15. Manis

68 29 7
                                    

"Lakukan saja" ucapnya dengan senyum yang ku pikir itu senyum termanis yang Dia miliki.

Cute

Fatur mengelus kepalaku pelan-pelan dan semakin lama semakin usil dengan sedikit mengacak-acak rambutku. Seraya berpamitan pulang.

"Aku pulang dulu ya"

Aku masih mematung, dan tak bersuara. Lebih tepatnya Aku sedikit mengangguk. Jujur saja untuk diriku sendiri. Aku masih ingin sendiri disini.

Fatur telah berlalu, aku masih melihat bagian belakang punggungnya dari kejauhan. Sedikit bertanya dalam hati sekaligus berusaha mensyukuri di dalam hati dengan kehadirannya yang sedikit membantu. Membantu menegarkan hati.

"Masih bengong aja disini?" Ucapan seseorang sedikit membuatku tersentak.

"Hah?"
"Kok kamu masih disini?" Tanyaku.

"Itu harusnya pertanyaanku" ucapnya.

"Eh maksudnya kenapa balik lagi?"

"Oh itu... ada yang ketinggalan."

"Hem..." aku mendeham.

"Kamu kenapa masih disini?"

"Oh Anu..."

"Anu-anu apaan?"

"Katanya Kamu ada yang ketinggalan. Yaudah sana ambil. Nanti keburu hilang loh!"

"Yaudah ayuk...!" Dia menggenggam tanganku dan menarikku dengan sedikit bertenaga.

"Hey... hey... apa-apaanih" aku sedikit kebingungan. Mengapa Dia malah menarikku seakan-akan ingin membawaku pergi. Genggaman tangannya belum terlepas.

"Tadi katanya suruh ambil yang ketinggalan?"

"Iya..." jawabku polos. "Lalu ini apa maksudnya?" Aku mengangkat tanganku yang di genggamnya di hadapan wajahnya.

"Iya..." jawabnya singkat.

"Iya?" Tanyaku semakin keheranan. Apa yang Dia Iya kan.

"Mukanya biasa aja dong Viola hehehe. Iya yang ketinggalan itu kamu." Jawabnya santai.

"Hah? Kok Aku?"

"Iya kamu ketinggalan. Inikan sekolah udah sepi. Sepertinya aku memiliki kewajiban untuk mengantarkanmu pulang"

"Owalah... dasar kamu usil banget sih. Aku sampai bingung loh. Aku kira beneran ada yang ketinggalan"

"Iya emang beneran kan? Udah yuk... lagian kamu ngapain masih disini? Masih mau lanjut ngamuk apa?"

"Jahat banget sih ngeledekin malah"

"Yaudah yuk pulang"

"Aku bisa pulang sendiri kok"

"Tapi Aku gak bisa pulang sendiri"

"Hah?" Aku kembali menunjukkan ekpresi terkejutku.

"Kamu hah heh hoh mulu dari tadi."

"Ya habis jawaban kamu loh aneh-aneh terus"

"Hah?" Jawabnya dengan wajah sangat usil yang Dia miliki.

"Tuhkan ngeledek lagi"

"Terus mau pulang ga nih? Mau bareng gak nih?" Tanya nya lagi.

"Yaudah deh kalau maksa"

"Gak maksa kok hahaha"

"Ih... rese... yaudah"

"Ngambekan banget sih"

Haru Ungu Cinta ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang