7.0

5.7K 596 28
                                    

Jaehyun berjalan tegap di koridor rumahnya. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya langsung memberi hormat, sesekali mereka menoleh pada Jaehyun dengan tatapan terkesima. Ia memasuki sebuah ruangan yang sangat luas, ruangan yang tertata rapi dengan beberapa lemari berisikan buku-buku serta perabotan juga lukisan mahal yang menghiasi ruangan tersebut.

Ayah dan Ibunya tampak duduk dengan santai, beberapa orang pelayan berdiri tak jauh dari kedua orang itu, siap untuk melayani tuan rumah mereka. Jaehyun berjalan menghampiri Ayah dan Ibunya lalu ikut duduk bersama mereka.

"Kau sudah datang," Nyonya Francaise tersenyum lembut, seperti biasanya.

"Mengapa Ibu begitu tiba-tiba mengumumkan pertunangan?" tanya Jaehyun, ia terlihat santai tapi tetap tak meninggalkan ketegasannya.

"Ah, Ibu sudah menduga, kau pasti merasa tak nyaman sejak pemberitaan itu," ujar Nyonya Francaise, ia lalu meneguk teh di gelasnya dengan anggun.

"Cepat atau lambat, semua akan terjadi," kata Tuan Francaise masih fokus dengan koran di tangannya. "Sebenarnya pertunangan kalian akan dilangsungkan setelah kau lulus tapi rencana berubah, kami sepakat untuk mempercepat pertunanganan kalian. Hanya tinggal hitungan bulan, kau akan menamatkan pendidikanmu."

"Kau tidak perlu khawatir sayang, kau cukup bertunangan terlebih dahulu. Kalian masih terlalu muda untuk menikah," kata Nyonya Francaise. "Kami sudah sepakat, pernikahan dilangsungkan setelah kau menerima ijazah perguruan tinggi." Nyonya Francaise menatap putra sulungnya dengan penuh rasa sayang.

Jaehyun terdiam, hatinya mendadak aneh menyadari dirinya akan segera bertunangan dengan Somi.

"Ada apa?" tanya Nyonya Francaise yang menyadari perubahan wajah Jaehyun, ia curiga melihat kemurungan di wajah itu. Kesedihan dimata Jaehyun tertangkap oleh wanita cantik itu. "Sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya wanita itu lagi.

"Dia hanya gugup menghadapi pesta pertunangannya," Tuan Francaise berkata dengan senyum menggoda, tidak sadar jika bukan itu yang ada di hati Jaehyun. "Akan sangat baik jika dapat menikahi anak keluarga Douma. Dia sangat serasi denganmu." ujar Tuan Francaise. Jaehyun tak banyak bicara.

Ia keluar dari ruangan tersebut, langkahnya terlihat sangat gontai. Raut wajah yang penuh beban, pikirannya sedang berkecamuk. Hal itu yang terlihat di mata Adiknya, Junhoe.

"Kudengar, Ayah dan Ibu memanggilmu." ujar Junhoe.

"Ya." Jawab Jaehyun singkat.

"Aku belum memberikan selamat atas pertunangananmu," kata Junhoe dan hanya disambut senyum dingin oleh Jaehyun. "Aku rasa kau tidak keberatan?" pancing Junhoe.

"Aku tidak tahu." kata Jaehyun.

"Kau mulai ragu?" tanya Junhoe, ia terus memancing Jaehyun untuk berbicara lebih banyak "Jika begitu, mengapa tak membatalkan pertunanganan itu?" tanya Junhoe. Jaehyun menatapnya tajam.

"Apa yang ingin coba kau katakan?"

"Aku rasa kau sudah mulai berubah haluan, Jaehyun." kata Junhoe "Tujuanmu tak lagi sama, kau tak lagi merasa nyaman dengan pertunanganan itu. Atau mungkinkah, hatimu telah berubah?"

"June.."

"Kau sangat mengerti apa yang aku katakan." tukas Junhoe, "Mengapa kau tidak mencoba jujur? Sebenarnya aku lebih suka jika kau terus melanjutkan pertunangan itu tapi akan sangat egois jika aku melakukan itu. " ujar Junhoe dengan nada yang serius.
Kakak beradik itu saling beradu pandang, seperti sedang berkelahi dengan hati masing-masing.

"Aku tak ingin berdebat denganmu!" Jaehyun segera meninggalkan Junhoe. Junhoe menoleh memandangi punggung Jaehyun.

"Dasar bodoh! Keras kepala! Manusia bergengsi tinggi!" Umpat Junhoe dalam hati, ia sedang menertawakan kebodohan kakaknya. Cukup lama Junhoe terdiam.

My Troublemaker Girl [Jaehyun•Rose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang