24. Terselubung

55 27 4
                                    

"Nak..."

"Iya mah. Mah Vio mau izin pergi ke rumah Bila ya. Naik motor aja deh"

"Oh iya. Mamah sama Papah juga mau keluar ada urusan."

"Iya udah mah hati-hati"

Segera ku mengambil kunci motor dan melaju ke rumah Bila. Sepanjang jalan Aku merenungkan berbagai hal, yang setelah ku pikir-pikir Aku terlalu sibuk mengurus orang-orang yang tak pernah memperdulikanku dan membuatku buta terhadap orang-orang yang malah sebenarnya mencintaiku.

Sesampainnya dirumah Bila. Aku spontan berteriak dan memeluk Bila yang sedang duduk di depan teras rumah

"Bilaaaaaaaa!!!"

"Yaa Allah... Viooool!" Teriak Bila lebih antusias dariku

"Maafin Aku ya Bila... Aku egois, Aku bodoh, Aku..."

"Hush... udah udah Viola. Ngomong apa sih kamu. Harusnya Aku yang minta maaf."

"Enggak. Kamu sama sekali gak salah Bila. Plis Aku mohon banget jangan benci sama Aku"

"Iya Viola. Aku enggak mungkin bisa benci sama kamu"

"Ekhem... ada yang di lupain nih kayaknya" seseorang muncul dari dalam rumah.

"Anwaaaaaaaaaaa!!!" Aku langsung berpindah memeluk Anwa.
"Ini cinta sesungguhnya Anwa"

"Oh jadi kamu jatuh cinta sama Aku?" Tanya Anwa polos.

"Ett... bukan! Pede banget sih. Maksudnya cinta dalam persahabatan kita bertiga ini."

"Owalah... eh ciee yanng habis marah lama banget" ledek Anwa.

"Jangan bahas Ah... Aku gak suka."

"Cie cie..." lanjut Bila.

"Aku marah lagi nih"

"Sukanya... ngancem. Kebiasaan..." ucap Anwa.

"Biar!"

"Ngomong-ngomong gimana sama Evan dan Fatur?"

"Jangan merusak suasana dengan membahas luka dong. Masih perih nih"

"Oke oke"

"Udah lama nih Kalian gak pada main kerumah ku. Pada kerumah aja yuk. Nanti Aku beliin makanan yang banyak deh buat nemenin seru-seruan dirumah" ajak ku.

" Boleh tuh. Aku juga pengen ketemu sama Om dan Tante sekalian minta maaf udah bikin marah anaknya" ucap Bila.

"Tapi mamah sama papah lagi keluar sih."

"Tenang... Kita tunggu" ucap Anwa.

"Siap!... capcus yuk cin" ucap Bila.

"Yuhuuu..." sambung Aku dan Anwa.

Terkadang Kita perlu meredam gengsi dan menahan emosi untuk dapat mengakhiri rasa benci yang tak  memiliki arti.

Haru Ungu Cinta ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang