Kesempatan

949 56 4
                                    

Sempurna itu bukan cuma aku atau kamu
Tetapi sempurna itu ketika aku dan kamu menjadi kita

Arya tidak bisa lagi menahan semua sesak yang ada dalam hatinya. Melihat Vinny bahagia bersama orang lain membuatnya seperti hilang akal. Berkali-kali Arya ingin menemui Vinny, tetapi hasilnya nihil. Vinny bersih keras tidak ingin bertemu atau pun berbicara kepada Arya.

Hari ini Arya tidak bisa menunggu lebih lama lagi, semakin lama dia membiarkan Vinny bersama orang lain. Maka, Arya akan kehilangan Vinny selamanya.
Arya mengemudikan motornya, membela kota Bandung dengan kecepatan maximum. Ia tidak memikirkan tentang keselamatannya, pagi itu hanya ada Vinny di dalam benaknya.

Tak butuh waktu lama Arya telah sampai di halaman rumah Vinny, terlihat begitu sepi. Arya munuruni motornya dan mulai melangkah menuju pintu, seketika mata Arya terbelalak ketika melihat orang yang sangat dicintainya tengah asik bercanda dengan seorang laki-laki, napasnya memburu suhu tubuhnya terasa memanas. Arya tidak bisa membendung semua kecemburuan ini, Arya berlari dan menghantamkan satu pukulan di wajah Alif, sontak Vinny terkejut dengan semua itu.

"Arya!" pekik Vinny. "Lo apaan, sih?" Vinny menahan tubuh Alif.

"GUE CEMBURU LIAT LO SAMA DIA!" Tangan Arya berusaha menghantam Alif.

"Berhenti! Lo gak ada hak buat campuri kehidupan gue dan gue gak mau ngeliat muka lo!" Vinny menarik tangan Alif.  "Ayo, Lif, kita masuk."

Dengan tubuh tertatih Alif berusaha berdiri dan mendorong kursi roda Vinny, Arya masih berdiri pada posisinya. Hingga Vinny berada tepat di depan pintu Arya mengejarnya, Arya menahan kursi roda Vinny.

"Vin, gue mohon kasih gue kesempatan." Arham memegang erat tangan Vinny. "GUE CINTA SAMA LO." Kesekian kalian Arya memohon dengan sangat. Melihat ini, tentu saja Vinny melunak.

"Ar, yang lo liat dari gue itu apa? Gue cacat, gue gak bisa apa-apa," lirih Vinny. "Sedangkan lo... Lo sempurna lo dicintai banyak orang, apa kata mereka kalo lo punya kekasih kayak gue."

Arya menatap dalam bola mata Vinny.
"Gue gak peduli apa kata mereka, gue hidup dengan pilihan gue sendiri dan gue mau sama lo. Gue rela ngelepas semuanya, asalkan gue bisa sama lo. Hidup gue berubah setelah kenal lo." Air mata Arya sedikit keluar.

"Mungkin lo bisa nerima komentar dari orang-orang, tapi gue gak bisa, Ar. Gue gak punya mental baja yang bisa nerima cemoohan orang-orang. Gue gak mau ngeliat lo dibenci sama orang- orang, termasuk kembaran lo."

"Lo mikirin semua orang, gimana sama perasaan gue, Vin? Asal lo tau selama ini gue gak pernah cinta secinta cintanya orang jatuh cinta, tapi cuma sama lo gue kayak gini. Gue kayak orang gila karena cinta." Arya melemah dihadapan cintanya.

Vinny terdiam mendengar kata-kata dari Arya, sebenarnya di dalam hati Vinny masih mencintai Arya. Tetapi, egonya lebih besar menguasainya dibanding perasaannya, Vinny meninggalkan Arya dan Alif.

Alif menyentuh bahu Arya. "Sob, lo gak perlu takut, gue sama Vinny  cuma temenan. Dia cuma cinta sama lo." Alif pergi meninggalkan Arya.

Tak lama Alif menggalkan Arya, terdengar kursi roda berjalan menuju Arya. Alif menoleh ke belakang, terlihat Vinny berada di depan Arya. Dada Alif terasa sesak, namun ia tidak bisa berbuat apapun selain berbahagia melihat Vinny bahagia. Alif mengemudikan motornya, secepat kilat ia menghilang dari pandangan.

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang