Rosé terlihat tak tenang di dalam kamarnya, ia mencoba untuk menutup matanya tapi tak berhasil. Mencoba melakukan kegiatan lain tapi kegelisahannya tak urung hilang. Ia mulai membayangkan jika saja Dahyun dan Yeri tidak kembali ke korea secara tiba-tiba siang tadi, mungkin banyak hal yang dapat dilakukan bersama.
Rosé memutuskan untuk keluar dari kamarnya, koridor rumah mulai sepi mengingat malam yang telah larut. Ia melangkah menuju salah satu balkon. Mungkin dengan melihat bintang, pikirannya akan menjadi tenang. Langkah Rosé terhenti saat matanya menangkap sosok Jaehyun yang telah berada di balkon berdiri memunggunginya.
"Ini sudah sangat larut, mengapa masih ada seorang gadis yang berkeliaran?" kata-kata Jaehyun menghentikan langkah kaki Rosé yang hendak berlalu dari situ. "mengapa kau belum tidur?" Jaehyun menoleh, ia menatap Rosé yang masih berdiri di ambang pintu balkon. Gadis itu terdiam cukup lama, ia kemudian melangkah dan berdiri di samping Jaehyun. Kepalanya menengadah menatap langit malam.
"Ngg.. Aku tidak bisa tidur," kata Rosé. "Bagaimana keadaanmu?" Rosé menatap pada Jaehyun. Jaehyun menoleh sekilas pada gadis itu.
"Baik, tidak ada yang perlu dicemaskan. Ini pertama kalinya aku ke balkon ini." ucap Jaehyun.
Rosé menoleh padanya. Untuk orang yang telah lahir dan tumbuh besar di rumah itu sendiri, ucapan Jaehyun terasa janggal di telinga Rosé. Tapi tidak mengherankan melihat ukuran rumah yang begitu besar.
"Aku sering melihatmu di tempat ini, ternyata pemandangan dari sini terlihat sangat indah." kata Jaehyun, matanya seakan tak mau melepaskan kilauan ribuan bintang yang terasa begitu dekat.
"Ya. Kau benar." kata Rosé. Ia tersenyum menatap bintang-bintang di langit itu.
Jaehyun yang menoleh pada gadis itu tertegun melihat senyuman manis yang tersungging di bibirnya, sorot mata juga wajah yang begitu cerah ketika memandangi ribuan bintang itu .
"Cantik?" pertanyaan Rosé membuat Jaehyun tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Eh, apa?" Jaehyun sedikit terbata.
"Bintang-bintang itu." Rosé menunjuk langit.
"Ah, ya..." Jaehyun menganggguk, ia merasa lega.
"Tidak semua bintang memiliki cahaya." gumam Rosé
"Apa maksudmu?" Jaehyun tak mengerti.
"Bintang nyata dan juga bintang semu," jawabnya. "Bintang nyata, bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Lalu bintang semu, yang tak menghasilkan cahayanya sendiri tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang nyata." kata Rosé.
Jaehyun terus menatap gadis itu. "Aku juga ingin seperti bintang-bintang itu, selalu tampak indah di mata, tak perduli itu nyata atau semu. Yang terlihat hanyalah keindahan. Meskipun demikian, jika disuruh memilih, aku tetap ingin menjadi bintang yang nyata agar dapat berbagi cahaya dengan yang lain. Bukankah itu sangat menyenangkan?" Rosé menatap mata Jaehyun, gadis itu tersenyum manis dan lagi-lagi Jaehyun terpaku menatap senyuman manis itu.
"Aku rasa—aku akan kembali ke kamar." kata Jaehyun yang mencoba mengatasi kegugupannya.
"Baiklah," Rosé malah terlihat sangat santai.
"Terima kasih," Jaehyun berhenti sejenak dan mengucapkan kata itu. Rosé menoleh pada pria itu, "Terima kasih sudah menggantikanku dipertandingan itu." Jaehyun menatap Rosé yang hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Jaehyun. Lalu ia benar-benar meninggalkan Rosé yang kembali memandangi ribuan bintang di langit malam
***
Tzuyu tampak sedang membereskan buku-bukunya. Jam pelajaran baru saja usai, kelas telah hampir kosong ditinggalkan oleh penghuni kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]
Fanfiction♥ Remake dari FF "I Fell in Love, My Troublemaker Girl" by marchiafanfiction♥