Part 3

83 25 19
                                    

"Araaaa.."

Dengan memberanikan diri Ara pun menoleh dan menatap orang yang memanggilnya tersebut. Ternyata orang itu adalah....

Ariz.

'Ngapain si kunyuk manggil gue?' Batin Ara sebal

"Hai Araa," Ariz melambai lambaikan tangannya tepat dimuka Ara.

"Apaan sih?!"

"Lah galak bener. Padahal tadi gue kira lo nggak galak, pendiem eh ternyata galak banget," ucap Ariz sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bodo amat. Ngapain sih lo manggil gue? Gue mau pulang."

"Bareng yuk kedepan."

"Hah? Lo ngajakin bareng? Oh jangan jangan lo ngga berani jalan kedepan sendiri ya?" Ara pun terkekeh melihat Ariz.

"Eh enggak ya. Gak usah sok tau ya lo. Kalau nggak mau yaudah," Ariz pun jalan mendahului Ara. Saat berjalan tepat disamping gadis itu Ariz pun mengucapkan sesuatu kepada Ara, "awas ati-ati, gue denger disini banyak temen temennya mbak kunti," Ariz pun berjalan menuju keluar kelas.

Seketika Ara merinding. Mengingat hanya ada dia saja yang ada dikelas itu. Dan diluar kelas pun terlihat sudah sepi hanya ada beberapa anak osis yang sedang sibuk. Dia takut kalau apa yang diucapkan oleh cowok itu benar.

"Ariz tunggu gue," teriak Ara hingga membuat Ariz menoleh. Dengan sigap Ara berlari ke arah Ariz.

"Ngapain lo. Takut ya? Ohh atau jangan-jangan lo udah liat mbak kunti ya? Gimana cantik ya mbak kunti?"

Ara pun mencubit keras lengan Ariz, "aww, sakit goblok."

"Udah ah pokoknya gue bareng lo kedepan," Ara pun menyeret Ariz dan Ariz pun hanya menuruti gadis aneh itu.

'Dasar aneh' batin Ariz

-----

Sedari tadi tidak ada yang membuka mulut. Dua remaja itu hanya diam, yang satu melihat sekitar sekolah dan yang satunya lagi hanya menunduk kebawah melihat ujung sepatunya.

Dan tak terasa mereka sudah sampai didepan gerbang sekolah.

"Gue mau ke parkiran mau ambil motor," Ariz pun pergi ke parkiran motor. Parkiran motor itu berada disamping kanan sekolah. Jadi Ariz harus meninggalkan gadis itu sendiri. Gadis itu hanya mengangguk.

Ara terlihat bingung bagaimana pulangnya nanti. Melihat keadaan sekolah sudah sepi membuat Ara semakin bingung.

Ara pun berjalan menuju halte bis. Ara berharap ada angkot atau taksi yang lewat. Setelah cukup lama menunggu tidak ada satu pun angkot atau taksi yang lewat. Ara pun mendengus sebal. Dia tidak tahu bagaimana caranya lagi untuk bisa pulang kerumah. Ditambah cuaca sekarang yang mulai mendung.

Ara pun terkejut ketika ada sebuah motor sport yang berhenti tepat didepan halte tersebut. Ara pun mulai takut jika seseorang itu mengganggu Ara.

Pria itu berjalan mendekati Ara. Badan Ara gemetar semua. Ara hanya bisa menunduk. Dia takut sangat takut.

Sekarang pria itu ada tepat dihadapan Ara. Ara semakin menunduk takut. Pria itu mulai membuka helm fullface nya.

"Lo kenapa nggak pulang," Ara pun mendongak terkejut melihat siapa pria itu.

"Bukan urusan lo," jawab Ara ketus. Ara sangat kesal karena cowok itu sudah menakut nakuti nya untuk kedua kalinya. Yang pertama saat dikelas tadi dan yang kedua saat ini.

"Lo pulang naik apa?"

"Bu-kan u-ru-san lo," Ara menekankan setiap kata yang diucapkannya. Dia tidak ingin diganggu lagi dengan cowok itu.

"Lo nggak dijemput?" Tanya Ariz lagi. Ariz tidak mempedulikan Ara yang sedang menahan kesal.

"Kenapa sih lo ganggu gue terus!" Ara sekarang bertambah kesal karena cowok itu selalu bertanya terus kepada Ara.

"Lo itu aneh. Ditanya baik baik malah marah marah."

"Bodo amat."

"Gue tau lo pasti lagi nunggu taksi kan? Taksi nya nggak bakalan lewat sini. Taksinya lewatnya dijalan raya sana," kata Ariz sambil menunjuk kearah jalan raya.

"Sok tau banget sih lo."

"Gue emang tau. Karena dulu SMP gue deket sini. Ya jadi tau lah."

"Ga nanya," Jawab Ara ketus sambil melipat tangannya didepan dada.

"Pulang bareng gue aja. Lagian ini juga udah mendung pasti bentar lagi bakalan hujan," Ariz menarik tangan Ara kemudian Ara langsung menepis tangan cowok itu.

"Gue pulang sendiri. Udah sono lo pergi!" Usir Ara.

"Dasar keras kepala. Yaudah kalo gitu gue mau pulang dulu----"

Jederrrrrr!!

Suara petir pun menyambar. Ara pun dengan segera menutup telinga dan memejamkan matanya.

"Udah pokoknya lo pulang bareng gue," Ariz pun memegang tangan Ara dan membawanya menuju motornya.

Ariz pun mengenakan helmnya dan naik ke atas motornya.

"Udah buruan naik keburu ujan aelah lama banget sih lo," Cibir Ariz yang tidak sabaran.

"Cerewet banget sih lo kayak emak emak tau nggak," Ara pun naik keatas motor.

"Pegangan kalo ngga pegangan trus lo jatuh gue nggak mau tanggung jawab."

"Bawel banget sih lo," Ara pun pegangan pada jaket parasut Ariz. Ariz pun menstater motornya.

"Eh btw rumah lo dimana?" Tanya Ariz sebelum melajukan motornya.

"Di komplek Griya Indah. Nanti gue kasih tau letak rumah gue," Ariz pun mengangguk dan segera melajukan motornya menuju rumah Ara.

Setelah mendengar segala intruksi dari Ara, kini mereka telah sampai didepan rumah Ara. Ara pun turun dari motor Ariz.

"Makasih udah nganterin gue pulang. Sana gih buruan pulang keburu hujan," Suruh Ara.

"Yaudah gue pulang."

"Hati hati dijalan," Ariz pun mengangguk dan melesat meninggalkan rumah Ara.

Ara pun segera membuka gerbang rumahnya dan masuk kedalam rumah.

****

Vomment yaa
Terimakasihh 💕

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang