Dua beradik itu sangat lahap menyantap makan siang, kali ini masakan yang mereka makan bukan hasil karya tangan Vano melainkan masakan dari warung padang. Dengan lahapnya Vinny menyendokan nasi ke mulutnya, terlihat keringat yang sedikit bercucuran di keningnya karena makanan yang sedikit pedas. Vano hanya tersenyum melihat ke polosan wajah adiknya itu.
"Pelan-pelan aja makannya, Dek."
"Habis enak, Kak."Mereka melanjutkan kembali makannya. Sedang asik makan siang, tiba-tiba ada dua orang yang langsung masuk ke dalam rumahnya. Sengaja, Vano tidak mengunci pintu rumahnya agar udara bisa masuk bersirkulasi.
Vano kaget melihat orang yang datang secara tiba-tiba, mereka adalah sepasang anak kembar yaitu Ara dan Arya. Nafsu makan Vano seketika menghilang ketika melihat wajah Ara. Kelicikannya untuk mendapatkan cinta Vano membuatnya jijik, tapi mau tidak mau Vano harus menjalani hubungan palsu ini bersamanya."Hai semua," sapa Ara.
Vinny hanya tersenyum.
"Ya... Gue telat. Padahal gue ke sini bawa soto dan ayam goreng buat kita makan siang bareng." Ara sedikit kecewa melihat Vano dan Vinny sudah makan.
Vinny meneguk air. "Biar buat nanti malem aja, Ra," ucapnya tersenyum.
Arya menatap Vinny penuh kasih sayang, tetapi Vinny tidak membalas tatapan itu. Vinny mendorong kursi rodanya ke arah kolam, disusul oleh Arya.
Vinny menatap ke arah kolam, wajahnya masam tidak seperti biasanya. Arya merasa aneh dengan sikap Vinny yang berubah jadi dingin, padahal Arya merasa tidak membuat kesalahan apapun. Arya mencoba memberanikan diri untuk menanyakan hal ini kepada Vinny."Vin, lo kenapa?" Arya duduk di samping kursi Vinny. "Lo marah sama gue, ya?"
"Kenapa lo gak cerita?" Vinny masih menatap lurus ke depan.
Arya mengernyit. "Cerita? Cerita apa, Vin?" Arya memutar kursi roda Vinny ke hadapannya.
"Dari awal, lo pasti udah tau, kan, kalo Ara suka sama kakak gue?" Vinny menatap Arya tajam.
Arya hanya diam menunduk.
"JAWAB!"
Arya menggenggam tangan Vinny. "Gue cuma pengen Ara sembuh dan Ara bakalan sembuh kalo dia sama kakak lo," ucap Arya.
"What?" Vinny menghempaskan tangan Arya. "Itu namanya lo egois, Ar. Lo tau kan kalo kakak gue udah punya pacar? Lo juga tau kalo kakak gue cinta banget sama pacarnya. Kenapa lo gak bilang itu ke Ara, Ar?!" Emosi Vinny makin mencuat.
"Sama halnya kayak lo, Vin, gue juga pengen ngeliat saudara gue bahagia," tutur Arya.
"Tapi gak kayak gini caranya, Ar, kakak gue mencintai orang lain, dia nerima Ara cuma karena Ara ngancem buat misahin kita." Vinny menegakkan kepala Arya.
"Apa? Ara ngancem buat misahin kita?" Arya kaget mendengar itu. "Sumpah, kalo itu gue gak tau."
"Gue juga mau liat Ara bahagia, Ar, tapi kebahagiaan Ara bukan bersama kakak gue. Kita harus lurusin ini semua, supaya Ara gak terlalu dalam mencintai kakak gue."
"Vin, gue mohon jangan sekarang. Biarin Ara menikmati kebahagiaannya sebentar." Arya berlutut di hadapan Vinny.
"Sampe kapan, Ar? Semakin lama hubungan ini berjalan, maka akan buat Ara semakin sakit saat nerima kenyataan bahwa kak Vano mencintai orang lain." Vinny kembali emosi.
"Gue janji, Vin, setelah pulang ini gue bakalan ceritain semua ke Ara," ujar Arya.
Vinny hanya diam, sedikit pun ia tidak mau melihat Arya. Perasaannya bercampur aduk, hatinya bingung dengan semua ini. Di sisi lain ada Vano, kakak yang sangat ia sayangi dan di sisi lainnya lagi ada Arya, cowok yang sangat ia cintai. Semua dilema ini membuatnya pusing, entah apa yang akan terjadi akhirnya nanti hanya Tuhan yang tau.
Arya menyenggol-menyenggol lengan Vinny, berharap Vinny tidak marah lagi kepadanya. Sahutan manja keluar dari mulut Arya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117294462-288-k822195.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTIVE [Completed]
Teen FictionHidup dengan perisai sang kakak membuat Vinny sulit berteman dengan laki-laki lain. Setiap kali ada laki-laki dekat dengannya, sang kakak selalu menghajarnya hingga KO. Hingga suatu hari Vinny bertemu seorang Arya, petarung muda berbakat tapi tetap...