Ara dan Ariz
Dua manusia yang berbeda jenis dan juga berbeda sifat. Terkadang sifat perhatian mereka berdua muncul. Hingga mereka tidak mengetahui perasaan satu sama lain.
Percintaan dan persahabatan akan menemani mereka berdua. Putih abu-abu yang...
Beberapa hari yang lalu, Ara sangat terkejut ketika melihat postingan instagram milik Ariz. Entah mengapa timbul rasa senang dalam hatinya.
Setelah hari itu, Ara dan Ariz tidak saling bertemu. Teman-teman Ariz pun juga merasakan hal yang sama. Saat mereka berkumpul, Ariz tidak datang. Padahal biasanya Ariz lah yang paling bersemangat jika ada acara berkumpul bersama teman-temannya.
Sepi.
Itu yang Ara rasakan saat ini. Biasanya setiap hari ada yang mengirimi pesan singkat kepadanya, tapi akhir-akhir ini tidak ada. Ara beranggapan kalau Ariz saat ini sedang berada dirumah neneknya yang ada di Bandung. Karena beberapa waktu yang lalu, Ariz juga pergi tanpa kabar, dan ternyata ia sedang berada di rumah neneknya.
Dengan penuh keberanian, Ara pun mengirim pesan kepada Ariz.
alyssaazzahra : Hai 😊
Hampir 10 menit, masih tidak ada jawaban sama sekali. Ara hanya mendengus sebal. Ara sangat merasa kesepian. Bang Arzy sedang main kerumah temannya, orangtua Ara sedang menghadiri acara pernikahan saudaranya yang ada di Bogor. Sedangkan teman-teman Ara sedang sibuk liburan dengan keluarganya.
Ara melempar ponselnya sembarangan. Untung saja ponselnya tersebut tidak jatuh kelantai. Ara pun mengambil laptopnya. Ara berniat mengisi kesepiannya ini untuk menonton film sendiri di rumah. Setelah laptop tersebut menyala, Ara mulai membuka folder yang berisikan film. Ara pun terkejut saat dalam folder tersebut tidak ada film satupun.
"Astaga, film gue kan ada di flashdisk. Mana lagi dibawa bang Arzy lagi, arghh," erangnya. Ara bingung akan melakukan hal apa untuk mengisi sepi ini.
Ara pun memutuskan membuka foto yang ada dalam laptopnya. Disitu, banyak sekali foto-foto Ara, abangnya, teman-temannya, maupun keluarganya. Ara tersenyum saat melihat satu foto yang sangat indah baginya. Foto yang Ara ambil dari instagram milik cowok tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ariz.
Lagi-lagi manusia itu yang sedang bersarang didalam otak Ara. Manusia yang terkadang menyebalkan kadnag juga bikin rindu. Seperti sekarang ini. Ara sangat rindu pada Ariz.
"Lo kemana sih?"
Dengan penuh tekad, Ara mematikan laptopnya dan segera mengganti pakaiannya. Ara berniat akan mendatangi rumah Ariz saat ini juga. Setelah berganti pakaian Ara pun memesan ojek online.
Ara keluar rumah menunggu abang ojek online datang. Tak lama kemudian, ojek online itupun sudah berada dihadapan Ara. Ara pun segera naik ojek tersebut dan menuju ke rumah Ariz.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di kediaman Ariz. Ara pun menyerahkan helmnya kepada abang ojek online tersebut dan tak lupa membayarnya. Setelah abang ojek tersebut pergi, Ara pun segera masuk kerumah Ariz.
Ara melihat gembok di gerbang rumah Ariz. Jadi, sudah bisa dipastikan jika Ariz sedang tidak ada di rumahnya.
"Lo kemana sih?"
"Nyari siapa ya dek?" Tanya seseorang. Ara pun terkejut dengan suara tersebut.
Ara pun menatap orang tersebut, "Ariznya kemana ya, Bu?"
"Ohh, nyari Ariz ya? Saya kurang tahu dek, setahu saya tiga hari yang lalu, Ariz sama keluarganya pergi. Tapi saya gak tahu kemana," jawab wanita paruh baya tersebut.
'Pergi? Kemana?' batin Ara.
"Oh.. ya sudah, Bu. Makasih infonya," ucap Ara.
"Sama-sama dek. Saya tinggal dulu ya?" Pamit wanita paruh baya itu.
"Iya, Bu."
Ara menatap nanar rumah yang ada dihadapannya sekarang. Kemana pemilik rumah ini?
Ara tidak habis pikir, kenapa Ara bisa merindukan Ariz seperti ini? Padahal Ara bukan siapa-siapanya Ariz, melainkan hanya teman. Tetapi, mengapa Ara merasakan kekhawatiran yang sangat kuat pada Ariz?
"Lo kemana, Riz? Please, jangan buat gue gila karena terus-terusan nyariin elo."
Tak terasa airmata Ara menetes. Ara sudha tidak kuat menahan tangisnya sejak tadi. Apalagi ditambah cuaca hari ini yang sedang mendung dan menandakan sebentar lagi akan turun hujan. Benar saja, hujan pun turun bersama airmata milik Ara.
Ara pun segera memesan taksi online. Ia tidak ingin berlama-lama didepan rumah Ariz. Ia sudah tidak kuat.
Setelah lama menunggu, akhirnya taksi online yang dipesan oleh Ara pun datang. Tanpa membuang waktu lagi, Ara segera masuk kedalam taksi tersebut dan segera pulang kerumahnya.
------
Ara kini sudah sampai di rumahnya. Ara melihat ke halaman rumahnya, disitu ada motor milik Arzy. Ara mendengus kesal. Dengan cepat, Ara menghapus airmatanya karena ia tidak ingin abangnya yang satu itu berpikir yang tidak-tidak.
Kebiasaan Arzy. Pintu depan lupa ditutup. Biasanya jika pintu depan tidak ditutup, Arzy sedang berada diruang tamu sambil main game atau yang lainnya. Saat melewati ruang tamu, tidak ada tanda-tanda Arzy yang sedang ada disitu. Ara pun segera masuk dan berlari kecil menuju kamarnya. Namun, belum sampai tangga menuju kamarnya, Ara dikagetkan dengan suara orang.
'Mati gue!' batin Ara.
"Lo hujan-hujan," tanya Arzy tang datang dari Arah dapur sambil membawa makanan ringan dan juga botol minuman.
"Kehujanan," jawab Ara singkat.
"Sama aja."
"Tau ah, gue masuk kamar dulu ya, bang," Ara pun langsung berlari kecil menuju kamarnya. Ia tidak ingin Arzy terus bertanya padanya.
"Kok gue punya adik yang aneh ya?" Tanya Arzy pada dirinya sendiri.
"Bodo dah, yang penting gue ganteng."
"Kok gue keliatan jahat gitu ya?" Lanjutnya.
------
Ara pun langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia menangis. Ia rindu.
"Lo kemana?"
"Jangan pergi."
"Jangan pergi pas gue lagi menyadari kalau gue sayang sama lo, Riz," Lanjut Ara.
Ara pun menghapus airmatanya. Ia mencoba untuk tegar. Ia tidak mau terlihat lemah hanya gara-gara ditinggal pergi oleh orang.
"Kenapa gue harus nangis? Sedangkan dia bukan siapa-siapa gue," ucap Ara.
"Gue cuma dianggep sahabatnya doang."
"Tapi gakpapa sih cuma dianggep sahabat, siapa tahu suatu saat nanti jadi sahabat hidup gue," tutur Ara sambil memejamkan matanya. Mungkin tidur lebih baik bagi Ara. Siapa tahu ini cuma mimpi belaka.
'Jangan pernah pergi. Karena kepergianmu adalah luka bagiku.'