Part 9

48 7 15
                                    

4 cowok itu kini berada di rooftop sekolah. Semua termenung. Termasuk Ariz. Tidak ada perbincangan diantara mereka. Hening.

Ariz tadi telah menceritakan semua apa yang telah dia lihat kemarin. Mulai dari kedekatan Afnan dan Ara. Dan juga mengenai perasaannya kepada Ara.

Udin yang tak tahan dengan keadaan pun hanya mendengus kesal. Akhirnya dia membuka suara.

"Ehem," Semua menoleh pada Udin. Dari raut wajah mereka tampak mereka bertanya tanya.

"Huh hening banget sih. Emang lagi mengheningkan cipta."

"Temen lagi patah hati ogeb," Kata Alfian sambil menoyor kepala Udin. Udin pun meringis kesakitan.

"Temen terkampret sepanjang masa itu ya cuma lo semua," Ariz kini iku membuka suara. Dia kemudian kembali melamun.

"Ku rela kau dengannya asalkan kau bahagiaa," Udin pun menyanyikan lagu itu dengan suara yang rada serak serak dan bisa membuat siapa saja menutup kedua telinganya.

"Plis ya kalo nyanyi itu lihat situasi kondisi dulu kampret," Faiz pun menjitak kepala Udin. Lagi lagi Udin kesakitan.

"Dedek selalu dijahatin abang abang semua," Ucap Udin yang mendramatisir keadaan.

"Jijik."

"Najis."

"Kok gue mual ya?"

"Emang kenapa? Oh jangan jangan lo hamil ya Riz. Astaga demi apa lo Riz. Sungguh tak bisa dipercaya," Lagi lagi Udin mendapat jitakan dari teman temannya.

"Dasar ogeb kampret. Kok ada ya orang yang lemot kayak lo."

"Untung temen kalo nggak udah gue jatuhin dari atas rooftop lo."

Ariz pun menggeleng gelengkan kepala,"dasar manusia kampret."

Ariz pun kini beranjak dari kursi yang ia duduki. Kemudian disusul oleh Alfian dan Faiz. Dan hanya meninggalkan Udin sendirian.

Udin pun beranjak dari tempat duduknya dan berlari mengikuti ketiga temannya "Eh curut tungguin gue yaelah. Kebiasaan banget sih pergi ninggalin gue mulu. Jones banget gue."

'Eh emang hubungannya mual sama suara gue apa ya?' Batin Udin

------

Ariz kini keluar dari kelas dan menuju ke parkiran motor. Kakinya terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Arizzz!!" Ariz pun menoleh kepada seseorang yang memanggilnya tersebut. Cewek tersebut berlari menuju ke arah Ariz.

"Paan?" Tanya Ariz.

Cewek tersebut mengatur nafasnya,"gue pulang bareng lo boleh nggak? Soalnya abang gue nggak bisa jemput," Cewek tersebut memohon kepada Ariz.

Alis Ariz terangkat satu,"kenapa nggak dianter Afnan? Lo kan sekarang sama dia terus," Jawab Ariz jutek.

Ara terkekeh,"bilang aja kalo lo cemburu sama Afnan kan?"

"Bodo dah. Lo dateng ke gue pas butuh doang, pas lo nggak butuh gue lo lupain gue gitu aja," Ara kini pun terdiam karena ucapan Ariz.

Ariz pun kini menoel pipi chubby Ara,"udah gapapa kok. Gue kan cuma temen lo. Jadi gue juga nggak berhak ngelarang lo deket sama siapa aja. Asalkan lo bahagia gue udah seneng."

Ara pun menatap Ariz tak percaya,"ini Ariz kan?" Tangan Ara memegang kening Ariz,"lo nggak panas."

Ariz pun bingung,"emang gue ngapain. Gue aneh ya?"

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang