Satu tahun Arya kehilangan wanita yang sangat ia cintai. Sampai detik ini, Arya hanya mendengar kabar bahwa Vinny meninggal dunia. Tapi, Arya tidak pernah melihat jenazahnya atau kuburan yang bertuliskan nama kekasihnya.
Arya duduk di kursi danau, tempat ini adalah saksi bisu pertemuan antara Vinny dan Arya. Sampai detik ini, Arya belum menerima kematian Vinny. Arya yakin bahwa Vinny masih hidup, hanya saja waktu yang belum bisa menemukan mereka kembali. Arya seperti orang yang kehilangan akal, ia selalu berharap bahwa semua ini adalah mimpi buruk yang panjang. Arya tidak akan merelakan kepergian Vinny sebelum ia melihat kuburan Vinny. Selama satu tahun belakangan ini, Arya selalu mencari keberadaan Vinny. Arya masih sangat yakin kalau kekasihnya masih bernapas di belahan bumi manapun ia berada, karena di sini Arya masih juga bernapas.
"Vin, lo inget janji kita, kan? Selagi gue bernapas maka lo juga akan bernapas. Sebelum gue liat kuburan lo, gue gak akan pernah bisa nerima kalo lo udah gak ada." Arya menundukkan kepalanya.
"... Vin, kenapa lo pergi dengan cara yang kayak gini? Lo pergi tanpa bilang dulu ke gue, lo pergi tanpa ngasih gue firasat. Kalo emang lo udah pergi ke surga, kenapa lo gak ajak gue bersama lo. Gimana gue bisa jalani hidup gue tanpa lo, Vin."
Bayangan hitam sekarang ada di samping Arya. Orang itu berdiri menghalangi sinar matahari yang mengarah tepat pada posisi Arya duduk. Arya mengetahui bahwa ada seseorang di sampingnya. Tetapi, Arya tidak memerdulikan orang itu. Pikiran Arya hanya untuk Vinny. Arya mulai jengkel melihat orang itu yang hanya diam berdiri di sampingnya.
"Ngapain lo di situ?" tanya Arya. "Jangan halangi sinar matahari itu, biarin gue kebakar supaya gue ketemu sama orang yang gue cintai." Arga masih menundukkan kepalanya, air matanya jatuh menyentuh bumi.
"Bila nanti saatnya tlah tiba
Ku ingin ku menjadi isterimu
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana kemari dan tertawa..."
Hati Arya tersentak kala mendengar suara itu. Suara yang tidak asing lagi ditelinganya, jantung Arya berdetak lebih kencang dan ritmenya tidak beraturan. Pikiran Arya menduga-duga, apakah ini adalah orang yang sama. Orang yang selama ini ia tunggu, orang yang sangat Arya cintai. Namun, pikiran itu ia buang jauh- jauh. Mungkin saja ini adalah halusinasi dari Arya, ia tidak langsung melihat sosok di sampingnya. Arya masih mengatur irama jantungnya dan Arya mulai menjernihkan pikirannya. Tak lama suara orang itu mulai terdengar kembali.
"Namun bila saat berpisah tlah tiba
Izinkan ku menjaga dirimu
Berdua bersamamu menikmati pelukan diujung waktu
Sudikah kau temani hidupku...."
Penggal terakhir dari lirik itu meyakinkan Arya untuk melihat seseorang yang berada di sampingnya. Orang itu telah duduk di samping Arya untuk menunggu Arya melihatnya. Dengan hati yang cemas bercampur senang, ia menegakkan kepalanya. Persekian detik wajah Arya berada tepat di hadapan orang itu.
Arya tercengang setelah melihat orang yang berada di depannya. Wajah yang sama dan senyum yang sama. Mulut Arya terbuka lebar, matanya berkontak langsung dengan mata seseorang yang berada di depannya. Wajah orang itu terlihat senduh, mata kecil yang menghipnotis orang lain dan bibir tipis nan mungil ditambah senyuman manis mampu membuat Arya tak berkedip. Bukan hanya karena itu, Arya masih terdiam dan kaget melihat seseorang yang selama ini ia tunggu."Vin?"
Cewek bernama Vinny itu hanya diam dan tersenyum melihat Arga yang masih bengong dan syok. Arya terus memukuli pipinya, Arya yakin bahwa ini adalah mimpi atau halusinasi karena ia sangat merindukan Vinny.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTIVE [Completed]
Teen FictionHidup dengan perisai sang kakak membuat Vinny sulit berteman dengan laki-laki lain. Setiap kali ada laki-laki dekat dengannya, sang kakak selalu menghajarnya hingga KO. Hingga suatu hari Vinny bertemu seorang Arya, petarung muda berbakat tapi tetap...