"Ayaaaaaaaah" teriak gadis mungil yang duduk di atas sepeda roda tiga nya
"Iya sayang, tunggu sebentar" jawab pria berusia sekitar pertengahan 30'an kurasa.
"Adek takut jatuh, tapi adek pengen belajar sepedaan roda dua" pinta gadis kecil itu sambil mengerucutkan bibirnya hingga ia terlihat imut sekali
"Kamu tidak akan jatuh, ayah takkan biarkan segores luka pun mengenai tubuhmu, mari ayah bantu, sayang" ayahnya dengan segera melepaskan roda 3 sepeda itu, lalu memegang tangan gadis kecil itu di atas stang sepeda, lalu dengan sangat hati hati mendorong sepeda itu perlahan, membuat gadis itu tertawa senang mengendarai sepedanya tanpa takut jatuh.
Aku tersenyum melihat keduanya. Sederhana tapi menyenangkan. Lantas saja terngiang di otakku kenangan masa kecil. Aku pernah menjadi gadis itu. Aku kecil berkendara sepeda di pegang ayah. Aku kecil di gendong menaiki eskalator mall dengan ayah. Aku kecil di jemput pulang dengan motor bobrok ayah setelah lelah belajar. Aku kecil di belikan mainan oleh ayah yang uangnya tidak cukup. Aku kecil di selamatkan ayah dari buli teman teman
Dan aku yang sekarang akan berada di pelukan ayah lagi setelah 4 tahun merasa tidak aman. Sekarang, aku akan mendapatkan balik keamanan itu.
Ku raih pegangan koper, berdiri lalu melangkah pergi.
Aku pulang.
Ke tempat aman.
Pelukan ayah.
Cerita ini di dedikasikan untuk orang orang yang merindukan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full of word
Short StoryKetika aku mendeskripsikanmu dengan kata kata halaman ini hanya akan penuh dengan 'kata kata' tak ada cerita, tak mirip novel, hanya ungkapan hati dengan kata