Ini Salah ku

1.4K 95 6
                                    

Arya merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk matanya memandang langit-langit kamarnya, perlahan ia memejamkan kedua bola matanya. Wajahnya mulai senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian siang tadi.
Hal yang mustahil terjadi bisa terjadi, desisan tiap kata yang diucapkan Vinny masih terngiang jelas di kedua telinganya.

Harum tubuhnya masih melekat di bajunya, halus tangannya masih bisa ia rasakan. Di dalam mata dan pikirannya hanya ada nama dan bayangan wajah Vinny. Kini Arya telah merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, lamunannya itu seketika buyar ketika ponselnya berdering sangat keras. Dengan tangan yang lemah Arya meraih ponsel yang berada di sakunya, matanya melirik ke layar ponsel. Notif panggilan dari nomor yang tak dikenal terpampang di layar ponselnya.

Nomor siapa?

Jempolnya pun mulai menggeser simbol hijau untuk menyambungkan telpon itu.

"Halo...." sapa Arya

"Halo my sweetheart." Terdengar suara cewek yang sedikit cempreng keluar dari speker ponselnya, Arya melotot ketika mendengar suara itu.

"Hah? lo pake nomor siapa?" Arya terlihat kaget dan senang mendapatkan telpon itu, ia pun duduk ditepi kasur.

"Gue ganti nomor baby, gue kangen."

"Kapan lo pulang, gue kangen juga babi," kekeh Arya, kembali merebahkan tubuhnya.

"Minggu depan gue pulang, awas aja lo gak jemput. Udah dulu ya sayangkoh, masih ada urusan babay umah."

Tttuuuuttttttt......

Wanita itu menutup teleponnya. Arya hanya tersenyum dan menjauhkan ponselnya dari telinga. Kini Arya merasa sangat bahagia, hidupnya terasa lebih berbeda dan bewarna sejak Vinny datang. Tiba-tiba, terlintas dibenaknya tentang profesi yang ia tekuni saat ini. Apakah Vinny bisa menerimanya. Kemudian terbesit dipikirannya untuk memiliki Vinnt secara utuh, tetapi itu sangat sulit terlebih lagi Vinny mempunyai kakak yang overprotective bisa-bisa Arya dihajar sampe mampus kalo lancang mengutarakan perasaannya.

Kisah cinta yang menantang.

Arya mulai memejamkan matanya untuk menemui Vinny di alam mimpinya.

***

Vano masih terlihat sedih dan kesal atas perbuatan Adis tadi siang, sampe detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Adis akan bertindak seperti itu. Orang yang selalu dianggapnya bisa menjadi pengganti sementara figur ibu untuk Vinny, tetapi berbuat seperti itu. Vano sangat kecewa terhadap Adis.

Pukul menunjukkan 20.30 WIB. Vano menoleh ke kanan dan kiri melihat sekitar rumahnya, ia mencari sosok Vinny yang belum dilihatnya dari siang tadi. Jelas saja, karena Vano mengurung diri di kamar. Vano melihat meja makan yang masih rapi menandakan bahwa belum ada orang yang menyentuh makanan itu. Lantas, Vano mengambil piring dan menyendokkan nasi beserta lauk pauknya. Vano membuat segelas susu hangat, membawa semua itu ke kamar Vinny

"Vin?" sahut Vano dari luar. Namun tak ada jawaban.

"Dek?" Tetap saja tak ada balasan dari dalam 'ceklek' Vano membuka pintu kamar yang saat itu tidak terkunci.

Melihat adiknya telah tidur pulas di atas kasur empuknya, Vano meletakkan makanan itu di atas meja. Vano duduk di tepi kasur sembari mengelus rambut Vinny, ditatapnya wajah Vinny yang tertidur pulas. Namun, Vano melihat mata adiknya yang tertutup itu terlihat basah, hidung kecilnya pun terlihat memerah. Vano meraba bantalnya dan dirasakannya bantal itu basah.

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang