Gue benci diri gue

905 53 0
                                    

Persahabatan adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari sebuah proses perjalanan hidup. Sahabat adalah orang yang paling bisa mengerti diri kita, mereka bisa menjadi tempat curahan hati kita. Seorang sahabat mampu mengerti diri kita dibandingkan kita mengerti diri kita sendiri, tak khayal semua orang lebih memilih tidak memiliki kekasih dibandingkan tidak memiliki sahabat. Tetapi, bagaimana jika seorang sahabat yang kita anggap seperti keluarga berubah menjadi musuh, sahabat yang kita percaya kini mengkhianati diri kita dan bahkan ikatan persahabatan. Banyak dari mereka yang kini tidak mempercayai tentang arti persahabatan karena pengkhianatan.

Ara kini telah siap hangout bersama teman-temannya, gaun mini bewarna biru gelap tanpa lengan membaluti tubuh idealnya. Tata rias natural dan rambut panjang teurai menjadi point plus kecantikannya. Kaki jenjangnya yang putih dengan sepatu flat mulai menuruni anak tangga.

Langkah demi langkah Ara pijaki tanpa memperdulikan sekitarnya. Sejak Arya memilih kembali bersama Vinny, Ara berubah 180 derajat dari sebelumnya. Ara kini menjadi wanita yang arogan, sering keluar malam bersama teman-temannya.

"Bunda, aku pergi," pekik Ara.

"Lo mau ke mana?" tanya Arya yang saat itu berada di ruang keluarga.

Ara melirik sedetik lalu melanjutkan langkahnya keluar.

Arya mencengkram pergelangan tangan Ara. "Gue nanya sama lo, KENAPA DIEM!"

"Lepasin gue!" Ara menghempaskan cengkraman Arya. "Ini hidup gue, lo gak usah ikut campur."

"ARA!!!" bentak Arya. "Lo itu saudara gue, jadi gue berhak tau lo mau ke mana dan sama siapa?"

Ara balik badan. "INI HIDUP GUE, GUE YANG NENTUIN. MAU ITU BAIK ATAU BURUK, ITU HAK GUE. NGERTI!!!" Ara berlalu pergi.

"Serah lo deh, Ra!"

Ara memasuki mobil yang telah menunggunya dari tadi di depan gerbang rumahnya, Ara pergi bersama seorang laki-laki yang baru saja dia kenal dari temannya yaitu Mora.

Tak lama kemudian Ara dan Ryan sampai di sebuah club malam yang berada di kota Bandung, suasana yang kerlap kerlip karena cahaya dari lampu disko serta musik-musik dj menyelimuti malam ini.
Wanita-wanita seksi berlenggak lenggok menari mengikuti irama musik. Aroma minuman alkohol tercium sangat kuat.

Ara dan Ryan menemui teman-temannya yang berada di sana, Ara yang masih terlihat canggung dan asing dengan tempat seperti itu kini mulai bisa beradaptasi. Cangkir demi cangkir disuguhkan teman-temannya kepada Ara, Ara yang polos dengan pasrah meminum tiap cangkir yang diberikan teman-temannya, hingga Ara merasakan kepalanya sangat pusing. Kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya, Ara merasakan seperti ada gempa bumi yang sangat kuat yang membuat tubuhnya sempoyongan.

Semua teman-temannya tertawa puas melihat Ara yang mabuk berat, mereka mulai merencanakan misinya.

"Ryan, nikmati tubuhnya," ucap Mora.

Ryan tersenyum. "Dengan senang hati Mor, makasih banget lo ngasih gue mangsa yang waw banget." Ryan menggendong Ara menuju kamar.

"Mor, lo kok tega banget? Dia kan sahabat lo dari kecil."

Mora meneguk minumannya. "Gue mau bales dendam sama kakaknya, biar kakaknya yang songong itu ngerasain gimana rasanya kalo adik kesayangannya hancur."
"Tapi Mor, kenapa lo bales di adiknya?"

"Mau gimana lagi, itu jalan satu-satunya buat gue bales dendam."

Ara terkulai tak sadarkan diri di atas kasur, Ryan mulai menjamah tubuhnya secara perlahan. Step by step Ryan melakukan kegiatan di atas kasur itu, Ara sedikit tersadar dan melihat apa yang dikerjakan Ryan, sontak Ara berteriak dengan tubuh yang nasih sangat lemah Ara berusaha memberi perlawanan.

PROTECTIVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang