6. Benar

126 40 9
                                    

Deg... jantungku seakan berhenti berdetak, aku mencoba mengingat-ingat kejadian beberapa hari lalu. Pikiranku mulai terhenti pada sebuah insiden.

"OH MY GOD" Ucapku.

Jangan jangan yang dia pikir...
Ah ternyata kita salah paham dengan saling berprasangka buruk. Yang dia maksud orang lain itu adalah Om ku yang sepantaran denganku tempo hari. Dan kejadiaan yang membuatnya cemburu adalah kecelakaan kecil rem mendadak Om ku saat itu.

Ah... bagaimana ini -_-
Sangat terlambat jika aku baru mengetahui dan menjelaskannya saat ini. Nasi sudah menjadi bubur. Tapi keterlambatan terkadang lebih baik daripada tidak mengetahui sama sekali.

Aku mulai merangkai kata demi kata dan jadilah sebuah pesan yang berisi
" Andai aku tahu lebih dulu, kalau ternyata itu yang menjadi permasalahanmu, aku bisa menjelaskannya tapi mengapa kamu tidak pernah bertanya sebelumnya malah lantas tak bergeming. Disini aku hanya sekedar meluruskan saja, Dia yang kamu maksud adalah Om ku. Dan memang dia memanggilku Sayang. Itu sudah sejak aku kecil. Dia adalaha dik kandung dari Mamah yang paling kecil. Dan dia sudah lama tidak bersama keluarga ku. Mungkin itu juga sebabnya kamu tidak mengenalnya. Kita memang terliat sepantaran walaupu sebenarnya umur kita berbeda jarak 3 tahun. Masalah pelukan itu, memang jok motor yang kita pakai condong ke depan. Dan saat rem mendadak yang terjadi karena aku mengangetkannya dengan meminta berhenti seketika itupun karena aku ingin berhenti di depan rumahmu. Bukan bermaksud ingin membuatmu panas. Dan semua memang terposisi di depan rumahmu. Saat itu sebenarnya aku ingin memberitahumu bahwa aku sedang berada di depan rumahmu. Tapi saat itu aku tidak sedang membawa handphone. Maafkan aku atas kesalahpahaman ini, dan terimakasih untuk selama ini" balasku panjang kali lebar kali tinggi.

Evan membalasnya, dan disitu aku masih bersyukur Dia masih mau membalasnya.

"Maafkan aku telah berburuk sangka padamu. Mungkin jika aku tidak langsung marah dan sempag mendengarkan penjelasanmu semua belum berakhir. Tapi jujur aku benar-benar cemburu. Ini akan menjadi pelajaran bagimu. Maafkan aku" balasnya.

Hubungan tanpa rasa saling percaya inilah yang menyebabkan saat itu aku tidak bisa melanjutkan hubunganku dengannya. Permasalahan ini yang membuktikan bahwa kita belum sepenuhnya saling mempercayai.

Cinta harusnya Kau tak marah, semua kan baik saja, seharusnya kau percaya

Lirik lagu Geisha ini mampu membuatku mengingat dan menyesali semua yang telah terjadi. Tapi setidaknya Aku sempat memilikinya meskipun tak lama hal itu sempat membuatku bahagia.

Memang hidup sudahlah seperti ini adanya. Di saat Evan benar-benar ingin menebus kesalahannya. Dan kita menjadi benar-benar sepasang kekasih. Ada saja masalah yang muncul. Terlebih hanya kesalahpahaman. Bukan hidup namanya jika tanpa masalah. Tapi semua ini mengajarkanku. Apa yang ku milikki ini tak ada yang abadi.

Sekarang status aku Jomblo alias sendiri. Aku hanya ditemani sms-sms dari teman-teman dekatku. Sekedar sharinh-sharing masalah kehidupan sehari-hari. Salah satu teman laki-laki ku adalah Sony. Kita sering sharing bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Sony juga teman dekat Evan. Mungkin itu juga yang membuat aku dekat dengan Sony.

"Assalamualaikum Vio" sebuah pesan masuk dari Sony.

" walaikumussalam Son, Ada apa?"

"Bisa temenin aku jalan ga?"

"Kemana?"

"Ke rumah aku aja sih, kan ada Diana juga. Soalnya aku pengen cerita sesuatu"

"Owalah... yaudah ayuk"

Adiknya yang bernama Diana adalah temanku sejak kecil. Sekarang kita sama-sama duduk di bangku SMA. dan karena itu juga sebelumnya aku sudah sering berkunjung ke rumah Sony, untuk bertemu dengan Diana.

Haru Ungu Cinta ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang