Chapter 15

4.3K 433 21
                                    

Real author : Berthafitrias

Happy reading..

P/s : Gue peringatin yah kalau part ini bakalan bikin kalian diabetes wkwk

***

"Bulan madu?"

Sehun mengangguk dengan binar antusias. Memperlihatkan wajah memelas pada Yoona.

"Shirreo!"

"Wae?" secepat Yoona menolak, secepat itu pula Sehun memprotes. Kini senyum yang tadinya menghiasi wajah tampannya mendadak sirna dengan raut kelam.

"Aku malas. Paham?"

"Ani, aku tak paham. Aku tak pernah bermimpi menikahi wanita pemalas. Dan aku juga tak berharap kau seperti itu karena kau selalu menggunakan alasan itu untuk menolak pergi bersamaku kemanapun. Rasanya seperti sayur tanpa garam saat dalam sebuah pernikahan tak pernah ada bulan madu. Setidaknya itulah pemikiranku"

"Hanya pemikiranmu kan?" sanggah Yoona dengan senyum sinis.

"Ya, tapi aku yakin hampir setengah penduduk bumi ini berpikir sama denganku"

Yoona mendengus, mulai menghela nafas panjang. Suaminya ini benar-benar pintar dalam berargumen dan untuk itu dia memilih menyerah dalam hal ini.

Tiba-tiba saja sebuah ingatan melesat dalam otaknya. Membuatnya berpikir sejenak hingga membuat Sehun mengernyit saat melihat tak ada respon berarti dari istrinya.

"Arraseo, kita bulan madu. Tapi aku yang memilih tempatnya!"

Sebuah kelegaan perlahan merayapi hati Sehun. Ada angin sejuk yang terasa menerpa suhu panas yang tadi mendera kepalanya. Siap membuatnya berperang kalau-kalau Yoona telah menabuh genderangnya. Tapi sepertinya semuanya tak berarti lagi.

"Jinjayo? Keurae, kita memang membutuhkan bulan madu agar semakin dekat. Arraseo, kau mau kemana memangnya? Prancis? Italia? Jepang? Thailand? atau.. Bali?"

"Jerman, aku mau Jerman!" jawab Yoona cepat.

"Jerman?" mendadak hati Sehun yang tadinya berbunga-bunga langsung layu seketika. Otak pemikirnya yang mengidentikkan keinginan Yoona dalam memilih destinasi bulan madu mereka sekaligus pertemuan Yoona dan Kyuhyun membuatnya mulai dilanda kemarahan meski masih bisa dia redam.

"Kenapa harus Jerman?" tanya Sehun berpura-pura tak tahu.

Yoona menelan salivanya, sebisa mungkin terlihat normal di hadapan Sehun.

"Aku... aku hanya ingin kesana"

Sehun diam, menatap tajam istrinya hingga membuat Yoona merasa terintimidasi. Yeoja itu mengalihkan pandangannya. Mengedarkan iris mata rusanya dengan ketegangan akut.

"Baik, kita kesana"

Tatapan Yoona langsung terpaku pada Sehun. Yeoja itu mengerjapkan matanya, tak percaya akan keputusan Sehun yang telah menyetujui kehendaknya. Sontak hati kecilnya mulai menghangat. Sehun pria baik rupanya.

"Gomawo" ujarnya dengan nada paling riang yang pernah dia berikan pada suaminya itu.

Sehun diam, mengangguk pelan dengan senyum anehnya.

"Sama-sama sayang... sekarang ayo berikan oppa ciuman!" perintah Sehun sambil menyodorkan pipinya ke hadapan Yoona.

"Mwo? Wae?" tanya Yoona dengan wajah polosnya.

"Eisssh.." Sehun nampak berpura-pura kesal. "Kau lupa? Bukankah oppa sudah berbuat baik?"

"Tapi..."

[•] ɴᴏᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ [ʀᴇᴍᴀᴋᴇ] ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang