Sebelas tahun kemudian.
Florida, Amerika Serikat.
Disebuah apartemen, jarum jam telah menunjukan pukul enam pagi waktu setempat.
KRIIINGGGGG...
KRIIINNGGG...
KRIINGGG...!!!Telepon terus berdering cukup lama. Tak ada sahutan. Sebuah tangan tampak menyembul dari balik selimut, meraba-raba dan mencoba meraih gagang telpon yang terletak di meja, samping tempat tidur.
"Ya." suara seorang gadis yang terdengar sangat malas dan parau.
"Mengapa kau matikan ponselmu?" seseorang berseru dari seberang "Kau sedang tidur, ya? Cepat kemari!"
"Biarkan aku beristirahat sebentar," katanya lagi dengan malas. "Mataku baru dua jam terpejam dalam tiga hari ini. Aku tutup teleponnya." wanita itu bersiap-siap hendak menutup telepon.
"Baiklah, tapi jangan berbuat yang aneh," kata orang itu memberikan sedikit kelonggaran "Ini proyek yang sudah direncanakan sepuluh tahun terakhir ini." katanya dan segera mematikan telepon.
Suasana kembali sepi selama lima belas menit, sampai akhirnya wanita itu bangun dari tempat tidurnya. Rambutnya sedikit berantakan, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba gatal, memandangi kamarnya dengan tatapan beratnya yang masih mengantuk.
Wajah cantiknya tak tertutupi oleh kondisinya yang berantakan, ia masih terlihat sama seperti dulu. Hanya saja, kedewasaannya makin terlihat jelas.
Rosé meraih gelas di nakas dan langsung menghabiskan isinya. Ia kembali meletakan gelas itu ke posisi semula saat matanya menangkap sesuatu. Tangannya meraih benda tersebut-sebuah undangan yang desainnya terlihat begitu elegan, Rosé tersenyum membaca isi undangan tersebut.
***
New York, dua belas jam kemudian.
Sebuah gedung besar bergaya klasik, terlihat mobil-mobil memenuhi parkiran. Orang-orang berpenampilan rapi tampak berbondong-bondong memasuki gedung itu. Disebuah ruangan yang sangat luas, interior di dalamnya sangat berkelas dengan ratusan tempat duduk berwarna merah, tersusun bertingkat seperti anak tangga, mirip seperti pada bioskop. Di depan sana, ada sebuah panggung yang cukup luas.
Orang-orang mulai memadati ruangan itu, mencari tempat duduk mereka sesuai nomor yang tertera dalam undangan ataupun tiket yang berada di tangan mereka.
Rosé memasuki ruang tersebut.
Gadis itu terlihat sangat menawan dengan dress elegan berwarna hitam serta sebuah sepatu high heels demgan warna senada. Rambut panjangnya hanya digerai begitu saja. Sebuah tas kecil di tangan kirinya dan buket bunga yang begitu cantik di tangan kanan gadis itu.
Ia berjalan menuruni anak tangga, lalu masuk ke dalam deretan tempat duduk dan memilih tempat yang sudah ditentukan. Barisan ketiga dari depan. Rosé memandangi panggung sekelilingnya, orang-orang telah memenuhi ruangan itu. Ya, mereka akan menyaksikan konser musik dari seorang violis dunia yang sangat terkenal. Rosé menatap ke arah panggung, sekitar seratusan pemain musik ada di atas sana, lalu ada sebuah kursi di tengah-tengah panggung, kursi tersebut masih kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]
Fanfiction♥ Remake dari FF "I Fell in Love, My Troublemaker Girl" by marchiafanfiction♥