15

14K 1.1K 36
                                    

Prilly berdecak sebal melihat Ali yang kembali datar dan cuek padanya, ia berdoa dalam hati agar Ali kembali sakit dan tidak bisa sembuh sembuh! Bodo amat! Perasaan nya kini benar benar sangat kesal

"Ali dengar gak sih dari tadi aku ngomong kamu hanya diam, nyesal deh ngerawat kamu sampai sembuh. Aku berharap kamu sakit lagi!"

Ali menatap Prilly tajam, telinga nya ini sudah panas mendengar ocehan Prilly sepanjang jalan. Gadis itu begitu cerewet sekali.

"Cepat turun, kita udah sampai" Prilly mencebikan bibirnya

"Kata nya cinta, bukain dong pintu nya" ucap Prilly ketus, baginya Ali itu tidak ada romantis romantisnya

Ali menghela nafasnya panjang, dan keluar dari mobil membukan pintu untuk Prilly. Walaupun wajah nya datar tapi mampu buat Prilly tersenyum karena Ali mau menuruti perkataanya. Tiba tiba senyum Prilly memudar melihat Ali yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah tanpa menunggunya

"Di gandeng kek tangan aku" teriak Prilly, tidak ada sahutan dari Ali membuat Prilly menggeram kesal dan menghentak hentakan kaki nya.

Prilly menyusul memasuki rumah dengan wajah yang cemberut, ia melihat Ali sudah duduk di sofa bersama Ayah dan Bunda.

"Sini Prill gabung, Ali nya jahat ya gak mau nungguin kamu" Prilly menganggukan kepalanya pelan dan memasang wajah cemberutnya. Ali memang sangat jahat!

"Gimana selama di apertemen Ali?" tanya Bunda dengan senyun jahilnya.

Senyum Prilly langsung mengembang mengingat bagaimana ia merawat Ali dengan penuh kasih sayang dan Ali juga tidak cuek padanya. Menurutnya Ali lebih sweet di saat sakit. Tiba tiba senyum nya memudar, ia kembali mengingat saat Ali sudah sembuh dan kembali ke sifat datar dan cuek nya.

"Bunda, Ayah kalau Prilly minta Ali sakit lagi gapapa kan?"

"Haa? Maksud kamu?" tanya Bunda dan Ayah bersamaan

"Habisnya Ali kalau sakit tuh sweet banget, eh udah sembuh kembali ke sifat datar dan cuek nya. Liat tuh muka nya gak ada senyum senyum nya sama sekali" Prilly menatap Ali sinis dan menjulurkan lidahnya pada Ali.

Ali hanya bisa menggelengkan kepalanya, gadis itu seperti anak kecil saja.

Bunda dan Ayah terkikik geli. Rasanya Bunda dan Ayah belum percaya kalau Ali bisa bersikap sweet yang di katakan Prilly barusan.

"Masa? Ah Bunda gak percaya kalau Ali bisa bersikap manis di depan kamu"

"Seriusan Bunda, bahkan Ali perhatian banget terus dia minta Prilly buat nemanin tidur"

"Apa?"

Ali menggeram kesal dan menatap Prilly tajam, apa apaan ini? Prilly menceritakan ini semua pada Bunda dan Ayah nya? Bisakah itu jangan di ceritakan dan hanya jadi rahasia pribadi saja?

"Ali, kamu tidak macam macam kan terhadap Prilly?" Ayah menatap Ali tajam.

"Ali tidak mungkin melakukan hal itu pada Prilly, Ayah dan Bunda jangan percaya ucapan gadis gila itu"

"What? Kamu lupa ya Li apa yang kita lakukan? Astaga"

Ingin sekali Ali menjahit bibir Prilly itu dan menyobek nyobek nya!

"Prilly jangan membuat fitnah!"

"Fitnah dari mana? Kita tidur ser...."

"STOP!"

Prilly langsung terdiam, ia menggigit bibir bawahnya seperti Ali sangat marah sekali pada nya.

"Bilang sama Bunda dan Ayah kalau itu fitnah, atau aku tidak akan menikah dengan kamu!"

Pangeran PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang