5.2

6.5K 695 45
                                    

Sejak pagi, Rosé terus memperhatikan gerak-gerik Tzuyu. Kembali ia merasakan perubahan sikap Tzuyu. Gadis itu selalu menghindari Rosé. Setiap kali berbicara, Tzuyu tidak menatap wajah Rosé. Merasa penasaran, Rosé mengikuti Tzuyu ketika gadis itu menuju ke perpustakaan sekolah. Ia lalu menghampiri Tzuyu yang sedang memilih buku di sebuah rak.

"Kau akan datangkan ke pesta, nanti malam?" tanya Rosé. Tzuyu terkejut melihat Rosé.

"Aku.. aku tidak tahu.." Tzuyu tak berani menatap wajah Rosé.

Rosé mendesah kasar, "Ada apa lagi denganmu?" ia semakin tak mengerti dengan sikap Tzuyu yang selalu berubah.

"Apa maksudmu?" tanya Tzuyu gugup.

"Kau tahu yang kumaksud dengan sangat jelas, Tzuyu." tegas Rosé.

"Tidak, tidak terjadi apa-apa." kata Tzuyu lalu bergegas meninggalkan Rosé. Ia tak sanggup menatap mata Rosé. Rosé tak tinggal diam, ia menyusul Tzuyu lalu mencengkeram tangan gadis itu.

"Jelas-jelas kau sedang berbohong?" Rosé menatap tajam pada Tzuyu. "Ada apa denganmu, Tzuyu? Mengapa kali ini kau menghindariku lagi?" Rosé mulai kehilangan kesabarannya. Tzuyu hanya diam.

"Maafkan aku Rosé," kata Tzuyu, dahi Rosé berkerut mencoba memahami perkataan Tzuyu. "Meskipun sudah berjanji padamu, tapi setiap kali melihatmu bersamanya—tetap saja dadaku terasa sesak. Aku sangat iri padamu.." kata Tzuyu.

"Apa maksudmu?" Rosé menyimak tutur kata Tzuyu.

"Maaf.." Tzuyu berkata dengan pelan. "Aku juga tak ingin seperti orang bodoh—tapi setiap kali melihatmu bersama orang itu, aku..." ia menarik nafas panjang, ada keraguan untuk melanjutkan kalimatnya.

Beberapa menit berlalu. Masih di ruang perpustakaan, disebuah tempat dalam ruangan itu. Rosé memandangi Tzuyu yang duduk di hadapannya, gadis itu hanya tertunduk. Buku-buku yang hendak dibacanya, hanya tergeletak begitu saja di atas meja.

"Jelaskan padaku, kalimat apa yang baru saja kudengar?" tanya Rosé, dengan nada bicara yang dingin tapi terdengar sangat penasaran. Wajah Tzuyu semakin berubah warna.

"Aku minta maaf Rosé." Tzuyu semakin tak berani mengangkat wajahnya "Aku tahu, kau pasti akan marah padaku"

"Aku tak ingin mendengarkan kata maafmu!" tepis Rosé. "Katakan soal—orang itu." pancing Rosé. Tzuyu tertunduk, lemas. Ia mencoba mengumpulkan segenap keberaniannya sebelum membuka mulut.

"Percayalah Rosé," Tzuyu mencoba meyakinkan Rosé, ia kembali tertunduk ketika melihat tatapan Rosé.

"Kau tahukan, bagaimana orang-orang menganggapku di sekolah? Aku yang seperti ini, hampir tak ada yang menyadari keberadaanku. Meskipun begitu, aku masih sama normalnya dengan mereka, mengagumi orang-orang itu. Awalnya hanya ikut-ikutan, lama kelamaan aku jadi terbiasa mengamati orang itu. Bagiku, tak masalah hanya memperhatikan dari jarak jauh. Lalu semua mendadak berubah sejak kedatanganmu. Aku tak tahu, setiap kali melihatnya tertawa dan sorot mata yang seperti itu memandangmu, membelai rambutmu, juga melakukan semua hal denganmu—aku..." Tzuyu terdiam merasa suaranya mulai bergetar, ia menarik nafas lagi. "Rosé, aku pasti sudah gila tapi dunia seperti runtuh di atas kepalaku saat menyaksikan semua itu. Aku benar-benar bodoh." kata Tzuyu pelan. Rosé terpaku.

"Yang kau maksudkan dengan orang ituJungkook?" Rosé menatap Tzuyu tajam. Gadis itu hanya diam tertunduk tak berani menatap mata Rosé. "Oh God!! Kau menyukainya? Tzuyu?" Rosé tertawa tak percaya menyadari kenyataan itu.

"I'm so sorry, Rosé," Tzuyu menatap penuh penyesalan pada Rosé. "Aku merasa menjadi orang yang jahat. Kau sahabat terbaik yang pernah kumiliki, tapi apa yang kulakukan padamu? Maafkan aku—aku merasa bersalah padamu dan malah menghindarimu."

My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang