Part 6

54 9 15
                                    

"Jadi selama ini kita udah kenal banget ya?"

Ara terdiam.

'Duh kenapa gue ngomong gini sih,' batin Ara.

"Kita kan satu kelas ogeb, ya jadi kenal lah."

Alis Ariz terangkat satu, "gitu ya?"

Ara tidak menjawab. Dia seakan akan sudah kalah omongan.

'Ini manusia atau jin Ya Tuhan,' batin Ara lagi.

"Pulang yuk Ra. Capek nih gue," Ajak Ariz sambil memegang tangan Ara.

"Hih kebiasaan banget sih lo pegang tangan gue. Tangan gue ternodai."

Ariz tertawa begitu keras tak peduli dengan orang orang yang akan melihatnya, "Lo lucu," Jari telunjuk Ariz menyentil pipi chubby Ara.

"Jadi pulang apa enggak?!" Bentak Ara.

Ariz tertawa lagi, "galak banget neng. Abang jadi takut," Ariz menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya seakan ketakutan dengan sikap Ara.

"Najis."

"Becanda becanda. Yok pulang," Ajak Ariz dan Ara hanya mengangguk. Keduanya kini berjalan keluar taman tersebut.

'Ternyata Ara kalo lagi marah lucu juga,' batin Ariz.

------

Mereka berdua kini sedang dijalan menuju rumah Ara. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Ariz yang fokus ke jalanan sedangkan Ara hanya melihat sekitar.

Sampai akhirnya motor sport Ariz masuk ke kawasan kompleks mewah.

Motor Ariz berhenti tepat didepan rumah berwarna cream. Ara pun turun dari motor Ariz.

"Cepetan sono lo pulang."

"Lah gue diusir nih ceritanya?"

Ara mendengus, "udah mending lo pulang trus mandi lo bau banget sumpah."

Ariz berdecak, "yaudah gue pulang," Ariz menstater motornya. Motornya melaju pemen hingga beberapa meter kemudian berhenti seketika.

Ara kebingungan kenapa Ariz berhenti mendadak seperti itu.

Ariz menoleh dan memanggil Ara. Dengan sigap Ara mendekati Ariz sambil berlari kecil.

"Boleh minta Id Line lo?" Tanya Ariz membuat Ara kaget.

"Hah? Buat apaan?"

"Buat kalo gue mau endorse batagor."

Alis Ara menyatu, tak mengerti apa yang dikatakan Ariz.

Ariz membuang nafasnya pelan, "buat chat lo cantik."

Ara terkekeh, "gue emang cantik. Id Line gue Alyssaazzahra. Digabung ya namanya."

Ariz kemudian mengangguk,"gue pulang dulu. Daaaaa."

Motor Ariz melaju dan meninggalkan Ara sendirian. Entah mengapa sudut bibir Ara terangkat.

------

Motor Ariz memasuki sebuah rumah besar berwarna putih. Saat pintu gerbang telah dibukakan oleh satpam Ariz masuk kedalam garasi.

Ariz turun dari motor dan segera masuk kedalam rumah. Entah kenapa Ariz sangat senang hari ini.

Ariz berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai 2. Saat melewati ruang tamu betapa terkejutnya Ariz melihat sosok laki-laki yang sedang duduk di sofa membelakangi Ariz.

"Assalamu'alaikum."

Seketika laki-laki tersebut menoleh. Ariz pun sangat terkejut.

"Lah si kampret ngapain disini?" Tanya Ariz.

Laki-laki tersebut memutar kedua bola matanya, "Lo lupa ya? Lo kan mau bantuin gue ngerjain matematika," laki laki tersebut diam kemudiam melanjutkan perkataannya, "gue dari tadi nungguin lo kagak dateng dateng. Lo kemana sih? Kalo bukan soal pelajaran gue udah pulang dari tadi," Cerocos Miko Syahrudin alias Udin. Entah mengapa semua teman temannya memanggil Miko dengan kata Udin.

"Yaelah Din lo berisik banget kayak bajaj tau nggak. Gue tadi it abis nganter pulang si Ar---" dengan cepat Ariz membekap mulutnya sendiri. Dia gelagapan takut jika dia sering mengantar Ara pulang.

Udin tertawa dan melempar bantal yang ada disofa ke wajah Ariz,"katanya nggak suka sama tuh cewek. Ternyata kemakan omongan sendiri."

"Udah ah lo berisik banget. Gue mau mandi. Ngerjainnya di kamar gue aja."

"Ke kamar? Jangan apa-apain dedek bang dedek masih suci bang," Udin bertingkah seakan akan dia ketakutan akan diapa-apakan oleh Ariz.

"Paling gue mau pukul kepala lo yang rada gesrek itu," Ariz berjalan menuju tangga. Udin membuntutinya dari belakang.

-----

Mereka kini telah berada di kamar Ariz. Udin yang tadinya tiduran di kasur empuk milik Ariz kini pun terbangun.

"Lo mandi kayak cewek lama banget yaelah ngapain aja lo di kamar mandi? Nyari semut?" Cerocos Udin. Ariz pun membuka lemari dan mengambil kaos putih polos lalu mengenakannya.

"Kayaknya lo yang lebih kayak cewek. Cerewet banget kayak bajaj."

"Dasar kampret. Untung gue sayang kalo kagak udah gue buang lo ke sungai Ciliwung."

"Najis lo. Gue masih normal."

Mereka pun berdebat terus menerus. Hampir 1 jam mereka debat dan topik yang mereka bicarakan tidak masuk akal.

"Udah gue nyerah omongan sama orang kampret kayak lo. Mending gue tidur," Ariz kini beranjak dari sofa dan menuju ranjang.

Udin pun dengan cepat menarik baju Ariz dari belakang dan membuat Ariz menghentikan langkahnya.

"Lo kagak boleh tidur kalo belum ngajarin gue matematika."

Ariz memutar kedua bola matanya,"yaudah cepetan kampret. Gue ngantuk banget sumpah," Ariz pun menguap.

Ariz pun kini membantu Udin untuk mengerjakan matematika. Ariz memang pintar dalam matematika. Udin? Dia tidak bisa matematika, melihat soalnya saja dia sudah malas.

------

21.00

Ara telah selesai belajar. Karena sudah mengantuk dia segera berjalan menuju ranjangnya. Tak lupa dia juga membawa handphone nya.

Saat meletakkan handphone nya di meja dekat tempat tidur, handphone Ara bergetar. Dengan malas dia mengambil handphone nya.

Line!

Ariz.Nugraha : Haii 😆

Ara pun kaget,"ini curut ngapain nge-line gue malem malem kayak gini?"

Alyssaazzahra : Ngapain lo?

Tak perlu waktu lama Ariz sudah membalas pesan Ara.

Ariz.Nugraha : Galak bener. Lagian gue bosen.

Alyssaazzahra : Gue mau tidur. Bye

Ariz.Nugraha : Yaelah jam segini udah tidur. Yaudah
Ariz.Nugraha : Sleepwell.

"Lah ni anak kesurupan apa? Kenapa jadi gini?" Ara kemudian meletakkan handphone nya meja dekat tempat tidur.

Ara menutupi tubuhnya dengan selimut. Matanya terpejam. Tetapi dia belum bisa tidur. Entah mengapa Ara tersenyum mengingat kejadian-kejadian bersama Ariz.

***

Vomennt nya yaa
Terimakasih 💕

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang