Setelah memarkirkan mobilnya, Arya melangkah ke dalam rumah. Dia tidak memerdulikan keadaan sekitarnya. Hari-hari yang sempat bewarna kini kembali kelabu. Arya menjadi lebih pendiam dan acuh dengan lingkungan sekitarnya.
Ara yang sedang menonton TV bersama temannya, menyadari kehadiran Arya. Lantas, Ara berdiri mendekati Arya. Wajah Arya terlihat datar dan tajam ketika Ara menyentuhnya.
"Ar, gue ada kejutan." Ara menarik lengan Arya. "Ayo ikut gue."
Arya menepis. "Lepasin gue!" bentaknya. "Gue capek mau istirahat." Arya melangkah pergi, namun langkahnya terhenti kerika Ara memekik.
"Berhenti, Ar!" pekik Ara. "Satu langkah lo pergi dari posisi itu, berarti lo ingkar sama janji lo di atas makan ayah."
Arya menoleh. "Maksud lo apa ngancem gue?" Arya menyeringai tidak suka.
"Gara-gata cewek lumpuh itu hubungan saudara kita renggang," ucap Ara penuh emosi. "Lo udah janji bakal buat gue bahagia dan itu lo sebutin di atas makam ayah. Tapi apa, lo malah belain cewek lumpuh itu."
Arya mulai emosi. "CUKUP! Udah cukup lo ngomongin Vinny lumpuh. Kalo lo maunya gitu, gue bakal nurutin apa kata lo. Tapi satu yang gue minta jangan pernah nyalahin Vinny apa lagi menghina dia."
Ara tersenyum. "Oke kalo gitu, ayok ikut gue."
Arya terpaksa menuruti semua kemauan Ara, karena ia telah berjanji di atas makam ayah mereka. Arya pasra dengan keadaan yang sangat menyulitkannya. Di sisi lain Arya sangat mencintai Vinny dan di sisi lainnya lagi Arya telah berjanji untuk membahagiakan Ara.
Ara membawa Arya ke ruang keluarga, di sana ada seorang wanita yang tengah asik menonton. Dari postur tubuh dan rambutnya, Arya tidak asing lagi dengan orang itu.
"Mor, ini ada Arya," ucap Ara.
Mora berdiri. "Arya, gue kangen," ujarnya sembari memeluk Arya.
"Apaan sih lo!" Arya menepis kuat tubuh Mora. "Ngapain lo kesini? Gue muak liat muka lo, gue jijik tau ga!"
"Ar, lo kenapa sih, dia kan masih jadi pacar lo," kata Ara.
"Hah? PACAR!" Arya tersenyum sinis. "Sejak gue tau dia matre dan sering gonta ganti cowok tiap malem, saat itu juga gue mutusin hubungan sama dia."
Mora menggenggam tangan Arya. "Ar, lo udah salah paham, mereka cuma temen-temen gue," kata Mora.
"Oh, temen, temen rasa pacar?" sindir Arya. "Gue baru tau kalo temenan boleh ciuman bibir, lo kira ini London bisa bebas!" Arya kemudian pergi.
"Ar, cinta gue ke lo masih kayak yang dulu, gak ada berubah sedikit pun," pekik Mora.
Ara memeluk Mora. "Lo tenang ya, gue percaya sama lo. Gue bakalan buat Arya jadi milik lo lagi," ucap Ara.
"Lebih baik gue pulang, Ra," ucapnya berlalu.
Ara sangat emosi melihat tindakan Arya kepada Mora sahabatnya. Mora sendiri adalah mantan Arya, dia wanita yang cantik berdarah indo. Dulunya, Arya menyayangi Mora karena paksaan dari Ara. Tetapi, sejak Arya tahu bahwa Mora wanita yang tidak baik, saat itu juga Arya memutuskan hubungannya bersama Mora. Namun, Mora sampai sekarang masih menganggap Arya adalah kekasihnya.
Ara membuka pintu kamar Arya dengan kuat, terlihat Arya sedang merebahkan tubuhnya di kasur. Matanya terpejam, namun pikirannya melayang-layang entah kemana.
"ARYA!!" pekik Ara. "Gue gak suka kalo lo bicara gitu sama Mora."
"Terus gue harus gimana?" ucap Arya yang masih menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTIVE [Completed]
Teen FictionHidup dengan perisai sang kakak membuat Vinny sulit berteman dengan laki-laki lain. Setiap kali ada laki-laki dekat dengannya, sang kakak selalu menghajarnya hingga KO. Hingga suatu hari Vinny bertemu seorang Arya, petarung muda berbakat tapi tetap...