karma

873 43 8
                                    

"Kak Vano." Vinny berjalan mendekati Vano yang diam menatap danau.

"Hidup kakak udah gak ada artinya lagi, Vin. Semua hancur, impian kakak semua sirna. Sudah satu bulan setelah kejadian itu, tapi kakak masih ingat semuanya. Bahkan kalimat yang dia ucapkan masih terngiang di telinga kakak."

"Kakak jangan bicara kayak gitu, aku yakin suatu saat nanti kakak nemuin kebahagiaan kakak. Kakak harus bisa lupain teh Adis." Vinny memeluk erat tubuh Vano, air matanya mengalir sangat deras. Begitu menyakitkan melihat penderitaan yang Vano rasakan.

"Kakak udah gak tau lagi. Sepertinya hati kakak udah gak berfungsi lagi, semua terasa datar. Apa semua ini karma yang Ara berikan buat kakak, karena dulu kakak nyakitin dia."

Vinny menatap Vano. "Kenapa kakak mikir Ara?"

"Entahlah, kakak ngerasa semua yang kakak rasain saat ini adalah balasan untuk perlakuan kakak dulu terhadap Ara."

Vinny diam, ia mencerna semua perkataan yang Vano lontarkan.

"Kak...."

"Kakak tau, mungkin udah terlambat buat kakak minta maaf sama Ara," selak Vano. "Mungkin Ara udah benci banget sama kakak, kakak dulu yakin bahwa Adis adalah orang yang tepat buat dampingi kakak. Tapi kenyataannya dia malah berkhianat."

"Kakak mau ketemu sama Ara?"

Vano diam.

"Kalo kakak mau, kita bisa temui dia. Kalo pun dia gak mau maafin kakak. Paling gak kakak bisa tenang karena udah minta maaf."

Vano masih saja diam, hatinya kembali teriris.

***

Vinny membaringkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk. Matanya terpejam, namun pikirannya melayang ke mana-mana. Begitu banyak beban yang ia pikul, bukan tentang dirinya dan Arya. Tapi tentang penderitaan yang dirasakan oleh kakaknya. Vinny tidak bisa berbuat apapun yang mampu mengembalikan senyum di wajah Vano.

Siang yang begitu terik tidak menyurutkan niat Vinny. Dengan bantuan ojek online, Vinny melangkah menuju rumah yang ingin sekali ia tuju. Hanya dengan hitungan menit, Vinny telah sampai di depan rumah yang cukup mewah. Perasaannya bercampur-campur, entah setan apa yang merasuki Vinny sehingga ia berniat menemui seseorang itu.

"Gue harus selesain semuanya," gumam Vinny.

Vinny menghembuskan napasnya, ia mengatur ritme jantungnya. Perlahan jemarinya menekan bel rumah yang berada di samping pintu.
Tak berapa lama, keluar seseorang yang sangat ia kenal bahkan orang yang selalu ada dalam hidupnya. Vinny tersenyum, entah kenapa setelah melihat wajahnya Vinny merasakan ketenangan.

"Vin?" Arya tampak bingung yang melihat kekasihnya berada di depannya.

Vinny tersenyum.

"Kenapa gak bilang mau ke sini? Lo sama siapa? Vano?" Arya semakin bingung. Vinny hanya diam mematung dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Lo kenapa, Vin? Lo ada ma...."

Belum sempat Arya menyudahi kalimatnya, Vinny tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. Dalam pelukan Arya, Vinny menumpahkan semua air matanya, sesak yang selama ini ia pendam akhirnya pecah dalam pelukan Arya.
Arya hanya diam dan membalas pelukan itu, Arya mengerti bahwa ada yang tidak baik dari kekasihnya ini. Arya masih diam, membiarkan Vinny melepaskan semua sesak yang mengganjal di hatinya.

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang