Collaborate: Best Guilty Relief & A Letters To Parents

3 0 0
                                    

Kepada mama,
Bisakah berhenti mengeluh?
Tidak! Lebih tepatnya, ku mohon berhenti berceloteh tentang dia. Pria tidak tahu malu yang membiarkan gadis secantik dan sehebat kau bekerja terlalu keras. Pria bodoh yang otaknya hanya penuh dengan ayah, ibu dan adiknya tapi tidak ada tempat untuk istri dan anaknya sendiri. Pria 57 tahun yang selalu memberi luka untukmu. Pria... Pria itu.. Orang yang pernah kau (kasihi).
Berhenti mengomel! Jadilah lebih diam! Tidak akan ada yang berubah dengan ceramah panjangmu tentang dia! Dia tidak pernah memikirkanmu! Dia tidak pernah ambil pusing dengan ucapanmu. Dia hanya membiarkanmu dan lalu ketika amarahnya memuncak, dia melukaimu.

Tolong, jangan mengeluh di depanku, ya? Semakin kau membicarakannya, semakin aku ingin pergi.

Jadi, bisakah maafkan saja dia?

Kepada papa,
Aku mencoba sebisa mungkin menyayangimu, tapi apa yang harus ku lakukan? Aku tidak bisa. Kau terlalu naif untuk mengakui kesalahanmu. Kau terlalu seenak hatimu. Kau terlalu banyak bermain di usia mudamu. Bagaimana bisa di usia senjamu kau masih tidak punya kesadaran? Bangunlah! Ada perempuan baik di sebelahmu! 30 tahun pernikahan kenapa tidak bisa tetap sama seperti awal perkenalan? Berhenti berteriak! Berhenti menghancurkan barang milikku! Berhenti hidup dalam duniamu!
Tidakkah kau lihat ibuku?
Tidakkah kau rasa makanan di rumah lebih lezat dari makanan yang di suguhkan adikmu?
Tidakkah kau sadar kau butuh kasih sayang anakmu?
Tidakkah kau sadar, kami di sini?

Jadi, bisakah minta maaf pada perempuan itu?

Kepada orang tua,
Berhenti memperlihatkan raut tidak suka kalian. Berhenti memperlihatkan betapa kalian saling membenci. Berhenti meributkan hal kecil. Berhenti menunjukkannya di depanku.

Betapa aku ingin membantah bahwa aku memiliki kalian.

Full of word Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang