kenapa harus gue?

865 47 6
                                    

Hubungan terjalin bukan hanya antara sepasang kekasih, tapi hubungan ini harus melibatkan kedua keluarga. Jika salah satu dari keluarga tidak menyukai dan merestui hubungan ini, bagaimana bisa kita menyebut ini adalah sebuah hubungan.

Hubungan juga bukan hanya membahagiakan satu sama lain antara sepasang kekasih saja, tapi juga membahagiakan keluarga orang yang kita kasihi. Bagaimana bisa kita menyebut ini adalah hubungan bila saat kita memberikan kebahagiaan kepada keluarganya tetapi diacuhkan.

Hubungan bisa dikatakan hubungan jika kedua keluarga menerima ikatan hubungan itu tanpa paksaan.

Vinny masih memikirkan hubungan ini dengan Arya, setelah memberi kesempatan itu Vinny merasa kebahagiaannya masih belum lengkap. Ara saudara kembar Arya belum bisa menerimanya, hatinya masih kukuh untuk menjauhkan Vinny dari Arya.

"Hei, hobinya gak hilang-hilang?" Arya menyubit pipi Vinny dengan gemas.

"Aw... sakit." Vinny mengelus pipinya. "Gue cuma kepikiran sama Ara?"

"Ara? Emang kenapa?"
"Ya... lo tau kan dia gam suka sama gue, gimana kalo dia tau kita balikan?"

"Seiring berjalannya waktu Ara bakal nerima lo kok, yang penting kita selalu bersama. Karena gue gak mau kehilangan lo."

Vinny tersenyum diiringi anggukan kecil, bagaimana pun caranya Vinny harus berusaha meluluhkan hati Ara. Kini giliran Vinny yang memperjuangkan cintanya, dulu Arya sudah berjuang mati-matian untuk meluluhkan hati Vano dan mendapatkan cinta Vinny. Saat ini, Vinny harus terus berjuang untuk kebahagiaan semuanya.

Terdengar suara dering ponsel Arya yang mengagetkan sepasang kekasih itu.

Kriiiingggg.....

Arya melihat layar ponsenya.

"Siapa?"

"Bunda."

Vinny membulatkan bibirnya, Arya menggeser simbol hijau untuk menyambungkan telepon dari bundanya.

"Halo, iya, Bun."

"Ar...Ar... Ara-Ara gak ada, bunda udah cari tapi gak ada."

"HAH!! gak ada gimana? Ya udah bunda tenang aku bakal cari dia."

Tttuuuuutttttt

Arya memutuskan sambungan telponnya, raut wajahnya berubah menjadi panik. Vinny yang melihat perubahan ekspresi Arya merasa bingung.

"Ar, kenapa? Semuanya baik-baik aja kan?"

"Ara pergi dari rumah, gue mau cari dia."

"Astaghfirulah, Gue ikut ya?" pinta Vinny. "Lagian kak Vano juga gak ada di rumah."

Arya mengangguk dan membawa Vinny ke mobilnya, mereka menyusuri setiap sudut kota tetapi tak ada tanda-tanda dari Ara. Arya terlihat sangat kesal, berkali-kali ia memukul stir mobil.

"Lo ke mana sih, Ra." Arya memukul stir mobil.

"Lo tenang, Ar, kita pasti temuin Ara." Vinny mengelus tangan Arya.

"Gue gak bisa tenang, kondisi Ara masih belum pulih gue takut dia kenapa-napa. Lo gak ngerti banget sih, Vin," bentak Arya.

"Lo kok jadi bentak gue sih, ya, gue ngerti perasaan lo. Kalo lo panik gini gimana kita bisa nemuin Ara."

Hati Vinny terasa sakit mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Arya, air matanya memendung di sudut kelopak mata. Dadanya begitu sesak, walaupun begitu Vinny mengerti posisi Arya saat ini. Vinny hanya syok mendengar Arya membentaknnya. Vinny membungkam, air matanya keluar dari sudut mata. Vinny membuang muka kearah jendela dan menyekah air mata itu. Arya pun menyadari bahwa kata-katanya tadi begitu kasar kepada Vinny.

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang