4.3

6.4K 682 35
                                        

Tanpa pikir panjang, gadis itu segera berlari menuruni tangga menghampir Jaehyun yang hanya tergeletak sambil meringis kesakitan.

"Jaehyun!" Rosé menyentuh Jaehyun. Jaehyun hanya menatapnya lalu dengan susah payah berusaha untuk duduk, "Jaehyun kau terluka?" wajah Rosé terlihat cemas saat membantu Jaehyun untuk duduk. Lelaki itu hanya terdiam.

"Kau tak apa-apa?" Tanya Jaehyun, ia menatap Rosé. Gadis itupun hanya terdiam sampai Yeri, Dahyun dan Tzuyu segera menghampiri keduanya.

"APA KAU SUDAH GILA?!!" Rosé tiba-tiba berteriak membuat Jaehyun tertegun. "Apa yang barusan kau lakukan?!" tanya Rosé lagi.

"Rosé..." Tzuyu mencoba untuk memperingatkan Rosé untuk tidak marah-marah.

"Gadis bodoh!" Yeri terlihat kesal. "Apa ini rasa terima kasihmu kepada seseorang yang telah menolongmu?" katanya mulai memarahi Rosé.

"Aku tidak memintanya menolongku!!" Rosé menatap tajam Jaehyun. "Apa kau merasa punya tubuh sekuat besi? Yang tidak akan hancur meski jatuh dari ketinggian?!" Rosé menatap Jaehyun dengan penuh kemarahan, bahkan nafasnya terlihat tak stabil.

Jaehyun hanya diam memandangi dengan bingung, juga heran karena Rosé tiba-tiba saja marah.

"Rosé! Kau benar-benar gila.." Dahyun menggeleng pelan.

"Sudahlah," kata Jaehyun, ia segera berdiri. "Aku tidak apa-apa." katanya lagi dengan tatapan tajamnya yang begitu tenang, tak terlihat lagi ada kesakitan di sana.

"Seharusnya kau memang tidak apa-apa." ucap Rosé terdengar begitu dingin. Ia segera berlalu meninggalkan Jaehyun serta ketiga sahabatnya yang masih tertegun.

"Benarkah kau tidak apa-apa?" Tanya Tzuyu yang juga cemas "Mungkin sebaiknya kita ke klinik?"

"Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir." kata Jaehyun lalu pergi meninggalkan Dahyun, Yeri dan Tzuyu yang hanya memandangi kepergian Jaehyun yang sedikit tertatih.

***

Keesokan paginya di sekolah, Rosé baru saja memasuki ruang kelasnya. Ia segera duduk ditempat duduknya. Hanya terlihat beberapa bangku yang belum terisi oleh tuannya. Rosé memandangi teman-teman kelasnya yang terlihat serius membicarakan sesuatu, wajah mereka terlihat sedih dan kesal. Bukan hanya teman di kelasnya, Rosé juga merasakan hal yang sama dengan siswa-siswi lain. Saat memasuki area sekolah tadi, banyak gerombolan siswa yang terbentuk dan mereka terlihat sangat serius dengan wajah yang sedikit muram--entahlah, Rosé tak tahu apa yang membuat mereka bertingkah tak seperti biasanya.

"Sstt..." Rosé memberi kode pada Tzuyu. Gadis berkacamata itu menoleh dengan penuh tanya. "Apa kau tak merasa, tingkah mereka begitu aneh?" Rosé mengamati para siswa.

"Hari ini final pertandingan anggar." ujar Tzuyu.

"Apa mungkin mereka terlalu tegang?" gumam Rosé. "Khawatir seperti itu rasanya terlalu berlebihan. Seharusnya mereka memberikan dukungan daripada menunjukan kekhawatiran yang justru dapat menurunkan semangat."

"Tentu. Seharusnya tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Jaehyun yang bertanding." kata Tzuyu.

"Lalu, apa mereka benar-benar bodoh?" Rosé sangat heran melihat perilaku para siswa itu.

"Menurutku kau yang bodoh." ucapan Tzuyu membuat Rosé langsung menoleh padanya dengan alis berkerut. "Seharusnya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi kalau Jaehyun tak bisa mengikuti pertandingan final itu, apa mungkin mereka masih bisa tenang?" tatapan mata Tzuyu terlihat datar namun penuh makna.

"Tak bisa mengikuti..." Rosé bergumam pelan, "Apa yang kau maksudkan?"

"Jaehyun tiba-tiba pingsan saat latihan pagi tadi," kata Tzuyu.  "Dia cedera." katanya lagi.

My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang