Part 28

38 4 8
                                    

Ariz.nugraha : nanti jam 7 gue ke rumah lo. sekarang cepetan siap-siap

Ponsel Shella bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Kemudian ia membuka pesan tersebut. Ia mengetikkan sesuatu disana.

Shella123 : ngapain?

Tak lama kemudian ponselnya bergetar lagi.

Ariz.nugraha : udah, gak usah nanya. pokoknya cepetan. gue udah sampai didepan rumah lo.

Shella mengetikkan balasan.

Shella123 : oke. gue ganti baju dulu ya.

Ariz.nugraha : sip. udah gue pamitin sama nyokap lo kok

Shella pun segera mengganti bajunya yang sebelumnya memakai baju tidur kini memakai celana jeans panjang dan sweater maroon kesayangannya. Setelah dirasa cukup rapi, Shella pun segera keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang keluarga untuk pamit kepada mamanya.

"Ma, Shella keluar bentar, ya?"

"Hati-hati ya. Pulangnya jangan kemalaman."

Shella pun mencium pipi kanan dan kiri mamanya. Kemudian segera keluar dari rumahnya. Tak lupa ia menutup pintu rumahnya. Ia bisa melihat seorang cowok yang sedang duduk diatas motornya sambil memainkan ponselnya. Shella pun segera menghampiri cowok tersebut.

"Hai," sapa Shella.

Ariz pun mendongakkan kepalanya menatap Shella, "hai. Sekarang yuk?"

Shella langsung naik ke motor Ariz dan memakai helm yang tadi diberikan oleh Ariz, "kitamau kemana sih?"

Ariz melajukan motornya dengan kecepatan sedang, "udah, gue gak bakal culik lo kok."

Shella pun diam. Ia menikmati udara malam yang dingin. Sesekali ia melihat pemandangan yang ada di kanan maupun di kiri jalan. Merasakan kedamaian yang ada disetiap jalannya.

Hanya perlu 10 menit untuk sampai ditempat ini. Danau. Danau pada malam hari ini tidak terlalu ramai, tetapi masih ada beberapa orang yang sekedar jalan-jalan maupun sedang melepas penat.

"Yuk," Ariz berjalan mendahului Shella. Shella pun mengikuti Ariz dari belakang sambil berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Ariz. Ariz pun berhenti tepat didepan kursi yang menghadap kearah danau. Lalu ia duduk disitu kemudian disusul oleh Shella yang duduk disampingnya.

Ariz mendongakkan kepalanya dan menatap langit. Disana terdapat bintang-bintang yang sangat indah serta bulan yang sangat terang benderang malam ini. Ditambah suasana malam yang khas menambah ketenangan didalam hatinya. Seketika ia memikirkan sosok cewek yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya. Siapa lagi kalau bukan Ara. Kini, ia terjebak dalam hal yang rumit. Malam ini, ia akan menyelesaikan semuanya disini. Ia mau tidak mau harus mengatakan ini. Sebenarnya Ariz sangat kasihan kepada Shella karena seolah-olah Ariz hanya menjadikan dia sebagai pelampiasan. Ariz juga merasa sangat bersalag kepadanya. Shella. Sosok perempuan yang sangat baik dan lembut hatinya.

"Kita ngapain sih ke sini? Ada hal yang mau lo omongin sama gue?" Suara Shella barusan telah membuyarkan pikiran Ariz.

Ariz kini menatap Shella lekat-lekat. Ia sepertinya akan berbicara serius kepada Shella, "Shel, gue mau jujur sama lo. Tapi, please jangan marah. Gue tahu kalo apa yang gue lakuin ini salah. Tapi, lo harus dengerin penjelasan gue dulu."

Shella tersenyum seakan ia mengerti kemana arah pembicaraan ini, "lo mau ngomongin masalah lo sama Afnan tadi sore sehabis pulang sekolah?"

Ariz terkejut, "kok...lo...tau, Shel?"

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang