Ara tengah asik menonton televisi, ia tidak menyesali apa yang telah ia perbuat sore tadi. Hatinya puas melihat cewek itu pergi dari kehidupan Arya.
"Baguslah cewek lumpuh itu pergi dari hidup Arya," gumam Ara.
Terlihat Arya memasuki rumah dengan lemah dan belumuran darah, Ara kaget melihat keadaan Arya seperti itu. Seketika Ara berteriak kencang, membuat Bunda mereka kaget dan datang untuk melihat.
"Arya!" pekik Ara, berlari menuju Arya. "Lo kenapa?"
Arya menepis tangan Ara. "Minggir! Lo gak usah peduli sama gue," ucap Arya.
"Siapa yang buat lo kayak gini, Ar?"
Arya menatap tajam. "Lo mau tau siapa yang buat gue gini?" Arya tersenyum miring.
"Lo! Lo yang buat gue kayak gini. Gara-gara lo gue terluka, Ra! Lo itu saudara gue atau bukan sih? Seharusnya lo bisa ngerasain apa yang gue rasain. Gue terluka, Ra, hati gue terluka!" bentak Arya, dan meninggalkan Ara."Gue gak mau liat lo hancur cuma karena lo pacaran sama tuh cewek lumpuh." Suara Ara tak kalah tinggi.
Arya berbalik badan. "Hancur?" Arya tertawa miris. "SEKARANG LO LIAT, APA YANG LO LAKUIN INI BUAT GUE BAHAGIA? Gue cinta sama Vinny, tapi lo hancuri semuanya. Gue gak bisa hidup tanpa dia, Ra!" Arya terseok- seok menaiki anak tangga.
"ARYA, INGET JANJI LO DI MAKAM AYAH!!" jerit Ara.
Tubuh Ara lemas, kakinya tak bisa menopang seluruh tubuhnya. Ia menjatuhkan tubuhnya di lantai, Ara tak percaya bahwa yang dilakukannya malah membuat saudaranya terluka seperti itu. Lantas, Ara tambah semakin benci melihat Vinny. Pikirnya, ini semua adalah salah Vunny, kehancuran Arya itu karena Vinny hadir di hidup Arya.
"Bun, ini semua karena cewek lumpuh itu bun," lirih Ara.
Sinta mengelus rambutnya. "Udah, Ra, kamu jangan salahin Vinny. Seharusnya kamu dukung apa yang menjadi kebahagiaan kembaran kamu. Ibu tau maksud kamu baik, tapi Arya punya pilihan sendiri. Dia sudah dewasa untuk menentukan baik buruk untuk dirinya," tutur Sinta.
Ara hanya diam mendengar perkataan Bundanya, tapi Ara tidak bisa menerima Vinny sebagai bagian dari hidup Arya. Bagi Ara, Arya bisa mendapatkan wanita yang lebih dari Vinny.
***
Pagi yang cerah mengawali hari yang baru, tetapi tak bisa mencerahkan hati dan perasaan Vinny saat ini. Vinny masih meneteskan air matanya bila mengingat pesta itu, hatinya terasa hancur sangat hancur. Semuanya telah berakhir, kisah cinta yang baru saja ia mulai kini sudah berakhir. Kenangan yang indah bersama Arya telah ia kubur bersama rasa cintanya saat pesta itu. Vinny ingin hidup tanpa cinta, walaupun sangat sulit karena Arya adalah cowok yang pertama kali mengenalkannya dengan cinta dan Arya juga cowok pertama yang mengenalkan Vinny dengan luka.
Suara Vano membuyarkan lamunannya, dengan cepat Vinny menghapus air mata yang berada di pipinya. Tanpa bicara sedikit pun Vano langsung mendorong kursi roda Vinny keluar.
"Mau ke mana, kak?" Namun Vano diam.
Vinny kaget melihat punggung cowok yang berada tepat dijadapannya, hatinya mulai sakit. Vinny teringat dengan seseorang yaitu Arya, emosinya mulai tak terkendali. Setiap Vinny melihat dan memikirkan Arya, ia selalu teringat akan kejadian memalukan dan menyakitkan itu.
"Lo mau ngapain lagi kesini?"
Pria itu membalikan badannya, Vinny semakin terkejut melihat wajah cowok itu yang tak asing lagi bagi Vinny.
"Alif?"
Alif tersenyum.
"Kakak masuk dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTIVE [Completed]
Teen FictionHidup dengan perisai sang kakak membuat Vinny sulit berteman dengan laki-laki lain. Setiap kali ada laki-laki dekat dengannya, sang kakak selalu menghajarnya hingga KO. Hingga suatu hari Vinny bertemu seorang Arya, petarung muda berbakat tapi tetap...