Ara menjadi pendiam dan murung setelah kejadian itu. Ia mengurung diri di kamar, hidupnya seakan telah tamat. Kenyataan pahit yang diterimanya membuat hatinya begitu hancur. Ibaratkan terbang tinggi lalu dicampakkan. Sepanjang hari, Ara mengunci diri dikamar yang terlihat gelap. Beberapa hari ini Ara juga tidak menyentuh makanannya. Ara duduk disudut kamar, matanya masih basah.
"Ra?"
Arya masuk ke kamar Ara, ia membawa nampan yang berisikan makanan untuk Ara.
"Nih, makan. Lo belom makan dari kemarin." Ara hanya diam membisu, tatapannya begitu kosong.
"ARA!" jerit Arya. "umUdah, Ra, mau sampe kapan lo kayak gini?" Arya terlihat emosi."Lo kembaran gue kan, Ar?" lirih Ara. "Seharusnya, lo bisa ngerasain apa yang gue rasain sekarang."
"Ra, ini semua itu buat kebaikan lo. Semakin cepet lo tau semakin bagus, kalo lo jalani hubungan ini lebih lama lagi. Maka, lo bakalan nambah sakit." Arya meletakkan makanan di meja.
"Lo enak, Ar, cuma bisa ngomong. Sedangkan gue, gue yang ngerasain semua kepedihan ini. SENDIRI!" Mata Ara kembali dibanjiri air mata.
"Masih ada gue, Ra, lo jangan takut, gue bakalan selalu ada buat lo sampe lo nemuin pengganti Vano."
Ara kembali menangis kejer, hatinya masih sangat sakit. Ara belum bisa menerima kenyataan bahwa Vano meninggalkannya. Ara sangat mencintai Vano, tapi sayangnya Vano tidak mencintai Ara. Ara menumpahkan semua kepedihannya di dada Arya. Hanya Arya tempat Ara bersandar saat ini .
"Lo makan ya, gue mau keluar bentar." Arya beranjak dari posisinya, tapi Ara menahan tangan Arya.
"Lo gak akan ketemu cewek lumpuh itu, kan?" Arya menggeleng dan pergi.
Maafin gue, Ra.
Sama halnya dengan Ara, Vinny pun sampai saat ini masih bersedih. Vinny tidak hanya memikirkan nasib dari hubungannya, tetapi juga memikirkan kondisi Ara. Setelah kejadian itu, Vinny tidak tahu apakan Ara akan mau menerimanya atau Arya dan Vinny memang tidak bisa bersatu lagi.
"Ya Tuhan, berilah aku kekuatan untuk semua ujian ini," ucap Vinny memohon.
Tak butuh waktu lama, Arya telah sampai di rumah Vinny. Arya sengaja berbohong dengan Ara, kalau tidak Arya tidak akan bisa menemui wanita ketiga dalam hidupnya. Dengan perasaan yang sedikit takut, Arya mengetuk pintu rumah Vinny.
"Assalamualaikum," panggil Arya. Tak lama keluarlah seorang cowok tampan dan gagah perkasa dari balik pintu.
"Lo?"
Arya langsung memeluk kaki Vano, ia memohon maaf kepada Vano. Melihat hal ini, Vano bukan merasa marah tapi malah jijik.
"Apaan sih." Vano menarik kakinya.
"Van, maafin gue. Lo boleh hajar gue, gue emang pantes dapetin itu." Arya terus memohon.
"Woi, bediri gak!" bentak Vano. "Lo, gak salah apa-apa. Jadi, buat apa gue marah. Cepet berdiri" Arya pun berdiri.
"Vinny nangis gara-gara gue, kan?"
Vano mengela napas. "Lo gak salah, gue yang salah."
"Gue yang salah, Vano."
"Gue, Ar."
"Gue, Van."
"Arya, gue yang salah."
"Gak, Van, gue yang salah."
"Gue."
"Gue."
"Ya udah lo yang salah." Vano terlihat kesal melihat tingkah bodoh Arya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117294462-288-k822195.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTIVE [Completed]
Teen FictionHidup dengan perisai sang kakak membuat Vinny sulit berteman dengan laki-laki lain. Setiap kali ada laki-laki dekat dengannya, sang kakak selalu menghajarnya hingga KO. Hingga suatu hari Vinny bertemu seorang Arya, petarung muda berbakat tapi tetap...