Ketika masih menuntut ilmu di sekolah menengah atas, Dara pernah mendapati selembar kertas dengan tinta merah bertuliskan kalimat "I wish you were lower middle class, Dara. You need that experience to be human." di dalam laci mejanya. David yang sedang bersamanya merampas kertas tersebut, dan langsung menanyai seisi kelas untuk menemukan pelakunya. Ketika tidak ada satu orangpun mengakui kertas tersebut sebagai pekerjaannya, dengan tegas David mengadukan hal tersebut kepada guru, karena dengan sekali lihat saja semua orang tahu kalau kalimat tersebut mengandung kebencian dan bahkan ancaman. Menjadi ironis karena ketika tertangkap, sang pelaku mengaku menyimpan kebencian atas kehidupan Dara yang sempurna; cantik, pintar, tak mengerti arti kekurangan, dan mengencani pria yang tak sengaja mematahkan hati banyak gadis ketika akhirnya memutuskan untuk berpacaran. Terlalu sempurna hingga mengundang dengki dan iri hati bagi orang lain.Dara sendiri selalu berpikir kalau apa yang didapatkannya adalah berkat pilihannya. Dan ia bekerja dengan sangat keras, juga mengorbankan banyak hal demi mempertanggungjawabkan pilihan tersebut.
Ketika menyadari kalau kedua saudaranya memiliki kecenderungan menjadi monster di dalam pelajaran, Dara mencoba menyaingi keduanya. Ia belajar dengan sangat keras untuk mengejar nilai-nilai Andra dan Nendra, namun harus menerima kenyataan kalau ia produk yang sedikit berbeda dari kedua saudaranya. Indeks prestasi 3,5 adalah penghinaan bagi Andra dan Nendra, namun Dara memilih untuk berpuas diri karena ia telah mencoba sampai batas kemampuan terakhirnya untuk memperoleh nilai tersebut. Selama ia sudah mencoba untuk menjadi yang terbaik, maka Dara tidak akan mengeluh.
Ketika menatap ke dalam cermin dan menyadari kalau ia bisa menjadi sosok yang lebih menarik, Dara mulai belajar merawat diri dan mengenakan riasan. Ia menangis ketika mencabuti alis tak beraturannya agar terbentuk rapi, dan tak bisa mengatupkan bibir ketika untuk pertama kali mengenakan pelembab rasa strawberry. Dengan sukarela ia membiarkan Andra menjadi pengawas olahraga yang kejam, demi mendapatkan tubuh yang kencang dan sehat. Dara bahkan mengemis dan menjadi pembantu bagi Nendra, ketika menyisihkan uang jajan tak lagi menjadi jalan keluar untuk mendapatkan alat-alat kecantikan yang diinginkannya.
Bukan sekali dua kali Dara menerima tanggapan negatif atas penampilannya. Beberapa bahkan tak segan-segan mengatakan kalau kecantikannya tak alami, melainkan karena bantuan polesan kimia. Biasanya Dara menanggapi komentar semacam itu dengan putaran bola mata, berikut polesan lisptik merah menyala pada bibir. Tuhan telah mengaruniakan kecantikan bernilai tujuh kepadanya, dan Dara percaya kalau Tuhan tak akan murka karena ia merawat pemberian-Nya agar memiliki nilai sembilan. Kalau orang lain berpikir ia menjadi tak alami karena mengoleskan perona pada pipinya yang pucat, maka Dara akan membiarkannya. Bukan salahnya kalau beberapa orang mengaku puas berpenampilan tanpa polesan make up, namun tidak bisa menahan diri untuk mengomentari pilihan orang lain.
Menjadi kekasih David juga bukan hal yang terjadi begitu saja, melainkan melalui sebuah proses yang cukup alot, karena Andra dan Nendra sempat menentang hubungan mereka. Setelah mendapat izin, Dara juga harus berani mengambil resiko untuk merelakan sebagian kebebasannya, karena David adalah kekasih yang pencemburu. Sebagai remaja yang baru mengenal cinta, Dara tidak mengerti cara mengendalikan hubungan mereka agar tetap sehat. Sebaliknya ia terjerumus semakin dalam dan menjadikan David sebagai pusat dunianya. Selain kehilangan waktu dengan kedua saudaranya, Dara juga kehilangan teman-temannya. Puncaknya ia mengalami kehilangan keinginan untuk mencintai laki-laki lain setelah David menghancurkan hatinya, dan semua itu terjadi karena dulu ia memilih untuk mencintai pria itu.
Dara tidak bisa memilih orangtua atau keluarga untuk dirinya sendiri. Adalah Tuhan yang memutuskan agar ia dilahirkan di dalam keluarga Bastiaan yang berkecukupan dan ia mensyukurinya. Tapi waktu telah mengantarkannya pada usia dewasa, dan Dara memilih untuk berjuang agar tetap bisa hidup berkecukupan seperti ketika masih ditopang oleh orangtua, karena ia memang senang menghambur-hamburkan uang. Berbeda dengan kedua saudaranya yang menanam uang mereka untuk investasi masa depan, Dara menabung hanya untuk mendapatkan barang-barang mewah yang diinginkannya. Ia memilih untuk bersenang-senang dan melakukannya dengan sangat baik, sampai Andra dan Nendra mulai berpikir untuk menyisihkan sebagian pendapatan mereka, untuk berjaga-jaga seandainya nanti Dara bangkrut karena kehidupannya yang glamour.
KAMU SEDANG MEMBACA
28+ (Slow Update)
ChickLitNama : Adara Darra Kelas : XII IPS3 M.P : Bimbingan Konseling. Tulislah sebuah surat berisikan lima kriteria pasangan hidup (suami/istri) untuk diri kamu sendiri di masa depan! Kepada diri saya sendiri di masa depan, Menurut Ibu Susan, kamu akan me...