Sehabis makan malam bersama dengan keluarga Francaise—Rosé, Dahyun dan Yeri segera menuju ke kamar Rosé. Mereka terlihat begitu bahagia karena dapat bertemu sehingga Dahyun dan Yeri memilih untuk berada di kamar yang sama dengan Rosé.
"Ini benar-benar luar biasa," Yeri merebahkan dirinya di kasur yang sangat empuk. "Aku tak menyangka bisa menginjakkan kaki di rumah megah seperti ini."
"Aku bahkan sangat terkejut mengetahui ada rumah semewah ini," Dahyun terus berdecak kagum. "Aku tak menyangka jika keluarga Francaise yang kau sebut-sebutkan itu begitu kaya raya—rasanya seperti mimpi."
"Tentu saja, mereka berada di urutan pertama terkaya di Perancis dan urutan keempat terkaya di dunia." ujar Rosé.
"Benarkah itu?" tanya Yeri tak percaya "Aku tak bisa membayangkan seberapa besar kekayaan mereka."
"Sebaiknya jangan mencoba untuk membayangkan apalagi mencari tahu, jika kau tak ingin mati seketika," ucapan Rosé yang hiperbolis membuat Yeri kesal. "Apa yang kau lihat mungkin hanya sebagian kecil dari harta mereka. Mereka adalah group raksasa yang jaringannya tersebar di seluruh dunia."
"Meskipun begitu Tuan dan Nyonya Francaise sangat baik hati, mereka terlihat sangat ramah," puji Dahyun. "Aku benar-benar iri padamu Rosé. Tinggal di istana seperti ini juga di kelilingi oleh pangeran-pangeran tampan." Dahyun menatapi Rosé dengan penuh rasa iri.
"Apa sih yang kau bicarakan?" tanya Rosé.
"Kau bahkan hanya mengeluhkan tentang perilaku-perilaku buruk kakak beradik Francaise—ceritamu membuatku dan Dahyun begitu membenci mereka." kata Yeri kesal.
"Aku menceritakan apa yang aku rasakan." Rosé ikut kesal.
"Kau sangat keterlaluan Rosé," omel Dahyun. "Setidaknya beritahu kami yang sebenarnya, siapa dan seperti apa kakak beradik Francaise itu, juga tentang kakakmu—kami hampir mati melihat mereka yang seperti malaikat." kekesalan Dahyun terlihat dengan jelas.
Rosé hanya memandangi kedua sahabatnya itu yang menurutnya sangat berlebihan.
"Terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya, dan memiliki wajah yang tampan," ujar Yeri yang sepertinya sedang melamunkan wajah Junhoe, ia terdiam beberapa saat. "Begitu juga dengan Mark. Meskipun masih kecil, tapi wajah tampannya itu tidak bisa disembunyikan. Terkadang dunia memang tidak adil." Yeri mendengus.
"Kau terlihat seperti sedang mengasihani dirimu sendiri." sindir Rosé dengan tawanya yang terdengar menyakitkan.
"Tapi... bukankah menurut ceritamu, keluarga Francaise memiliki tiga orang putra?" tanya Dahyun, Rosé menggangguk pasti "Kalau begitu, seorang lagi tidak terlihat di saat makan malam tadi. Jaehyun, benarkan?" tebak Dahyun.
Ia dan Yeri sudah menghafal betul nama-nama yang sering disebutkan Rosé jika mereka bercakap-cakap lewat telepon. Rosé selalu mengeluhkan tingkah anak-anak Francaise.
"Oh, dia." gumam Rosé. "Belakangan ini memang jarang ikut makan malam bersama—dia itu salah satu perwakilan dari sekolah kami dalam olimpiade. Seharusnya kalian berdua sudah melihatnya." Rosé menatap kedua sahabatnya yang hanya diam
"Jadi, kalian bersekolah di tempat yang sama?" tanya Yeri.
"Aku yakin kalian sudah melihatnya. Teriakan gadis-gadis menyerukan nama Jaehyun di tengah pembukaan olimpiade tadi, harusnya kalian juga menyaksikannya."
"Rosé. Kami tadi baru tiba dan langsung tersesat jadi tak sempat mengikuti upacara pembukaan," ujar Dahyun. "Untung kami bertemu denganmu."
"Yang kau maksudkan itu..." Yeri menyela perdebatan antara Rosé dan Dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]
Fiksi Penggemar♥ Remake dari FF "I Fell in Love, My Troublemaker Girl" by marchiafanfiction♥