"Aku ini apa untukmu?" Tanyaku
"Tentu saja kau seorang perempuan, dimataku" jawabnya
"Lalu, aku ini siapa bagimu?" Tanyaku lagi
"Kau ... kau temanku" jawabnya dengan ekspresi heran karena pertanyaanku
"Temanmu? Apa benar begitu?" Kataku sedikit gagu
"Ya, kenapa kau bertanya hal seperti itu?" Sahutnya dengan kedua alis ditautkan
"Ingatkah kau, akan perkataanmu waktu itu?" Kataku kemudian
"Banyak hal yang aku katakan, jadi bicaralah yang jelas" katanya dengan raut penuh tanda tanya
"Kau pernah bilang padaku bahwa kau senang mengenalku, kau pernah bilang padaku bahwa kau bahagia bertemu denganku, kau pernah bilang bahwa kau bersyukur menemukanku, dan kau pernah bilang bahwa kau beruntung memilikiku" Ungkapku dengan napas terengah menahan tangis
Deg!!
Dia diam karena terkejut. Wajahnya sedikit pucat karena shock dengan apa yang barusan kukatakan..
Bagaimana tidak, aku nyaris berteriak padanya.Hening ...
Sedetik kemudian aku melanjutkan
"Aku selalu katakan padamu bahwa aku menyukaimu. Aku selalu katakan padamu bahwa aku merindukanmu. Aku selalu katakan padamu bahwa aku hanya ingin kau. Aku selalu katakan padamu bahwa kau satu satunya. Aku selalu katakan padamu bahwa jangan pernah tinggalkan aku. Aku selalu katakan padamu untuk jangan pernah melihat orang lain selain aku. Aku selalu katakan padamu untuk jangan berpaling. Aku selalu katakan padamu untuk selalu disisiku" Ucapku. Kali ini benar benar menangis
Mulutnya terbuka . Mulai bergerak menyahuti perkataanku. Aku penasaran!"Ya, memang benar aku mengatakan hal itu" jawabnya mencoba setenang mungkin
"Lantas?" Sahutku cepat
"Itu sebabnya aku tidak bisa meninggalkanmu sebab kau memintaku untuk tinggal, itu sebabnya aku tidak bisa berpaling sebab kau menyuruhku untuk hanya melihatmu, itu pula sebabnya aku tidak pernah pergi dan selalu disisimu karena kau ingin aku begitu" katamu dengan suara bergetar
Aku bisa melihat beda raut wajahmu.
"Bukankah memang itu yang seharusnya dilakukan seorang pria terhadap wanitanya? Bukan kah memang itu yang seharusnya kau lakukan untuk orang yang kau cintai? Sudah seharusnya begitu" ucapku lirih tanpa memandang wajahnya
"Tunggu... "
"Pernahkah ku katakan bahwa aku mencintaimu?" Jawabnya tanpa menatap wajahku
Deggggggg!
Kali ini, aku yang diam.
Terasa sesak. Badanku lemas. Wajahku pucat. Otakku berpikir lebih keras mencoba mencerna apa yang baru saja aku dengar.Aku lunglai.
Memang salahku. Seribu kalipun kupikirkan tetap saja aku yang salah.
Aku memaksanya. Aku menyiksanya sekian lama.Pertanyaannya barusan menyadarkanku.
Selama ini, sejauh ini. Raganya milikku, tapi tidak hatinya.Np:
Jangan malu bertanya pada seseorang disampingmu apakah dia mencintaimu atau tidak.
Terkadang kenyataan yang sebenarnya tidak sama dengan yang terjadi.
Karena terkadang keegoisan menutup kesempatan orang itu untuk mengatakan yang sebenarnya dia rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full of word
Short StoryKetika aku mendeskripsikanmu dengan kata kata halaman ini hanya akan penuh dengan 'kata kata' tak ada cerita, tak mirip novel, hanya ungkapan hati dengan kata