6.8

5.6K 687 48
                                    


“Rosé!” Teriak Jaehyun. Ia segera berlari keluar kamar, mencari sosok Rosé di luar, tetapi matanya belum juga menangkap sosok itu.

“Rosé!” teriak Jaehyun terus-menerus memanggil nama gadis itu. Ia berlarian di lorong rumah sakit.

“Jae?” Jungkook dan Junhoe tampak tergesa-gesa menuju Jaehyun. “Ada apa?” kedua orang itu tampak bingung melihat Jaehyun yang seperti orang kehilangan arah sambil meneriaki nama Rosé.

“Rosé tidak ada di kamar,”

“Apa?!” Jungkook dan Junhoe sama-sama terkejut.

“Apa maksudmu, Rosé tidak berada di kamar?” tanya Jungkook.

“Aku ketiduran. Saat bangun, Rosé sudah tidak ada.”

“Kau sudah memeriksa di sekitar sini?” tanya Junhoe

“Sudah. Dan aku belum menemukannya.”

“Sebaiknya kita berpencar,” kata Jungkook “Aku khawatir Rosé menghilang lagi.”

“Dia pasti tidak jauh dari sini.” Ujar Jaehyun. Ketiga orang itu segera berpencar dan mencari Rosé di setiap tempat yang ada di rumah sakit tersebut. Mereka mencari Rosé dari ruangan satu ke ruangan lainnya—dan terus memanggil nama gadis itu.

Jaehyun berpikir sudah sedari tadi ia mencari Rosé di dalam bangunan rumah sakit tersebut tapi tak kunjung menemukannya, Jaehyun memutuskan untuk mencari di sekitar taman rumah sakit, sementara Jungkook dan Junhoe tetap memeriksa setiap tempat yang ada di dalam bangunan yang sangat besar itu.

“Rosé!” Mata Jaehyun tampak liar mencari sosok Rosé diantara orang-orang yang berlalu lalang di taman itu. L
Langkah kaki Jaehyun tertahan ketika melihat seorang gadis yang sedang duduk di sebuah bangku yang ada di taman tersebut. Jaehyun segera berjalan pelan menghampiri Rosé. Pemuda itu segera duduk di samping Rosé, ia memandangi Rosé yang hanya diam dengan pandangan yang kosong, wajahnya masih terlihat pucat, bibirnya mengatup rapat—tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Untuk beberapa saat, kedua orang itu membisu.

Rosé menerawang, ia memandangi langit yang kelam. Tak satupun bintang yang tertangkap matanya. Gadis itu menarik nafas, tangannya perlahan memegangi dadanya. Entah apa yang ada di pikiran Rosé sehingga ia sering sekali menarik nafas panjang. Jaehyun yang juga diam hanya mengamati gadis itu.

“Rosé..” Jaehyun mulai cemas melihat Rosé.

“Pergilah.” untuk pertama kalinya Rosé berbicara sejak sadar dari pingsan. Kata-kata yang begitu dingin keluar dari mulutnya tanpa menoleh sedikitpun pada Jaehyun yang berada di sampingnya. Jaehyun kembali terdiam, tak beranjak sedikitpun.

Menyadari Jaehyun tak beranjak dari tempatnya, Rosé yang memilih beranjak dari hadapan Jaehyun.

Jaehyun memandangi Rosé yang berjalan gontai, sebelum akhirnya menyusul Rosé dan langsung menggenggam tangan gadis itu. Rosé terkejut, ia lalu memandangi wajah Jaehyun.

“Di sini sangat dingin, sebaiknya kita kembali ke dalam,” kata Jaehyun pelan. Rosé memandangi wajah pemuda itu sekian menit, ia lalu menepis tangan Jaehyun.

“Aku ingin sendiri!” Rosé mulai kesal. Jaehyun sepertinya tak merasa terganggu dengan ucapan sinis gadis itu, “Tidak perlu mengasihaniku!” sentak Rosé. Raut wajah Jaehyun tak berubah sedikitpun.

“Tidak ada yang perlu dikasihani dari seorang gadis sepertimu,” ucapan Jaehyun yang tegas membuat Rosé menatap tajam padanya.

Ya, Rosé memang tidak seperti gadis-gadis yang lain, untuk itulah Jaehyun merasa berbicara lembut tak akan mempan,

My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang