13

12.8K 1.1K 44
                                    

Prilly dan Ali saling pandang kemudian mereka menatap Bunda dan Ayah yang duduk di hadapan nya dengan senyum yang tak lepas dari bibir mereka.

"Ada apa Ayah Bunda" tanya Ali akhirnya membuka suara

"Gimana Yah bilang nya" ucap Bunda pada Ayah

"Gini Li Prill" Ayah menatap mereka satu persatu

"Ayah sama Bunda udah sepakat buat nikahin kalian"

"APA? NIKAH?" Ali dan Prilly sama sama kaget kemudian mereka saling pandang.

"Kenapa? Kalian terlihat cocok dan Ayah sama Bunda juga tau kalian saling suka"

"Iya jadi Bunda mau kalian menikah secepatnya"

Prilly tersenyum malu malu dan menunduk, apa Ayah dan Bunda gak salah bicara? Mereka ingin menikahkan ia dan Ali? Seriusan? Ahh kok bahagia ya?

"Gak bisa Bun, Ali belum mau menikah apalagi dengan Prilly"

Senyum Prilly memudar, dan ia mengerucutkan bibirnya, masa Ali sama sekali tidak tertarik dengan dirinya sih?

"Umur kamu sudah cukup untuk menikah Ali, lagian kita juga sudah tidak sabar ingin menggendong cucu iya kan Yah" Ayah mengangguk antusias

"Kenapa kamu gak mau menikah dengan Prilly? Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Ayah

"Ali gak punya pacar tap..."

"Ya iyalah gak punya pacar, siapa juga yang mau sama kamu. Kaku kayak gitu muka nya datar kayak tembok cina"

Prilly menutup mulutnya menahan tawa, Bunda nya itu kalau ngomong suka bener ya

"Kamu tidak menyukai Prilly?"

"Apa Prilly menyukai Ali?" tanya Ali sembari melirik Prilly

"Kamu tanya sendiri orang nya langsung, apa kamu gak bisa liat dari tingkah dan sifat dia sama kamu? Apa itu belum cukup untuk membuktikan apakan Prilly suka sama kamu atau tidak?"

Prilly menunduk malu, aishh Ayah nya saja peka dengan sifat Prilly yang selalu menonjol menunjukan rasa suka nya pada Ali masa Ali tidak peka? Rasa nya tidak mungkin

Ali terdiam dan menatap Prilly lama, walaupun gadis itu menunduk tapi tetap saja Ali menatapnya. Ia juga merasakan bagaimana sifat gadis itu yang selalu blak blakan saat bicara pada nya, dan apakah benar Prilly menyukainya?

"Bagaimana Ali, kamu mau kan menikah dengan Prilly?"

"Gak bisa Ayah, menikah itu harus ada rasa saling mencintai"

"Ya ampun Ali kamu seharusnya sadar dong dengan perasaan kamu sendiri kalau kamu juga suka sama Prilly"

Prilly lagi lagi menahan nafasnya, tadi Bunda bilang apa? Apa benar Ali menyukai dirinya? Itu artinya cinta ia tidak bertepuk sebelah tangan

"Iya Bunda benar, Ayah saja tau bagaimana perasaan kamu sama Prilly masa kamu sendiri tidak merasakan itu. Sekarang Ayah tanya apa setiap malam kamu selalu memikirkan Prilly?"

Ali terdiam dan memalingkan wajahnya, kenapa mereka harus mengintrogasi dirinya?

"Kalau diam berarti jawaban nya IYA"

Prilly tersenyum bahagia, rasanya ia ingin teriak ternyata pria tampan dan cuek yang ada di samping nya ini mengalami hal yang sama dengan dirinya yang setiap malam selalu memikirkan Ali.

"Tapi Ayah, Ali tetap gak bisa menikah dengan Prilly"

"Kamu jangan mengikuti pikiran kamu ikutilah hati kamu Ali"

Pangeran PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang