+33 : Secepatnya Nyonya Dathan

152K 12K 673
                                    



Dara terbangun karena udara dingin yang menerpa pundaknya. Sambil mendesah karena kantuk masih mendera, gadis itu mencoba menggerakkan tubuh hanya untuk mendapati kalau kakinya digenggam dengan cukup kuat. Kebingungan gadis itu menunduk dan langsung tersentak karena mendapati kedua kakinya bersandar dengan nyaman di atas dada El yang tertidur pulas.

Lama Dara mencoba menggali ingatan yang masih dibuai oleh kantuk sampai tersadar kalau ia dan El baru saja melangsungkan pesta pernikahan. Seusai pesta yang berlangsung sampai malam menjelang, Dara langsung digiring untuk membersihkan diri, sementara El masih mengobrol dengan keluarga dan tamu. Dara yang lelah dan mengantuk merasa tak sanggup untuk keluar dari kamar, jadi ia memilih beristirahat sembari menunggu El memisahkan diri dari tamu. Sepertinya Dara tertidur selagi menunggu kedatangan suaminya, lalu El yang tak tega membangunkan, memilih untuk menyusul tidur setelah membersihkan diri.

Berhasil mengambil kesimpulan akan apa yang terjadi membuat Dara mengalihkan perhatian pada kakinya yang bertengger nyaman di dada El. Menyadari kalau ia telah berputar 180 derajat dalam tidurnya, Dara mencoba menarik diri dengan gerakan sehalus mungkin agar tak membangunkan El. Setelah berhasil membebaskan diri, Dara langsung memperbaiki posisinya, merapikan rambut dan tak lupa mengembuskan napas ke telapak tangan untuk memastikan kalau ia tidak mengalami masalah dengan aroma napas. Puas dengan penampilannya, barulah gadis itu mengguncang bahu El sambil berbisik, "Mas? Mas El."

Dengkuran halus El terhenti ketika menggumam, "Hm?"

"Dingin," Dara memajukan bibir dengan ekspresi merajuk, "Bangun dong, Mas. Istrinya minta dipeluk nih."

El tidak sanggup membuka mata karena kantuk mendera, namun sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman ketika membuka lengan dan menarik Dara ke dalam pelukan. Dengan tangan yang lain ia menarik selimut guna menutup tubuh mereka dan bertanya, "Masih dingin?"

"Hangat," Jawab Dara sambil menguap.

"Tidur," Tangan El yang hangat bergerak untuk mengusap-usap rambut Dara, "Tidur, sayang."

Dara memejamkan mata karena ia memang masih mengantuk, namun sebelum benar-benar terlelap ia masih sempat menekan kening pada bibir El yang langsung bergerak untuk memberinya sebuah kecupan. Pelukan El yang menenangkan mengantarnya kembali ke dalam tidur, dan Dara hanya berharap... agar ketika mereka terbangun nanti ia tak lagi berputar dalam tidurnya. Atau yang lebih parah membangunkan El dengan tendangannya. Semoga saja.

*

28+ - JessJessica

*

"Bolpoin, bolpoin, bolpoin."

Suara Dara terdengar cemas ketika mengulangi kalimat tersebut sementara tangannya bergerak mengacak tas. Frustrasi karena tak bisa menemukan benda yang dicarinya, gadis itu memilih untuk menyerah dan menyandang tasnya begitu saja. Setelah menyambar kunci dari nakas gadis itu langsung berlari keluar dari kamar, melesat ke ruang tamu, kemudian melompat ke dalam mobilnya yang terparkir di luar pagar, sambil tak lupa mengeluarkan sungutan bernada jengkel, "Mas Nenen ini gimana sih? Udah pakai mobil orang lain tanpa permisi, parkir sembarangan pula!"

Meskipun kesal pada Nendra, Dara tetap tak lupa menekan klakson untuk menyapa satpam kompleks yang sedang berjaga. Tapi sepertinya hari ini bukan keberuntungannya, karena bukannya mendapatkan sapaan ramah, Dara justru dihadiahi ekspresi bingung yang membuatnya menatap cermin, lantas meringis ketika menyadari kalau sebagian rambutnya masih tergulung oleh roll berwarna-warni. Dengan cengiran malu Dara menarik benda-benda yang bergelantungan di kepalanya, kemudian menekan gas untuk menambah laju kendaraannya.

28+ (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang