26

11K 963 150
                                    

Prilly berjalan gontay memasuki rumahnya, ia sangat lelah mengikuti Naura berjalan kemana mana. Dan menjadi pertanyaan Prilly sekarang adalah siapa sebenarnya istri Ali? Kenapa Naura sedari tadi hanya menempel pada Ali, dan Ali cuma diam saja? Keterlaluan!

"Bang istirahat ya" Prilly melirik sedikit dengan ucapan Naura itu. Kemudian ia berjalan cepat menuju kamarnya.

Ali hanya diam tanpa menjawab ucapan Naura ia pun menyusul Prilly dengan cepat. Ia tidak bisa terus terusan berdiam begini pada istrinya itu.

"Prilly" baru saja Ali masuk kamar, Prilly sudah masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ia menghela nafasnya pelan, dan menunggu Prilly selesai mandi. Ali tau istrinya itu sedang marah karena ia membawa Naura menjemputnya, sebenarnya ia ingin menjemput Prilly tadi sendirian tapi karena Naura ingin ikut dan Bunda sama Ayah juga suruh ajakin Naura mau tak mau ia terpaksa membawa Naura. Ingin menjelaskan pada Prilly pasti istrinya itu tidak mau dengar.

Pintu kamar mandi terbuka, Prilly sudah selesai mandi dan sudah memakai piyama. Prilly hanya diam menatap Ali yang kini sedang menatapnya juga kemudian ia merebahkan dirinya di kasur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku tau kamu marah karena aku bawa Naura tadi" ucap Ali

Prilly pura pura memejamkan matanya dan tidur membelakangi Ali.

"Tadi Bunda sama Ayah suruh aku ajakin Naura aku gak bisa nolak" jelas Ali lagi

"Kamu jangan terlalu cemburu pada dia, dia hanya gadis yang polos" Prilly masih setia dengan diamnya walaupun matanya terpejam tapi ia mendengar semua ucapan Ali.

"Prill sudah lah jangan seperti anak anak, karena hal seperti ini kamu marah sampai mendiami aku seperti ini"

"Aku capek, besok aja kalalu mau ngomong" ucap Prilly dengan datar

"Besok aku sudah flight"

Prilly membalikan badannya dan menatap Ali

"Mandi sana"

"Tidak mau, aku tidak mau kamu mendiami aku terus"

"Terserah" Prilly kembali membalik badannya namun tubuhnya di tahan Ali

"Please jangan seperti anak kecil"

Prilly menarik nafasnya ia pun duduk dan menatap Ali dalam.

"Aku emang kayak anak kecil, aku belum dewasa, aku masih gak tau apa apa!"

"Aku gak suka kamu ngomong gitu"

"Kenyataannya emang gitu kan? Aku gak bisa apa apa Li ngapain kamu nikahin aku gak tau apa apa kayak gini bisanya cuma merepotkan kamu aja"

"Kamu kira hati aku gak sakit dengar kata kata Naura tadi siang, rasanya tuh masih sesak Li. Harusnya kamu gak perlu nikahin aku, nikahin aja dia yang lebih bisa dan mengerti semuanya!"

"Kamu jangan mendengar ucapan dia, dia itu belum mengerti tentang pernikahan"

"Udah ahh aku capek, kayaknya aku terus yang selalu cemburu sama kamu. Kamu tau kenapa aku marah kayak gini sampai diamin kamu? Karena aku takut kejadian yang sama terulang lagi"

"kejadian yang sama gimana"

"Waktu Jasmin suka sama kamu, terus kamu marah karena aku terlalu cemburu. Sekarang aku berusaha biar gak cemburu Li tapi apa gak bisa aku terlalu takut buat kehilangan kamu"

"Kamu tidak perlu cemburu dengan Naura dia itu sudah seperti adik sendiri bagi aku"

"Iya bagi kamu, bagi dia kan gak? Kamu liat aja dia bakalan berusaha buat jauhin aku sama kamu kelihatannya aja polos tapi hatinya jahat"

Pangeran PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang