak juga mau sadar.Dengan terpaksa juga Kenanga yang menganti baju basah Asoka dengan bajunya, karna tak mungkin membiarkan Asoka tetap dengan baju basahnya, tiba-tiba jantungnya dibuat berdetak tak tentu kala harus membuka satu persatu baju Asoka.
Sesekali Kenanga menutup matanya kala dirasa jantungnya makin tak karuan, mengusir rasa tak tentu dihatinya didetaknya karna makluk yang sedang sok tidak sadarkan diri didepannya.
Tak habis fikir Kenanga dalam hati, karna timbul rasa tak biasa karna timbul yang tak semua mampu diterka, gadis yang menurutnya selalu menyebalkan dari awal pertemuan, tapi ntah mengapa membuatnya merasa detak demi detak yang aneh tak terbiasa.
Manakala tak sengaja jemari Kenanga menyentuh langsung pinggang Asoka, yang membuat tubuh keduanya sama menegang, meski Asoka masih terlihat tak sadar, tapi reaksi tubuhnya jelas terlihat.
Kenanga sendiri dibuat bingung, karna meski mata Asoka terus tertutup dan tak sadarkan diri, tapi tetap saja membuat Kenanga dilanda gugup.
Ditariknya nafas yang sedari tadi seolah tertahan, dihelanya perlahan, lalu lagi Kenanga meneruskan memakaikan celana pada Asoka, dengan mata yang terus ditutup dan dibukanya berulang bagai tak tenang, helaan nafas lega terdengar kini saat Kenanga selesai memakaikan baju Asoka, lalu menyelimuti tubuh Asoka yang jelas kedinginan.
Setelahnya Kenanga yang memang belum sempat menganti bajunya sendiri, langsung menuju kamar mandi.
Saat Kenanga kembali kekamarnya, kembali dibuat panik kala melihat tubuh Asoka yang menggigil kedinginan, ntah itu sungguhan atau dibuat-buat tapi yang pasti mampu membuat Kenanga terlihat panik, karna seolah selimut tebal saja tak mampu menghangatkannya.
"Soka kenapa? Soka buka mata kamu, apa sangat dingin? Sokaa?" begitulah ucap Kenanga.
Dengan rasa khawatirnya yang semakin bertambah, kala gadis didepannya tak juga membuka matanya, malah semakin terlihat begitu kedinginan.
Padahal sudah juga terlihat hamgat tapi sepertinya belum ada perubahan, melihat Asoka yang seolah terus kedinginan, ntah ide dari mana hingga dengan pelan Kenanga coba memeluk tubuh Asoka meski terhalang selimut.
Dengan memposisikan dirinya disamping Asoka, kini Kenanga memberikan pelukannya pada Asoka yang terasa jelas bagi Kenanga bahwa tubuhnya bergetar, ntahlah karna masih kedinginan atau karna ada perasaan lain.
Pelukan Kenanga dari samping tak lantas membuat Asoka merasa hangat, karna buktinya tubuh Asoka masih belum tenang, membuat Kenanga bingung harus bagaimana.
Meski hati Kenanga merasa sebal, tapi melihat Asoka begitu dirinya cukup khawatir, membuatnya perlahan berganti posisi ntah belajar dari mana, dari yang tadinya disamping Asoka, kini dengan pelan naik tepat keatas tubuh Asoka.
Kenanga menutup matanya tak percaya dengan yang dirinya lakukan, karna seumur-umur baru kali ini melakukan hal itu.
Meski terhalang selimut tebal, tapi dengan posisi seperti itu jelas sekali terlihat tubuh keduanya yang menempel.
Kenanga merasa tubuh Asoka diam seketika, ntah sudah mulai tenang atau tegang, karna Kenanga sendiri dibuat tak bisa memahami rasa-rasa yang kini bermunculan dihati juga fikirannya.
Tubuh Kenanga menegang seketika, saat tiba-tiba kedua tangan Asoka memeluknya erat, yang hampir saja membuat bibir Kenanga menyentuh bagian kulit leher Asoka, jika saja tak dengan sekuatnya Kenanga menahan tubuhnya.
Ntah Asoka sadar atau tidak dengan yang dilakukannya, meski kenyataannya jantungnya sama tak tenangnnya dengan jantung Kenanga.
Perlahan Kenanga mengangkat kepalanya, coba menatap Asoka yang nyatanya masih terlihat betah menutup mata, diamatinya wajah orang didepannya dengan sendirinya, yang menurut Kenanga ternyata cantik juga keren.
Kenanga terus menatapi wajah Asoka yang menurutnya masih tak sadarkan diri, hingga jantungnya dirasa semakin berdebar aneh kala matanya tak sengaja menatap tepat dibibir Asoka, bibir yang menurut Kenanga menyebalkan atau sebaliknya.
Dipejamkannya mata Kenanga, coba hilangkan fikiran yang tak seharusnya, lalu dibukanya lagi yang masih dilanjutkan menatapi Asoka, sampai dirinya merasa malu sendiri, kala mata Asoka tiba-tiba terbuka dan langsung menatapnya.
Membuat Kenanga langsung dengan cepat hendak mengangkat tubuhnya, tapi dengan cepat ditahan Asoka.
"Dingin banget" ucap Asoka lirih.
Menatap Kenanga seolah memintanya tetap pada posisinya.
"Makanya jangan sok kuat, kena air hujan aja pingsan dihh" jawab Kenanga meledek.
"Aku emang kuat kok, nih buktinya" jawab Asoka.
Dengan tatapannya, yang menatap pada tubuh Kenanga yang berada diatasnya.
Membuat Kenanga lagi, coba turun dari atas tubuh Asoka, yang sepertinya Asoka sengaja terus menahannya.
"Kalian ngapain?" Suara tante Duri membuat keduanya kaget
Asoka langsung melepas pelukan eratnya pada Kenanga yang sedari tadi terus memaksa, membuat tubuh Kenanga seketika jatuh kelantai.
"Aoouuuhh" keluh Kenanga.
Matanya tajam menatap Asoka yang sedang tersenyum seolah merasa tak berdosa, begitupun dengan tante Widuri yang juga tersenyum melihat kejadian itu.
"Soka kamu sakit atau gimana?" lagi tanya tante Duri.
"Sok kuat tu tante, tapi pingsan gitu kena air hujan" Kenanga yang menjawab pertanyaan tante Duri.
"Gak papa kok tante, cuma tadi rasanya dingin banget gitu padahal biasanya mah gak gitu" lalu jawab Asoka membela diri.
Tante Duri mengangguk mengerti atas jawaban Asoka.
"Jadi kalau gitu, Kenanga bikin Asoka merasa lebih hangat lagi ya, rawat Asoka ampe sembuh, diakan termasuk tamu disini" ucap tante Widuri.
Terdengar seperti menggoda Kenanga ntah apa maksudnya, setelahnya tante Duri melangkah keluar kamar Kenanga dengan tersenyum, senyum yang ntahlah apa itu maksudnya?
"Dengarkan apa kata tante?" tanya Asoka tersenyum.
"Ngarep iya?" tanya balik Kenanga.
"Kalau aku pingsan lagi ampe besok kamu mau ngerawat aku terus?" tanya Asoka lagi.
Membuat Kenanga mendengus sebal pada Asoka, yang menurut Kenanga makin bertingkah.
"Bodo amatlah" jawab Kenanga sadis.
Lalu hendak melangkah keluar, tapi dengan cepat Asoka turun dari ranjang dengan selimut yang ikut ketarik, dan menahan tangan Kenanga, hingga Kenanga yang kaget refklek mendorong tubuh Asoka.
Yang membuat tubuhnya ikut kemana tubuh Asoka terdorong, kala tangan Asoka menarik lagi tangannya, yang sudah sangat dipastikan jika tubuh Asoka jatuh keranjang dengan tubuh Kenanga tepat jatuh didada Asoka, diikuti selimut yang ikut-ikutan menimpa keduanya.
Membuat keduanya dengan posisi yang mendebarkan itu yang tertutupi selimut, dan dibuat lebih jauh mendebarkan kala ntah tangan siapa, ntah sengaja atau tidak menyentuh sesuatu yang sangat berharga yang bukan miliknya ...........
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setaman (GxG)
Romance18+ Sekalipun tak kutanam, tapi cintamu tumbuh dan mekar dengan indah ditaman hatiku.