29

11.7K 514 269
                                    


Kedua orang yang nampak membuat suasana kian tegang, tatapan keduanya terlihat saling  beraninya, Krisan semakin merasa dirinya dipermalukan didepan semua, meski tak ada yang berniat begitu.

"Udah-udah kalian jangan kaya gini" ucap tante Duri.

Coba menenggahi keduanya, agar tak terus membuat keadaan tambah runyam.

"Tapi tan, Kenanga itu calon istri aku, jadi aku berhak mau pegang tangannya atau apapun itu" ucap Krisan seenaknya.

Yang tentu membuat Asoka juga Kenanga menatap tajam tak terima pada Krisan.

"Kris udah cukup, jangan berbicara seolah kita masih ada apa-apa, karna sudah sangat jelas dari kemarin kalau antara kita  sudah aku akhiri" ucap Kenanga.

Membalas ucapan Krisan yang terdengar ngotot, Kenanga yang sebenarnya malas terus-terusan membahas hal itu, tapi Krisan yang memang belum terima menjadikannya tak mau memahami.

"Tapi kamu yang mengakhiri sepihak, itu namanya kita belum berakhir, karna aku tidak pernah menerima diakhiri" balas Krisan kekeh tanpa malu.

"Kris, jangan membuatku yang tadinya biasa saja menjadi muak padamu, bersikaplah seperti seorang laki-laki tanpa harus maksa apalagi menye-menye" balas Kenanga.

Terdengar begitu menohok dihati Krisan, menatap Kenanga tak percaya bagai sudah tak ada kesempatan, Kenanga yang meski tak suka banyak bicara, tapi sesekalinya dirinya bicara akan mudah menusuk hati lawan bicaranya.

"Ja..jadi, kita benar-benar tak bisa lagi?" tanya Krisan lirih tak sengotot tadi.

"Gak Kris" balas Kenanga yakin.

Dihelainya nafas dengan kasar meski berat, bagai ada reruntuhan yang nenimpa dadanya, menatap nanar mata Krisan yang memerah penuh luka pada Kenanga, Krisan yang merasa usahanya hanya sia-sia bahkan begitu melukai hatinya.

Lalu begitu saja membalikan tubuhnya dengan pelan, tak ada lagi yang bisa jadi pengharapan hatinya, bagai orang yang kalah dalam perebutan tak ada lagi tujuan, melangkah Krisan begitu saja dengan pelan bagai begitu berat beban yang ditanggungnya, tanpa menoleh lagi Krisan meninggalkan tempat itu membawa kesakitannya.

Memang begitulah adanya, jika ikatan melibatkan lebih dari dua hati pastilah ada yang terlukai, orang terkadang mendapat masalah karna dirinya sendiri, yang berpura-pura membenci bahkan berpura-pura mencintai.

Keadaan yang tak setegang tadi setelah Krisan pergi ntah kemana, mereka saling tatap dengan lebih santai setelah tadi.

Hembusan nafas lega terasa bagi Asoka juga Kenanga, meski tak begitu bagi Camelia, bahkan tante Duri juga tante Viola saling tatap bagai memberi kode.

Camelia yang sedari tadi sudah sangat ingin pergi, kini coba melangkah lagi tanpa bicara apapun, tapi tante Viola tak biarkan itu.

"Camel, tante anter kamu pulang ya" tawar tante Viola.

Tapi Camelia hanya menggeleng menjawabnya.

"Pokoknya tante anter" paksa tante Viola.

Tak mungkin membiarkan Camelia begitu saja, dalam keadaan hati yang pasti sedang tak karuan rasanya, bagaimanapun Camelia juga sama seperti Asoka baginya.

"Kalian berdua mau disini sampai kapan?" tanya tante Duri pada Kenanga juga Asoka.

Keduanya yang nampak sedang saling tatap penuh arti, membuat tante Duri hanya bisa menggeleng melihatnya.

"Tante pulang duluan aja" balas Kenanga.

"Kamu gak mau pulang?" tanya tante Duri.

"Gampanglah tan, tapi kalaupun aku gak pulang tante gak perlu khawatirin apalagi nyariin" balas Kenanga enteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Setaman (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang