Part 17

38 2 0
                                    

Istirahat.

Satu kata yang sangat membuat seluruh siswa dimanapun mereka berada bahagia. Apalagi setelah berjam-jam berada di kelas dan suntuk mendengarkan penjelasan guru. Apalagi ditambah keadaan perut yang berbunyi.

Seperti Ara dan teman-temannya. Bel istirahat berbunyi, mereka langsung menuju ke kantin. Lapar. Apalagi setelah pelajaran matematika ditambah gurunya yang sangat galak dan membosankan.

Kantin saat ini ramai. Hampir seluruh tempat duduk yang ada di kantin penuh. Hanya tersisa 1 tempat yang masih kosong. Tempat yang sangat tidak nyaman, karena berada didekat pintu masuk kantin. Tapi tidak masalah bagi mereka, asalkan bisa makan.

Mereka memesan makanan mereka masing-masing. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka bergosip. Tidak. Tidak bergosip. Melainkan membicarakan sesuatu yang ada di lingkungannya saat ini.

"Eh gue punya berita heboh nih," ucap Nita. Ya, Nita adalah biang gosip diantara mereka.

"Apaan?" Tanya Dinda.

"Kucing gue lahiran, kasihan banget tu kucing. Ngeden-ngeden tadi pagi," jawab Nita.

"Tai."

"Eh, anjay."

"Etdah si kampret, gue kira apaan!"

Nita mengerucutkan mulutnya sebal. Oke, candaannya tadi receh. Dasar teman!

"Nih neng cantik-cantik, pesenannya udah dateng, selamat makan ya neng cantik," ucap Mas Jono-penjual bakso- .

"Makasih Mas," jawab mereka serentak.

Keenam perempuan itu mulai meracik saos serta sambal untuk bakso tersebut.

------

Setelah selesai makan kemudian mereka membayar bakso dan beranjak dari tempat duduk mereka.

Saat berjalan keluar kantin, tiba-tiba Dinda menabrak seseorang karena Dinda sedang asyik bermain handphone saat berjalan.

"Bisa jalan gak sih?!" Teriak cowok itu. Dinda menundukkan kepalanya.

Kelima cewek itu pun kaget melihat siapa yang tadi ditabrak Dinda. Kemudian Dinda mendongakkan kepalanya dan ia kaget melihat siapa yang dihadapannya.

"Kak Rio?"

Ya. Rio adalah mantan Dinda. Mantan yang masih Dinda sayangi. Tapi, dengan jahatnya Rio selingkuh dengan teman perempuan Rio sendiri. Hancur hati Dinda saat itu.

Melihat mereka berdua bertemu, maka Ara dan kawan-kawannya pun mengajak Dinda pergi dari kantin.

Tapi, tangan Dinda dicekal oleh Rio,"lepasin kak."

Rio mengeratkan cekalannya pada tangan Dinda,"gak. Lo gak akan gue lepasin. Lo gak bisa pergi lagi dari gue."

Airmata Dinda mulai menetes,"Kak...aku mohon, lepasin aku kak."

Semua sorot mata menatap Dinda dan Rio. Ara dan kawan-kawan pun tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ia tahu, Rio adalah orang yang tidak bisa ditentang. Sekali menentangnya maka orang yang ada dihadapannya celaka. Maka, mereka memilih diam. Jika terjadi sesuatu mereka akan menentang Rio.

Rio tersenyum sinis, "ayo balikan?!"

Sontak semua orang ada disitu kaget. Pasalnya, dengan mudahnya Rio mengucap kata 'balikan' kepada Dinda. Ia tidak mengetahui bagaimana perasaan Dinda saat ia tahu kalau Rio menyelingkuhinya.

Ica yang tidak tahan dengan perbuatan Rio langsung berdiri dihadapan Rio dengan Dinda di belakangnya.

"Heh, cowok kardus!! Dasar gak punya malu lo ya? Dengan mudahnya lo ngajak Dinda balikan, sedangkan lo dulu enak-enaknya selingkuh dibelakangnya!! Bego kok dijaga!! Gak malu lo, hah?!!" Ucap Ica dengan keras. Hingga semua orang yang ada di kantin melihat hal tersebut.

Rahang Rio mengeras. Ia menahan emosi. Dengan lantangnya Ica mengucapkan itu dan membuat reputasi Rio akan hancur.

"Minggir!!" Ucap Dinda. Kemudian ia berlari keluar kantin.

Ara dan kawan-kawannya pun mengikuti arah Dinda pergi. Ia takut terjadi apa-apa kepada Dinda.

Rio kini ditatap oleh banyak orang yang ada di kantin. Ia sejujurnya malu. Tapi, ia memasang muka 'bodo amat'nya biar tetap terlihat keren. Kemudian ia berjalan keluar dari kantin dengan mengepalkan tangannya.

------

Keenam cewek tersebut kini berada di taman belakang sekolah. Dinda menangis dengan keras disitu.

Teman-temannya bingung. Pasalnya Dinda tidak pernah seperti ini. Padahal, waktu tahu jika Rio selingkuh ia tidak sampai seperti ini. Paling hanya melamun dan tidak menghiraukam siapapun yang mengajak bicara kepadanya.

Dinda yang notabene nya cewek yang sangar dan galak, juga ditakuti oleh beberapa cewek yang berada di kelasnya, bisa menangis dengan hebat gara-gara seorang cowok. Lalu, bagaimana dengan cewek yang kalem?

"Udah, Din, gak usah dipikirin lah cowok kardus kayak dia," Ucap Ara sembari memeluk Dinda dari samping.

"Iya, Din. Udah, jangan nangis ya, gue bingung mau ngapain," kini Rissa yang berbicara.

Semua sahabat Dinda termasuk Ara pun menenangkan cewek itu. Mereka tidak ingin sahabatnya itu kenapa-napa.

"Gue...gue...takut...gue takut kalau...kak Rio ngapa-ngapain gue... hiks...," ucap Dinda dengan airmata yang terus menetes.

"Udah..ada kita kok, jadi lo gak usah takut ya," kata Fia.

"Iya..Fia bener. Udah gak usah dipikir. Anggap aja tadi itu setan lewat," ucap Nita.

Ara dan teman-temannya pun kini memeluk Dinda. Seperti itulah teman. Jika salah satu diantara mereka yang sedih, maka mereka akan menenangkan dan memberi dukungan. Karena pada dasarnya teman itu mendukung, bukan menjatuhkan temannya sendiri.

'Sebaik-baiknya orang adalah orang yang berguna bagi temannya sendiri,'
-Ara

'Karena gue yakin, sesedih apapun pasti ada teman yang selalu nguatin gue. Gue bahagia punya teman kayak mereka. Gue gak bakal sia-siain mereka yang telah mendukung gue,'
-Dinda.

***

Bagaimana part ini?

Maaf ya kalau jarang update.
Jangan lupa vote+commentnya ya

Terimakasih❤

If You Know [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang