+14 : Kamu Kelihatan Seksi Kalau Lagi Ngelawan Mas

181K 17.7K 1.1K
                                    

Dara sudah mencoba untuk menahan tangisannya, tapi sulit untuk dilakukan ketika ia sadar bahwa ia sudah kalah. Seluruh argumennya berhasil dimentahkan oleh El dan Dara terpaksa harus menelan pil pahit bernama kebenaran kalau El benar tentang dirinya yang terlalu banyak menyimpan drama. Dara sakit hati oleh penilaian terus terang El, ia tertampar karena cara berpikirnya dikritik tanpa ampun, namun yang paling membuatnya merasa tidak berdaya, tidak ada satu sanggahan pun yang bisa ia berikan untuk membenarkan diri di hadapan El.

Pandangan Dara sudah tertutup oleh airmata ketika El menarik tangannya. Dara tidak tahu bagaimana cara El melakukannya, tapi tiba-tiba saja ia sudah berada di atas pangkuan pria itu. Dengan sedih Dara menenggelamkan wajahnya di dalam leher El, sempat berpikir untuk menggigit kulit pria itu sebagai balasan atas mulut pedasnya, namun tidak ingin membuat El berpikir kalau ia gadis kekanakan. Sudah cukup ia mempermalukan dirinya sendiri dengan semua pertengkaran mereka, tidak perlu ditambah dengan adegan tolol lainnya.

"Udah nangisnya," El berkata di antara kegiatannya mengusap-usap punggung Dara untuk menenangkan gadis itu, "Sebenarnya Mas lebih suka dibantah daripada dikasih airmata. Kamu kelihatan seksi kalau lagi ngelawan Mas."

Dara mencoba untuk berhenti, namun tidak bisa. Airmatanya terus mengalir sampai ia tersedak oleh isakannya sendiri. Uluran air minum dari El juga tidak banyak membantu, karena Dara masih saja tersedu-sedu. Pada akhirnya Dara mendengar El menghela napas dan kembali merapatkan tubuh mereka dalam sebuah pelukan, membiarkannya mengeringkan seluruh persediaan airmatanya.

Dara tidak tahu seberapa lama waktu yang dihabiskannya untuk menangis. Yang ia tahu kedua matanya mengantuk karena lelah dipaksa mengeluarkan airmata. Gadis itu sudah hampir memejamkan mata ketika El memecahkan kebekuan di antara mereka, "Mas antarkan pulang ya?"

"Motor Mas?"

"Aman di kantor. Tadi Mas ke sini numpang dengan teman."

"Besok ke kantornya gimana?"

"Naik ojek," Jawab El singkat, "Pindah ke kursi sebelah, Mas antarkan pulang."

"Ngggg."

"Kita bisa mampus kalau nyetir sambil pangku-pangkuan kayak gini," Kemudian El menyambung dengan ringisan, "Lagipula kaki Mas udah mati rasa."

Dara mengangkat kepalanya dan memberi El rengutan ketika bertanya, "Mas mau bilang kalau Dara berat?"

"Mana mungkin nggak berat kan?" Cengir pria itu, "Porsi makannya aja saingan sama Mas."

"Kan supaya nggak anoreksia!" Kilah Dara membela diri, "Kata Evan Brahmanta, anoreksia itu tragedi."

"Evan Brahmanta?" Kening El berkerut sekarang, "Siapa lagi itu?"

"Mas El nggak gaul. Evan Brahmanta aja nggak tahu," Dengus Dara sambil kembali menyandarkan kepalanya di pundak pria itu, "Dara ngantuk."

El menghela napas dan sudah akan memindahkan gadis itu kembali ke kursi penumpang ketika Dara mempererat pelukannya sampai El hampir tercekik. Sadar kalau Dara tidak berniat untuk melepaskannya dengan mudah, akhirnya El berjanji, "Iya, nanti sampai di rumah dipeluk lagi. Pindah sebentar ya? Mas nggak bisa nyetir kalau kayak gini."

"Janji?"

"Janji."

Dan Dara masih berpikir kalau El tidak mau mengalah padanya? Dara benar-benar harus mengubah cara pikirnya setelah ini.

*

28+ - JessJessica

*

28+ (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang