Part 20

30 3 2
                                    

Hari ketiga UAS.

Mapel UAS hari ini adalah Matematika dan Ekonomi. Dan jam pertama adalah matematika. Tamatlah riwayat Ara, ia sangat buta akan pelajaran tersebut. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya nanti saat mengerjakan Matematika.

Ara hanya duduk dengan tatapan kosong mengarah ke papan tulis sedangkan siswa-siswi yang lainnya sedang sibuk berbicara sebelum guru penjaga ruang tersebut datang.

Tidak lama kemudian, seorang guru perempuan yang bisa dilihat dari wajahnya menandakan kalau Ia terkenal galak. Buktinya banyak dari teman-teman Ara yang langsung terdiam saat guru tersebut datang.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Endang-guru pengawas-.

"Selamat pagi Buu."

"Baiklah, sebelum dimulai ulangan ini, harap yang membawa ponsel atau barang-barang yang tidak penting, harap ditaruh di tas masing-masing," ujar Bu Endang. Dengan sigap, semua murid yang membawa barang-barang seperti pomsel, cermin, sisir, maupun barang yang tidak penting lainnya pun mereka taruh didalam tas.

Udah pelajarannya sulit, ditambah pengawas yang galak. Oke, perpaduan yang sangat pas menurut Ara.

Bu Endang pun mulai membagikan kertas-kertas ujian kepada murid-murid. Murid-murid kini sedang sibuk mencoba mengerjakan soal matematika yang rumit. Di ruangan itu kini hanya ada bunyi kertas yang dibalik-balik dan suara detik jam.

Bu Endang kini sedang membaca koran, inilah yang digunakan para siswa untuk menyalin jawaban teman terdekatnya.

"Eh Ra, nomer 5 apaan dah?" tanya Ica yang duduknya berada didepan Ara.

"Mana gue tau lah, gue kagak bisa matematika," jawab Ara dengan suara yang sangat pelan supaya Bu Endang tidak mengetahuinya.

"KERJAKAN SENDIRI ATAU KERJAKAN DIDEPAN KELAS!" Ucap Bu Endang dengan suara kerasnya. Otomatis semua siswa pun diam dan mengerjakan ulangan tersebut.

"Riz.." panggil Ara.

Ariz bertembat duduk disamping meja Ara.

Ariz pun menoleh,"Hm?"

"Nomer 1-10 apaan Riz?"

"Lo belum ngerjain semua?"

"Udah sih, tapi sedikit," jawab Ara.

Ariz pun menyobek kertas yang entah darimana asalnya. Kemudian cowok tersebut menuliskan jawabannya kepada Ara. Setelah selesai, Ariz pun melemparkannya kepada Ara. Ara pun segera menyalin jawaban Ariz tersebut.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata Bu Endang telah menyaksikan perbuatan Ara dan Ariz tersebut.

"Alyssa Azzahra dan Ariz Nugraha!!" panggil Bu Endang dengan suara yang keras.

"Iya bu?" jawab mereka berdua.

"Kalian berdua kedepan sekarang!!"

"Emang kenap-"

"Tidak usah tanya, segera kedepan atau keluar dari ruangan ini!!" perintah Bu Endang. "Bawa kertas ulangan kalian!!"

Mau tidak mau mereka berdua maju kedepan kelas. Banyak pasang mata yang menyaksikan keduanya. Malu. Itu yang mereka rasakan.

"Tau gini gue gak usah nanya sama lo," ucap Ara dengan nada yang sangat pelan supaya Bu Endang tidak mendengarnya.

"Gakpapa."

"Gue malu."

"Gak usah malu. Kan ada gue."

"Kalian berdua kerjakan ulangan ini disini. Duduk dibawah. Ini hukuman buat kalian yang ketahuan mencontek!!" perintah Bu Endang.

Oke. Mereka berdua harus siap menerima resiko. Sebenarnya ini salah Ara, karena ia meminta jawaban dari Ariz. Tetapi kelihatannya Ariz tidak marah sama sekali dengan Ara.

Ini adalah terakhir kalinya Ara akan mencontek jawaban oranglain. Ia sudah sangat malu. Pengalaman ininakan menjadi pelajaran bagi Ara supaya untuk menjadi orang yang berusaha dan tidak mengandalkan jawabna dari oranglain.

"Santai aja ya. Gue disini nemenin lo kok. Jadi gak usah malu. Anggep aja ini hukuman buat kita berdua," ucap Ariz.




***




Haii


Bagaimana part ini?


Yeay, 20 part akhirnya selesai. Makasih ya yang udah mau baca cerita abal-abalku ini. Cerita ku emang jauh banget dari kata sempurna. Maka dari itu, aku minta kritik dan sarannya ya supaya bisa menulis yang lebih baik lagi kedepannya.


Oke. Sekian. Terimakasih.


See you

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang