6.6

5.6K 649 17
                                    

"Ibumu kembali kritis..”

Jaehyun tampak ragu melanjutkan perkataannya “Dokter sedang berusaha menolongnya.”

Rosé tertegun.

“Rosé, sebaiknya kita ke sana,” Jaehyun beranjak dari tempat duduknya tetapi Rosé memegangi ujung kemeja pemuda itu.

“Rosé?” Jaehyun memandangi Rosé yang terpaku. Gadis itu terdiam untuk beberapa saat.

“Bolehkah—aku meminjam earphone-mu?” Rosé memandangi wajah Jaehyun.

“Tapi Ibumu--”

“Kumohon, berikan saja padaku!l” kata Rosé dengan nada yang begitu dingin sambil tangannya tetap mencengkeram ujung kemeja Jaehyun. Meskipun bingung, Jaehyun akhirnya memberikan earphone itu pada Rosé. Gadis itu segera memasang earphone di telinganya, ia menambah volume lagu yang sedang didengarkannya. Jaehyun kembali duduk di samping gadis itu. Kini yang terdengar di telinga Rosé hanyalah lagu.

Matanya tetap mengawasi ketika seorang dokter keluar dari kamar itu. Ia tak tahu apa yang mereka bicarakan karena ia sendiri tak ingin mendengarnya. Tangan Rosé mengepal erat di atas pahanya, tangan itu mulai gemetar—meskipun tak tahu apa yang disampaikan oleh dokter tapi Rosé sudah bisa menebak apa yang telah terjadi. Matanya yang indah tak berkedip memandangi wajah semua orang yang terkejut. Jungkook yang tertegun dan akhirnya dirangkul oleh Junhoe, air mata yang mengalir di wajah Ayahnya bahkan Dahyun dan Yeri yang ikut menetaskan air mata. Rosé semakin bergetar dengan hebat. Tanpa ragu, Jaehyun segera menggenggam erat tangan Rosé.

***

Terlihat beberapa orang begitu sibuk keluar masuk dari sebuah gedung. Mereka berpakaian serba hitam dan sangat rapi. Ya, mereka datang ke gedung yang lebih di kenal sebagai rumah duka  untuk memberikan penghormatan terakhir kepada keluarga, teman, saudara bahkan kerabat mereka yang meninggal dunia.

Begitu juga yang terjadi disalah satu ruangan dalam rumah duka tersebut. Ruangan itu penuh dengan karangan bunga, ada sebuah foto berukuran besar terpajang di tengah ruangan, wajah wanita cantik yang tersenyum tipis.

Tuan Lee dan Rosé menerima ucapan bela sungkawa dari orang-orang yang berdatangan.

Jaehyun, Junhoe, Dahyun dan Yeri yang berada di ruangan juga turut memperhatikan orang-orang yang bergantian datang. Kebanyakan yang datang adalah orang-orang penting, mengingat Professor Lerryn Zoya adalah seorang ilmuwan yang cukup berpengaruh, apalagi dia di kontrak khusus untuk bekerja dalam pertahanan negara di negeri ginseng tersebut.

“Aku tak menyangka akan berakhir seperti ini,” ujar Yeri.

Mata Jaehyun terus tertuju pada Rosé, ia memperhatikan gadis itu. Rosé terlihat menyalami orang-orang yang datang, tak jarang ia bercakap-cakap dengan kumpulan orang-orang itu. Dari raut wajahnya, seperti tak ada yang berubah dengan suasana hatinya. Itulah yang membuat Jaehyun semakin keheranan, karena tak terlihat rona kehilangan bahkan kesedihan di wajahnya.

“Kemana Jungkook?” tanya Junhoe, sejak tadi Jungkook tak terlihat di situ.

“Aku akan mencarinya,” Jaehyun segera pergi meninggalkan ruangan untuk mencari Jungkook.

Ia mencari Jungkook tapi tak kunjung menemukan pemuda itu, Jaehyun akhirnya berjalan keluar gedung. Di sebuah kursi, ia melihat Jungkook hanya duduk termenung. Ia lalu menghampiri Jungkook lalu duduk di samping pemuda itu.

“Minumlah,” Jaehyun menyerahkan minuman kaleng yang tadi dibelinya. Jungkook segera menerima pemberian Jaehyun. “Mengapa kau di sini?” tanya Jaehyun. Jungkook terdiam, ia lalu meneguk minuman kaleng tersebut.

My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang