Prilly mengerjapkan matanya berkali kali, ia menoleh ke samping dimana di sana Alif tidur di sampingnya namun sekarang anak itu sudah tidak ada. Ya, semalam Prilly meminta Alif menemaninya tidur. Kemudian Prilly melihat jam ternyata sudah jam setengah 7 mungkin Alif sedang bersiap siap untuk pergi sekolah. Tak lama pintu kamar Prilly terbuka ia tersenyum melihat Bunda yang datang.
"Kamu sudah bangun sayang" Prilly mengangguk
"Bunda kapan datang?" tanya Prilly
"Jam 6 tadi Prill"
"Sama Ayah?"
"Ayah belum, mungkin siang nanti" Prilly menganggukan kepalanya
"Gimana keadaan kamu?" Bunda menempelkan punggung tangannya di kening Prilly
"Mendingan Bun"
"Sarapan dulu ya, Bunda buatin bubur tadi" ucap Bunda sambil mengaduk buburnya
"Kemarin Alif juga buatin Prilly bubur Bun, buatan Alif enak" Bunda tersenyum
"Alhamdulillah kalau gitu, dia gak nakal kan sama kamu" ucap Bunda sambil menyuapi Prilly
"Gak kok Bun malahan Alif baik banget mau ngurusin Prilly"
"Alif kan emang baik" celetuk Alif tiba tiba, Bunda dan Prilly langsung menoleh ke arah pintu
"Bun Alif mau berangkat sekolah dulu" pamit Alif
"Iya sayang hati hati ya, makasih udah ngurusin kakak kamu selagi Bunda gak ada" Alif menganggukan kepalanya
"Kak Alif berangkat dulu, cepat sembuh" Prilly tersenyum dan mengangguk
"Lif" panggil Prilly
"Apa kak"
"Kalau kamu udah besar kamu jadi dokter ya, biar bisa sembuhin orang sakit" ucap Prilly tersenyum tulus
"Iya" ucap Alif singkat dan mengangguk
"Yaudah Alif pergi"
"Hati hati kakak sayang kamu" teriak Prilly kemudian ia terkekeh
"Nih makan lagi Prill" ucap Bunda ingin menyuapi
"Bun Prilly udah kenyang"
"Loh baru beberapa suap sayang"
"Tapi mulut Prilly pait Bun, Prilly pengen yang asam asam"
"Asam asam?" ucap Bunda kaget
"Kamu mau apa? Bunda beliin deh" ucap Bunda berdiri dengan semangat
"Gak ngerepotin Bun" Bunda menggelengkan kepalanya dengan tersenyum
"Prilly mau mangga sama jeruk"
"Itu aja? Rujak gak mau?" Prilly menggelengkan kepalanya
"Itu aja deh Bun"
"Yaudah Bunda kepasar sekarang sekalian beli sayur, kamu istirahat aja di rumah ya jangan kemana mana kalau ada apa apa langsung telpon Bunda ya" Bunda mencium kening Prilly singkat kemudian pergi dengan semangat
Prilly mengerutkan dahinya bingung kenapa Bundanya begitu senang saat ia meminta yang asam asam?
Tiba tiba hp Prilly berbunyi, ia tersenyum melihat nama Ali tertera di layar ponselnya. Sayang aku nih hihihi
"Hallo"
"Kamu sudah bangun"
"Udah lah, kalau belum bangun aku gak mungkin angkat telpon kamu"
"Gimana keadaan kamu"
"Hmm gak baik"
"Apa yang sakit? Kamu di rumah sama siapa? Apa Bunda sudah datang? Alif juga masih di sana atau sudah berangkat sekolah?

KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Pilot
Fiksi PenggemarPria itu terlalu sempurna dan aku mulai jatuh cinta pada pandangan pertama pada pangeran pilot itu dia adalah pria yang tidak tertandingi dia adalah pangeran pilot yang sangat tampan bahkan sangat tampan di mata aku, walapun dia dingin dan cuek tapi...