18. Malaikat Baik

58 26 5
                                    

"Seharusnya Kamu lebih berhati-hati bila menyimpan barang"

Aku menoleh ke arah sumber suara.

"Ratna?" Ucapku.

"Biar tidak sampai di hukum seperti tadi"

"Siap 86!" Ucapku dengan gaya hormat seperti kepada inspektur upacara setiap hari Senin.
"Eh betewe, makasih loh... kalau gak ada kamu tuh ya. Beuh abis aku di hina-hina sama si bapak. Cuma gara-gara lembaran gitu doang padahal ah... rempong" nyerocosku.

"Kesalahanmu malah nyalahin yang lain"

"Ebusset... dewasa bener kayak Bu guru. Iya iya iya salah Aku deh. Biar cepet"

"Nah eta"

"Bah..." Aku menggeleng-gelengkan kepala.
" Ratna... aku pergi dulu ya, mau nyari Aulia"

"Ikut dong..."

"Oke"

"Eh eh... itu bocahnya...!" Tunjukku.
"Gem... gem.. gembleng... hih... error ya kuping lu" ucapku sambil mendekati dan menjewer telinga Aulia

"Auu.. sakit..."

"Punya telinga, jangan cuma di pasang doang! Tapi di fungsiin! Ngerti!"

"My name is Aulia. And you call call me Gembleng. Ya i don't  understandlah"

"Bahasa inggris lu di benerin dulu aja deh ya. Berantakan!"

"Berantakan juga gak seberantakan kamar kamu kok Vio..."

"Malah bawa-bawa kamar. Kamarmah sesuai suasana hati"

"Lah... hati kamu kacau mulu. Terus kapan rapihnya?"

"Kapan aja Aku mau"

Blablablabla... omongan dan keributan tidak penting kita berdua akan selalu menghiasi hari-hari Aku dan Aulia.

Ratna hanya tersenyum dan tak jarang tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kita.

Tunggu saja...
Dalam hitungan hari, Ratna juga pasti akan bisa menyesuaikan kekonyolan kita.

Gila....

Haru Ungu Cinta ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang