Takdir itu jahat

1.2K 50 12
                                    

Ada hal yang lebih menyakitkan dari merindu yaitu permainan takdir

Ara kembali merasakan sakit yang pernah ia rasakan satu tahun lalu. Rasa sakit yang sulit sekali ia lupakan, Ara hanya bisa meratapi takdirnya yang begitu kejam mempermainkan dirinya. Ara menghempaskan semua yang ada di dalam kamarnya, hingga tak terlihat lagi bentuk dari kamar Ara yang biasa terlihat rapi dan bersih.

"Kenapa? Kenapa lo kembali hanya membawa luka? KENAPA?!!!" Ara berteriak hingga siapapun yang berada di luar kamarnya akan mendengarnya.

"Apa belum cukup, Van? Dulu lo pergi ninggalin luka di hati gue, sekarang lo dateng dan ngukir kembali luka di atas luka yang masih basah. GUE BENCI LO VANO!!"

Arya tergesah-gesah menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar Ara yang memang sengaja tidak dikunci. Arya begitu sakit melihat penderitaan yang Ara alami. Sebagai kembaran, Arya sangat mengerti apa yang Ara rasakan. Namun, Arya tidak tahu harus melakukan apa. Arya punya andil besar atas apa yang terjadi pada Ara. Arya memeluk tubuh Ara yang lemas tak berdaya dengan air mata yang berlinang.

"Cukup, Ra, gue mohon jangan nangis." Arya memeluk erat tubuh Ara.

"Sebesar apa salah gue, Ar? Kenapa takdir gue kejam mempermainkan gue. Selama ini gue berusaha ngelupain Vano, gue hidup tapi rasanya gue mati. Gue berubah jadi orang lain, gue habisin waktu berdiam diri. Tapi, saat gue udah bisa nerima dia pergi dari hidup gue, dia malah datang. Dia datang dengan membawa luka baru." Ara menumpahkan semua air matanya dalam pelukan Arya.

"Ra, lo gak salah. Mungkin emang Tuhan pengen lo ngerasain sakit dulu baru lo bisa ngerasain kebahagiaan. Lihat, sekarang orang yang sangat lo cintai, dia datang ke arah lo tanpa lo minta. Seharusnya lo bahagia, Ra, penantian lo selama ini berbuah manis."

"Lo pikir semudah itu!!" Ara mendorong kasar dada Arya.

"Apa lo tau, Ar, dia datang ke gue karena dia gak bisa dapetin cintanya, Adis menikah dengan orang lain. Setelah itu terjadi, dengan mudahnya dia datang ke gue yang jelas-jelas dulu dia buang kayak sampah, Arya!!!"

"Gue cinta sama dia, dari dulu sampe sekarang gue tetep cinta dia. Sampe kapan pun gue tetep cinta dia, Arya. Tapi, kenapa dia ngelakuin ini ke gue. Kenapa dia baru sadar sekarang, kenapa dia mandang cinta gue saat cintanya terkhianati? ITU NAMANYA DIA JADIIN GUE PELAMPIASAN SAAT CINTANYA PERGI!!! Dan nanti ketika cintanya tiba-tiba balik ke dia. Dia dengan mudahnya ngebuang gue, sama kayak dulu dia ngebuang gue, ARYA!!"

ArYA tidak bisa berkata apapun lagi, Arya sangat paham apa yang ditakutkan oleh kembarannya itu. Arya memilih diam dan memeluk Ara, Arya ingin sekali mengambil posisi yang sedang Ara perankan.

"Ra?" Suara seseorang yang masuk dari arah pintu.

Sontak Arya terbelalak, Arya tidak menyangka bahwa Vano mengikutinya sampai ke rumah. Vano berdiri di samping pintu, mendengarkan apa yang Ara rasakan selama ini.

"Vano?" ucap Arham.

"Gue pengen ngomong sekali ini aja sama Ara, Ar."

Arya mengangguk dan keluar dari kamar meninggalkan mereka berdua.

"Ra, gue tau, ucapan maaf gak akan ngembaliin semuanya seperti semula. Maaf gue gak akan buat sakit lo hilang. Tapi, gue tulus, gue minta maaf gue bodoh udah nyakitin cewek sebaik lo. Gue emang gak pantes ada di hidup lo dengan apa yang udah gue lakuin ke lo." Vano menjeda ucapannya. "Lo bener, Ra, gue gak tahu diri, gue cowok yang gak punya hati. Gue udah nyianyiain lo gitu aja, udah nyakitin lo. Sekarang saat gue tersakiti, dengan mudahnya gue datang ke lo dan berharap lo nerima gue lagi, haha... lucu ,ya, gue kayak gak punya dosa. Tapi, Ra, kalo lo ngasih gue kesempatan buat bahagiain lo, buat nyembuhin luka di hati lo. Gue, gak bakal nyia-nyiain kesempatan ini. Gue akan jaga lo, perasaan lo, dan bahagiain lo, Ra."

Mata Vano memerah, tangannya menggenggam erat kedua tangan Ara. Ara hanya diam tanpa mengeluarkan satu katapun. Hatinya sangat bimbang, Ara hanya bisa menangis dan menangis. Tundukan kepalanya semakin dalam.
Perlahan Vano melepaskan genggamannya, Vano tahu Ara tidak akan memberinya satu kesempatan. Vano pasrah, mungkin inilah takdirnya. Takdir yang begitu menyakitkan.

"Gue ngerti, Ra, maaf, gue emang gak pantes buat lo. Gue bakal pergi dan gak akan datang lagi, Ra. Gue gak akan nyiksa lo dengan kehadiran gue, bahagia terus. ARA SAYANG."

Setelah mengucapkan itu Vano bangkit dan menjauh dari Ara yang masih diam menunduk. Mendengar kalimat itu, hati Ara bergejolak. Hingga tak disangka Ara bangkit, berlari memeluk Vano dari belakang. Vano, Vinny, dan Arya tersentak melihat adegan itu. Air mata Ara kembali tumpah di punggung Vano, dengan cepat Vano membalikan tubuhnya menghadap Ara.

"Ra, apa ini artinya?"

"Lo jahat, Van. Kenapa lo sakitin gue, gue cinta sama lo, gue sayang sama lo." Ara memukul pelan dada Vano.

"Iya, Ra, lo boleh pukul gue sampe lo puas sampe rasa sakit lo hilang." Vano memeluk erat tubuh Ara.

"Gue benci lo, Vano."

"Jangan benci gue, Ra, karena gue mau buka hati untuk cinta sama lo."

"Lo gak bakal tinggalin gue lagi, kan?"

"Gaj akan, selamanya gue akan ada di sisi lo, Ra. Gue akan tebus semua kesalahan gue dulu."

"Gue cinta lo, Vano." Ara memeluk tubuh Vano

"Gue juga, Arayah Sudrajat." Sekilas Vano mencium puncak kepala Ara.

Tidak disadari bahwa sedari tadi, Vinny dan Arya terharu melihat adegan seperti di film-film. Mereka saling berpelukan menyaksikan dengan seksama. Rasa sakit yang selama ini mereka alami akhirnya berbuah manis.

"Woi!! Nikahin dulu adek gue, baru peluk-peluk." Sontak Arya dan Vinny melepaskan pelukkannya. Membuat Arya mendengus kesal.

"Lo juga peluk adek gue," tantang Arya.

"Bedalah."

"Ya udah gue ngalah deh."

Vano tertawa puas, diikuti dengan Vinny dan Ara. Mereka kini kembali berpelukan, benar kata takdir. Sejauh manapun kamu berlari jika kamu ditakdirkan untukku maka kamu akan kembali dengan sendirinya. Sesulit apapun aku mendapatkanmu jika kamu ditakdirkan untukku maka kamu akan menjadi milikku.

The End

Makasih yang udah support cerita ini, makasih apresiasinya. Maaf kalo endingnya ga sesuai harapan kalian support terus yaaa

Salam kreatif
Kirana

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang