Gak nyangka kalo ini udah Chap 23 :')
---------
"Wae?!"
Pertanyaan bernada bentakan itu perlahan mengejutkan namja yang tengah berdiri diam dalam ruang kerja presdir Hyundai tersebut. Sedikit kikuk, Jongwoon berdehem kemudian menggeleng ragu.
Sehun mendengus, menatap sebal Jongwoon yang sejak tadi menumpukan perhatian kepadanya. Seolah mengejek kegiatannya saat ini.
"Cari lagi yang seperti ini" perintahnya halus namun otoriter di telinga Jongwoon. Dalam hati sekretaris merangkap asisten pribadi Kim itu geli sendiri. Sehun terlihat beda kali ini.
"Tak usah menertawakanku. Kau belum menikah. Tak tahu apapun tentang hal ini. Kelak, kau akan lebih memalukan dariku dengan tak mau jauh dari istrimu barang sedetikpun" jengah, Sehun mengatakannya. Seolah berusaha keras mempertahankan wibawanya di hadapan Jongwoon.
Tadi selama rapat namja itu telah menugaskan sebuah misi khusus. Memerintahkan namja berwajah datar itu untuk mencari buku-buku tentang kehamilan. Referensi Sehun dalam mengatasi kehamilan istrinya saat ini.
Dan sialnya, kini hal itu jadi ejekan tak kasat mata untuk Jongwoon. Lelaki itu memang diam, tapi pandangan matanya yang terarah jelas membuktikan betapa gelinya dia melihat kekonyolan Sehun. Tapi, oh ayolah itu manusiawi bukan? Adalah hal yang wajar bila Sehun jadi cemas dan kelewat berlebihan begini. Pasalnya dia tak tahu apapun mengenai kehamilan dan bagaimana mengerti wanita. Sehun terlalu takut akan setiap tindakan yang bisa dia lakukan. Selama ini hidupnya dilapisi kekelaman tak bertepi. Dia pribadi keras dengan sejuta intimidasi yang menguar dari auranya. Semua orang tahu sisi gelap yang dimilikinya. Dia berbisa, begitu menurut para rekan dan saingannya.
Tapi kini, semua jadi lenyap seketika. Kehamilan Yoona telah membalikkan segalanya. Kekelaman yang melingkupi diri Sehun nyaris memudar. Sehun berubah menjadi pribadi hangat dengan segala ke protektifan tak berdasar. Sehun jadi aneh karena kebingungan sendiri. Ini pertamakalinya dia terkait dengan wanita hamil. Dan wanita hamil itu adalah Yoona, istrinya yang sekarang mengandung buah cintanya.
Oh, kepala Sehon rasanya mau pecah!
Jauh lebih mudah mengurus berjuta pekerjaan di kantor dibanding memahami setiap kalimat yang ada didalam buku-buku kehamilan itu. Sehun bukannya tak paham. Dia tidak bodoh. Hanya saja dia bingung bagaimana mengaplikasikannya. Dia terlalu larut dalam jiwa yang kaku selama ini. Demi Tuhan, dia bahkan tak bisa menggombal dengan benar!
"Istriku?"
Jongwoon tersentak sebentar, tak menyangka Sehun akan kembali memperhatikannya ketika dalam penglihatan dia tampak hanyut dalam bacaannya.
"Nyonya baik-baik saja, tuan"
"Jangan pernah membiarkannya keluar dari kamar, mengerti? Pastikan dia makan dengan baik"
"Ne"
"Jangan lupa buku-bukunya"
"Ne. Tapi tuan...." Jongwoon terlihat ragu sesaat. "Maaf jika saya lancang. Tidakkah terlalu berlebihan jika membeli buku lagi? Bukankah sekarang jaman telah maju? Anda bisa mendapatkan semua informasi dari ujung jari anda melalui internet"
"Aku tak terlalu suka membuka internet. Informasinya terkadang tak lengkap dan tak sesuai dengan apa yang kuharapkan. Aku mencari apa, yang kutemukan apa. Belum lagi informasi yang ada di internet biasanya terlalu dibuat-buat, berlebihan. Makanya aku menyuruhmu membeli buku. Tapi, kenapa kau protes pula? Kau tak mau eoh?"
"Bukan begitu..." mendadak Jongwoon jadi panik sendiri. Takut Sehun berpikiran macam-macam.
Sehun tersenyum diam-diam. Senang telah membuat panik bawahannya tersebut. Lumayan, ada sedikit hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[•] ɴᴏᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ [ʀᴇᴍᴀᴋᴇ] ✔
Fanfictionᴿᵉᵃˡ ᴬᵘᵗʰᵒʳ : ᴬˡᵐ. ᴮᵉʳᵗʰᵃᶠⁱᵗʳⁱᵃˢ . . "ᴹᵉⁿᶜᵃʳⁱ ˢᵉᵇᵘᵃʰ ᵃʳᵗⁱ ᵏᵃᵗᵃ 'ᶜⁱⁿᵗᵃ' ᵗᵉʳʰᵃᵈᵃᵖ ʰᵘᵇᵘⁿᵍᵃⁿ ᵏⁱᵗᵃ ʸᵃⁿᵍ ʳᵘᵐⁱᵗ."